Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 1 - Hadiah Ulang Tahun

Siapa tak senang mendapat hadiah ulang tahun. Hari kelahiranmu diingat dan dirayakan dengan suka cita. Orang-orang terkasih menyayangimu dan membanjiri dengan ucapan selamat, beruntung lagi dapat hadiah aneka macam. Ibrahim Moses tengah berulang tahun. Jauh-jauh hari ayahnya telah berjanji akan memberinya hadiah yang tak diduga.

Ayahnya tidak berbohong. Hadiah darinya sangat tak diduga.

Siapa dapat menduga kalau sabuk antik bintang ujung delapan yang sudah pudar warna emasnya, dapat menghantarkan orang ke dimensi lain?

Moses tidak tahu menahu dari mana ayahnya mendapatkan barang antik itu. Mungkin dari penjual keliling barang loak yang dipapasnya di terminal. Ia tahu betul ayahnya memiliki satu pemikiran yang lain, yang perlahan-lahan mulai ditanamkan ke puteranya. Katanya, "Keajaiban bisa datang dari tempat yang paling kamu remehkan."

Di rumah, Moses memiliki dua sumber pembentukan pribadi yang berbeda. Ayahnya yang gemar hal-hal imajinatif dan kegemaran yang sering berganti-ganti tergantung panggilan hati, suka menceritakan dongeng-dongeng kepahlawanan. Baik karangannya sendiri atau pun dongeng populer yang sedikit banyak sudah dia poles biar makin seru. Melalui ayahnya, Moses mengenal Gatotkaca. Tokoh wayang yang menjadi panutannya. Melalui kisah Gatotkaca Moses mendapatkan beberapa pelajaran penting. Terutama tentang peran setiap insan di dunia.

Pembentukan pribadi luhur datang dari ibunya. Kisah-kisah kenabian dipelajarinya di jam mengaji selepas Maghrib, ibunya menceritakan Nabi yang mampu membelah lautan demi menyelamatkan umat. Nabi itulah yang menjadi nama terakhir dari serangkaian tiga nama nabi yang disandangnya. Musa. Kisah Nabi Musa AS pun tidak kalah membuatnya terkagum dari Gatotkaca. Melalui dua itu, Moses tergugah agar selalu tak gentar menghadapi hari.

Ulang tahunnya ini bertepatan dengan dirinya yang hendak masuk SMP. Seragam dan perlengkapan lainnya sudah disiapkan apik oleh ibunya. Kemudian ayahnya melengkapi satu yang kurang, menurutnya, walau sudah tentu dipersiapkan oleh ibu. Beberapa hari sebelum hari ulang tahun, ayahnya berkata, "Satu keping yang penuh keajaiban akan melengkapimu sebagai Muhammad Ibrahim Moses, sebagai manifestasi atas kebajikan dan keberanian seorang pahlawan. Moses, kamu adalah pahlawan ayah."

Sebagai seorang anak, tentu hatinya tersentuh oleh ucapan itu. Moses merasa jadi lebih berani. Seolah dia siap melawan pasukan korawa saat itu juga.

Hadiah itu didapatnya pada Sabtu malam. Ayahnya seharian tidak terlihat, menjumpai para pedagang loak kata ibunya. Harta karun dari tempat kumuh. Pikir Moses. Ayahnya membangunkannya tengah malam. "Selamat ulang tahun yang ke tiga belas, pahlawanku Moses. Gatotkaca ayah."

Moses menguap dan digelayuti kantuk, bangun duduk dan menghadap ayahnya. Tahu-tahu di tangannya sudah ada bungkusan kertas cokelat. "Apa ini yah?"

"Pelengkapmu." Kata ayahnya dengan penuh keyakinan.

Mendengar itu Moses jadi gugup. Kantuk hilang begitu saja. Segera ia buka bungkusan yang ditali oleh tambang kecil. Bentuknya mengingatkannya segera kepada Gatotkaca. Sebuah sabuk kulit dengan kepala sabuk berbentuk bintang berujung delapan. Ia duga warna aslinya adalah emas, karena didapat dari toko barang antik, sudah pudar dan kusam. Meski begitu, bentuknya menyiratkan keunikan dan keajaibannya sendiri. Moses jatuh hati pada hadiahnya. "Ini bagus sekali, Ayah. Seperti bintang di dada Gatotkaca."

Moses melanjutkan tidur dengan menggenggam sabuk antik itu. Ia tak sabar ingin menunjukkannya ke Rakila Sunuaji, sepupunya.

Moses tidak sadar dirinya sudah diperingatkan dalam mimpi yang dikiranya adalah mimpi petualangan biasa. Di mimpinya dia terbang sambil mengenakan sabuk antik itu. Dunia yang dia jelajahi melalui jalur udara adalah dunia yang sama sekali berbeda. Langitnya tanpa awan, dengan tirai bergelombang hijau seperti aurora. Di delapan penjuru muncul lingkaran-lingkaran yang bercahaya terang, mengikuti ke mana pun dirinya melesat. Fokusnya tidak pada bagaimana penampilan dirinya yang bagai melihat segala, matanya bagai mata semesta. Di penghujung dunia itu sedang terjadi kekacauan. Ledakan di mana-mana dan tanah bergoncang dahsyat. Moses terbangun ketika ledakan cahanya membutakan matanya.

Ia sering mendapatkan mimpi yang serupa namun beda cerita, jadi dianggapnya bunga mimpi biasa.

Kebetulan Rakila Sunuaji, sepupu dekatnya, sedang berkunjung ke rumah Moses bersama ibu dan adiknya di hari Minggu. Rakila tiga tahun lebih tua dari Moses. Sepupu paling seru kalau diajak bermain tempur-tempuran. Ibu Rakila membawakan hadiah mobil-mobilan buat Moses. Rakila membawakannya satu set krayon baru.

"Kil, hadiah dari ayahku keren deh." Moses mengajak Rakila ke lantai atas tempat jemuran pakaian.

"Lah, barang bekas." Ledek Rakila.

"Ini barang antik namanya." Moses menampik.

"Biasa aja sih buatku." Rakila merebut sabuk bintang berujung delapan itu dari tangan Moses. Dia mencermatinya dan mengendus-endusnya.

"Heh, ngapain diendus-endus?"

"Baunya enak."

"Sableng."

Ada suara klik ketika Rakila mengutak-atik kepala sabuk itu. Bagian logamnya ternyata bisa diputar.

"Wah aku baru tau kalau bisa diputar." Moses merebutnya lagi. Diputarnya tiga kali. Klik. Klik. Klik. Di setiap putaran, alur pahatan di bintang itu seperti menyambung dengan alur pahatan di lempeng logam dasarnya.

"Siapa tau barang antik ini adalah kotak harta karun. Coba putar-putar sampai terbuka. Biasanya sih begitu." Rakila menambah putarannya terhadap kepala sabuk.

Kemudian Moses menambah satu kali putaran lagi.

Klik.

Ada yang terbuka.

"Tuh kan bener!" Rakila loncat kegirangan. "Harta karun!"

Adalah pusat bintang yang berbentuk kebulatan yang terbuka. Emas di situ masih mengkilat. "Emas, Kil." Mereka meletakkan sabuk itu ke lantai dengan hati-hati. Lekat-lekat mereka mengamati.

Rakila menyentuhkan telunjuknya ke pusatbintang. Moses terlambat menangkal. Yang terjadi berikutnya adalah mereka berdua lenyap dari lantai atas tempat jemuran pakaian.    

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro