Bab 18 - Aku Astacakra
Warok-warok lain murid Warok Sentadu baru menyelesaikan lelana brata mereka. Terkejutlah mereka sampai menjatuhkan diri pada lutut. Mereka kira mereka salah masuk desa. Dikiranya Warok Celepuk dan Warok Beluk mencandai mereka saat buka gerbang desa kedua. Langit begitu haru biru. Langit yang menggugah hati dan jiwa. Mereka datang tepat di kumpul-kumpul syukuran desa Randucakra. Penduduk desa menyelamati Astacakra baru mereka.
"Sambutlah Astacakra baru kita." Warok Belibis memandu acara makan-makan. "Ia telah berhasil menyelamatkan sepupunya yang dalam bahaya, dan lebih dari itu, ia pun membuat perubahan luar biasa terhadap semesta kita. Atas nama para Baureksa Luhur, terberkatilah desa kita!"
"Aku akan kembali ke dunia asalku. Aku berjanji akan datang ke sini lagi. Tato Astacakra di dadaku mewujud sabuk bintang ujung delapan di duniaku. Kalau ada bahaya aku akan merasakan sabukku bergetar. Dalam sekejap aku akan kembali. Inilah tugasku sekarang. Ingat kataku, ini hanya permulaan. Langit baru, kehidupan baru." Moses berpamitan kepada Warok Sentadu. Mereka melipir dari acara jamuan.
Rakila yang sudah sadar, linglung mencerna situasi. Moses mengatakan semua akan baik-baik saja. Moses tahu, ketika Rakila kembali ke dunia asalnya, ia tidak akan mengingat apa pun yang terjadi di sini. Kalau ingat, ia akan heboh setiap waktu. Moses tidak ingin identitas keduanya diketahui orang-orang.
"Baiklah, selamat datang kembali, Astacakra." Warok Sentadu menjura. Moses balas menjura.
Moses menekan delapan titik tato bintang Astacakra di dadanya. Dalam sekejap ia lenyap dari pandangan Warok Sentadu. Dua anak manusia kembali ke dunia asal mereka.
"Ah, sudah selesai rupanya." Kata Mbah Tetuka. Waktu yang membeku kembali mencair.
"Loh, perasaan belum ada sedetik." Kata ayah Moses. Ia kaget anaknya sudah kembali bersama sepupunya. "Seperti kamu belum ke mana-mana. Tapi syukurlah kamu sudah membawa kembali Rakila."
Moses tersenyum lebar, ia menahan tawa karena Rakila keliatan kebingungan.
"Loh, kok kita ada di sini? Bukannya tadi lagi di jemuran?" kata Rakila.
"Ah, ngaco kamu. Orang kita diajak ayahku jalan-jalan," senggol Moses.
"Auk amat lah. Puyeng." Rakila memang pusing kepalanya. Sebab ingatan mengerikan yang terjadi kepadanya di dunia Raikewan sudah dihapus.
Mbah Tetuka tertawa. Ia memanggil Moses untuk mendekat. Ia membisik, "Minggu depan datang lagi kemari. Ada yang ingin mbah tunjukkan." Moses mengangguk.
"Yuk pulang." Ajak ayah Moses.
Di rumah, ayah Moses langsung mengajak anaknya ke kamar dan menginterogasi. "Bagaimana bagaimana?"
"Tenang ayah. Pelan-pelan. Moses akan ceritakan semuanya, dan pastinya akan menjadi inspirasi baru buat cerita yang ayah tulis nanti."
"Sedap!"
Di penjara langit. Duruwiksa berbincang dengan entitasnya sendiri. Kita boleh saja digagalkan kali ini. Kita biarkan mereka menang. Kita tunggu saja benih yang kita tanam di anak manusia itu bertumbuh. Saat yang tepat nanti, dia akan menjadi senjata kita mengubrak-abrik dunia manusia.
Saat sabuk Astacakra bergetar, Moses lari untuk memberitahu ayahnya. Ayahnya pasang mata agar tidak berkedip. Jangan sampai keajaiban luput dari tangkapan mata.
"Aku bukan Gatotkaca ya Yah. Aku adalah Astacakra."Moses menyentuh pusat pada sabuk bintang ujung delapannya. Cahaya emas meletupdan menelan Moses. Hanya sampai situ saja ayahnya dapat mengingat, sebab waktutelah dibekukan. Selama apa pun petualangan yang Moses jalani di semestaWatukayu, hanyalah sekejap berlalu di dunia manusia.
--Tamat--
Mau dilanjutkan? Astacakra 2
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro