!!!Special Program!!!
9
8
7
6
5
4
3
2
1
>>Special Program<<
"Halo minna-san, apa kabar?" Sapa Kayano didepan sebuah pintu.
"Kita akan memberi sebuah tantangan kepada salah satu anggota keluarga ACC (Assasination Classroom Channel). Kali ini kita akan memberikan tantangan special kepada Setan Merah kita, Akabane Karma" ucap Kayano. Ia menghadap kearah pintu dan mengetuknya. Tidak ada balasan. Ia mengetuk berkali-kali hingga pemuda bersurai merah itu membuka pintu dengan malas.
"Apa yang mau kalian lakukan disini? Buat ngucapin HBD? Masih kurang 5 jam lagi lho" tanya Karma, "Juga ini masih jam 7 malam, harusnya kalian sedang syuting untuk sinetron selanjutnya. Dan apa-apaan kamera tersembunyi didalam tasmu itu Maehara." Karma tidak bisa dijaili.
"HAH?!! Lo ulang tahun kar? Kapan?" Tanya Rio, "lagipula ini Special Program. Bermainlah dan terima tantangannya! Jangan jadi pengecut!" Entah sejak kapan Rio jadi kompor.
"Baiklah mari kita dengar apakah ia akan menerima tantangan dari kami di Special Program ini?" Kayano ikut jadi kompor.
"Ini program apaan sih?!! Di data manapun tidak ada tentang program ini!" Tanya Karma.
"Ini special program, tema saat ini adalah tantangan. Jadi kita buat konsep tentang tantangan" jawab Terasaka.
"Jadi kau mau menerima tantangan dari kami atau tidak?" Tanya Itona.
"Tidak berguna banget sih acaranya?!!" Karma bergumam kesal.
"HEH? Setan merah yang kita andalkan ternyata seorang pengecut?" Rio memprovokasi. Karma terbakar.
"Aku terima tantangan kalian!!!" Karma menerima tantangan.
•••>>> misi pertama
Karma diberi sebuah kertas berisi sebuah clue. Kemudian ia akan menyusuri sebuah rumah dengan CCTV disetiap sudutnya.
"Hanya ini saja? Gak menakutkan! Palingan Koro-sensei yang jadi hantunya." Tak lama setelah itu terdengar suara dentingan piano lembut. Memainkan sebuah not dengan ketukan yang ditentukan menghasilkan sebuah lagu, tempo yang tidak terlalu cepat malah mengalun lambat. Seolah menyayat jantung bagi pendengar. Lagu yang dibawakan adalah salah satu lagu karya Beethoven, lagu klasik yang populer hingga saat ini, lagu yang penuh dengan misteri.
"Ngapain juga pake la-ANJIR MATA LO KEMANA?" Jantung Karma berdetak tak karuan tatkala melihat pujaan hati-eh maksudnya seseorang-mendadak berada dihadapannya. Orang tersebut tidak mempedulikan karma dan terus berjalan.
"Itu tadi Chiba ga sih?" Tanya Karma.
"Iya kamu betul" jawab seseorang.
"Kukira siapa... eh... tadi kan aku tanya sama diriku sendiri tapi kok ada yang jawab." Karma balik badan. Hampir saja ia terkena pisau yang melayang yang hanya berjarak beberapa centi dari pipinya.
"Na-na-nagisa, kau membuatku terkejut" ucap Karma. Kakinya gemetaran disaat merasakan hawa dingin disekeliling Nagisa.
"Shi-shi-shi" Nagisa berucap pelan.
"Shi?" Karma tak mengerti.
"Shine!" Teriak Nagisa kemudian mengarahkan pisau kearah Karma. Karma menghindar dan menendang pisau itu hingga lepas. Nagisa tetap tenang dan mengambil pisau disamping kirinya.
"Kau masih ada senjata rupanya" ucap Karma mengambil pisau yang terjatuh. Sedetik kemudian Nagisa berlari pergi. Karma tidak diam, ia ikut mengejar.
Saat di pertigaan, Nagisa belok kanan. Tepat saat Nagisa berbelok, keluarlah Karasuma dari arah kiri. Karma menghentikan larinya karena jalannya terhadang oleh gurunya.
"Jangan terpancing, fokuslah pada tujuanmu!" Bentak Karasuma.
"Ka-ra-su-mah" suara wanita manja terdengar dari arah belakang Karma. Karma mendecih melihat kelakuan guru sablengnya.
Seketika Karasuma kabur diikuti oleh Irina dibelakangnya. Baru saja Karma menghela nafas atas kepergian gurunya, tiba-tiba sosok kuning berbadan besar melaju dengan kecepatan tinggi. Karma langsung tiarap agar tubuhnya tidak tertabrak gurita sialan tersebut.
GEDEBUK!!!
Makhluk kuning itu tepar saat tidak sengaja menabrak triplek. Sama triplek aja kalah apalagi sama Karma, ups.
"Koro-sensei?" Karma memastikan keadaan gurunya. Ia mendekat kearah makhluk yang sudah tepar itu.
"Nadinya dimana ya?" Tanya Karma sambil mengecek tentakel makhluk kuning itu. Tanpa disadari dua manusia berwajah pedo membawa karung. Karma hendak menghindar namun kalah cepat.
"Ikat yang rapat!" Perintah Maehara.
"Iya-Iya" balas Okajima sambil mengikat karung yang berisi Karma.
•••>>
Karma berhasil keluar dari karung dengan cara melubangi karung dengan pisau yang ia bawa.
"Pusing anjir" umpat Karma sambil memijat pelipisnya. Selama didalam karung ia merasa seperti naik ontang-anting dalam keadaan gelap.
"Dimana ini?" Ia tersadar telah berada dalam ruangan yang berbentuk persegi. Matanya mengamati sekitar. Penuh dengan kerdus, koran, dan beberapa alat lainnya.
"Ini gudang" gumamnya. Ia mencari pintu. Dengan memindahkan tumpukan kardus yang menutupi seluruh permukaan dinding. Memang seluruh dinding tertutup sempurna oleh barang-barang sehingga Karma kesulitan mencari jalan keluar.
[Disebuah ruangan]
"Hahaha! Rasain lo! Terjebak di gudang! Hahaha!" Tawa Terasaka menggelegar ruangan.
"Hmm, aku akan bertanya tentang persiapan misi selanjutnya" ucap Itona menyalakan ht.
"Halo agen Forever Flat" ucap Itona.
"WOI!" Teriak orang diseberang sana.
"Yaudah maaf. Oiya Trap! Bagaimana persiapan selanjutnya?" Tanya Itona.
"..."
[Gudang]
Karma berhasil menemukan pintu. Ia segera membukanya. Namun pintu tersebut terkunci.
"Sepertinya kuncinya ada di tumpukan sana deh" ucap Karma memandang tumpukan kertas dan botol dibelakangnya. "Ah bodo amat" lanjutnya kemudian menendang pintu hingga jebol.
Karma keluar dari gudang dan mencari ruangan yang dimaksud dalam clue. Ruangan tersebut adalah ruangannya sendiri.
"Siapa juga yang buat clue ini? Masa' ada clue yang isinya langsung jawaban" ucap Karma memandang kertas bertuliskan ''Aku adalah ruanganmu."
"Baka!" Umpat Karma saat telah sampai di ruangan khusus miliknya. Ia membuka pintu dan terkejut dengan apa yang ada didalamnya.
Psp milik Karma terbelah menjadi dua, handphone miliknya telah retak parah, Ps4 miliknya hancur berkeping-keping, laptop kesayangan serta isinya telah patah dan layarnya retak. Karma murka.
"KALIAN!!! MANUSIA SIALAN!!! KELUARLAH!!!" Namun murka Karma tidak berarti apa-apa. Tidak ada satupun yang mempedulikan hal itu. Karma semakin menjadi-jadi. Ia mendobrak semua pintu yang berada disebelah kamarnya. Hingga pintu yang kesepuluh.
BRAK!!!
Dengan kasarnya Karma membuka pintu. Ia mendapati Isogai yang sedang terduduk membaca buku dengan tenang. Tanpa berbicara apapun, Karma menarik kerah Isogai dan memukulnya dengan membabi buta.
"Karma!" Pekik Yada dari luar ruangan. Secepat mungkin Yada menghentikan Karma.
Merasa terganggu, Karma hampir saja memukul Yada. Ia menghentikan tangannya yang siap menampar Yada karena diantara mereka kini berdirilah Okuda. Kok kayak romance ya//plak.
"Karma!" Okuda menatap Karma dengan tatapan tajam. Karma tertegun dengan tatapan itu. Tatapan tajam tersebut melunak. Sebuah senyum terukir tepat di bibir Okuda.
"Otanjoubi Omedetou!"
Lampu yang semula remang-remang kini menyala sempurna. Konveti ditembakkan sempurna. Sebuah kue dibawa oleh Nagisa mendekat kearah Karma. Karma terharu oleh perbuatan teman-temannya.
"Otanjoubi Omedetou Karma" ucap semua kecuali Karma.
"Untuk barang-barang yang rusak itu hanya duplikat saja kok. Maaf ya telah membuatmu marah" ucap Nagisa.
Karma tak mampu berkata apa-apa lagi. Ia hanya ingin memenggal kepala teman-teman kurang ajarnya.
--->>>
Hore!
Selamat ulang tahun Akabane Karma!!!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro