Sinetron Sonic (1)
Judul : Seorang Pembunuh Ingin Membunuh Tapi Ga jadi
~Sinetron Sonic~
~Sinetron bintang lima dengan adegan drama memukau siapapun yang melihatnya~
Seorang pemuda bersurai merah sebut saja Karma karena udah banyak orang yang tau. Karma menatap layar komputer miliknya dengan seringai jahat. Ia mulai mengetikkan sesuatu.
-Akabane Karma berperan seorang pembunuh
AK
Yo! Apa kabar?
KR
Yo! Baik sekali. Bagaimana rasanya membunuh?
AK
Menyenangkan sekali. Hingga ku tak mampu menghentikannya.
KR
Hahaha
Kemudian Karma tertawa jahat nan nyaring macam penyihir hutan. Kemudian ia berhenti tertawa saat menatap layar disebelahnya.
"Untuk apa ia kemari?" Gumam Karma.
Jeng jeng jeng *backsound*
●●●□●●●
"Disini tempat tinggalnya" ucap perempuan lembut bernama Kanzaki dengan ragu dan cemas.
-Kanzaki Yukiko sebagai ibu Karma
"Apa yang anda cemaskan?" Tanya lelaki berkacamata bernama Takebayashi.
-Koutarou Takebayashi sebagai bawahan Yada.
"Akhir-akhir ini dia selalu bersikap aneh. Mungkin dia marah karena aku sudah tidak pernah mengunjunginya" jawab Kanzaki.
"Sudah, tidak perlu ada yang dicemaskan. Serahkan saja kepada kami" ucap perempuan bernama Yada.
-Yada Touka sebagai Atasan Takebayashi.
"Kami akan membantu anda" lanjut Okuda.
-Manami Okuda sebagai teman Yada.
"Terima kasih banyak" ucap Kanzaki sambil membungkukkan badannya.
Yada menatap pintu apartemen dihadapannya. Dilihat dari pintunya, pintunya terlihat normal tanpa ada lecet sedikit pun. Kemudian ia menatap dinding disekitar pintu, semuanya tampak normal. Setelah memastikan kondisi disekitar, Yada mulai mengetuk pintu.
"Anoo, Yada-san. Sepertinya aku harus menenangkan ibu ini" ucap Okuda. Yada hanya mengangguk. Okuda pun membawa Kanzaki pergi meninggalkan lokasi.
"Sepertinya tidak ada jawaban dari dalam" ucap Takebayashi.
Yada mengetuk pintu untuk kedua kalinya. Pintu terbuka dan menampilkan sosok Akabane Karma.
"Siapa kalian?" Tanya Karma malas.
"Kami hanya mampir sebentar. Kami ingin menawari produk baru kami. Boleh dicoba dulu" ucap Yada dengan senyumnya sambil menawarkan kaos dan celana entah darimana.
"Tapi aku ga tertarik" balas Karma menutup pintu tapi ditahan oleh Takebayashi.
"SILAHKAN DICOBA DULU. BERUNTUNG LHO KAMI KEMARI MENAWARKAN ANDA BARANG. MUNGKIN JUGA DISKON" ucap Takebayashi.
"Maaf. Kalian menggangguku" ucap Karma.
"Coba dulu napa! Susah susah kami keliling cari pembeli" sahut Yada.
"Yaudah masuk." Karma mempersilahkan Yada dan Takebayashi masuk.
"Nah apa yang kalian lakukan?" Tanya Karma.
"Nih. Ada baju kaos bagus-bagus buat cowok tampan sepertimu" ucap Yada sambil mengeluarkan belasan kaos warna warni. Karma berpura-pura mencari kaos yang menurutnya menarik.
Yada mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Sangat bersih dan minimalis adalah kesan pertamanya. Hingga ia terhenti pada tumpukan kain dengan cat merah diujung ruangan.
"Permisi, boleh kutanya. Itu tumpukan apa ya?"
"Oh itu tumpukan kain yang dibuat drama tahun lalu" jawab Karma asal.
"Boleh kulihat?" Tanya Yada.
"Tentu saja" jawab Karma.
Yada berjalan kearah tumpukan kain tersebut. Semakin dekat mulai tercium aroma anyir.
"Darah?" Sesegera mungkin Yada berbalik. Dilihatnya seorang Karma telah berada didepan Takebayashi yang sudah tidak berdaya. Tubuh Takebayashi penuh dengan luka. Namun, Takebayashi nge-sok baik-baik saja. Di tangan kanan Karma menggenggam sebuah pisau berlumuran darah.
"Gawat!!!" Yada panik.
"Heh?" Karma menoleh kearah Yada. "Kau ingin seperti temanmu ini?" Tanya Karma. Dengan berjalan perlahan ia mulai mendekati Yada yang sudah panik.
"Apa yang akan kau lakukan?" Tanya Yada.
"Ngapain tanya kalau sudah tau" jawab Karma.
"Apa yang kamu pikirkan?" Tanya Yada.
"Yang kupikirkan adalah kamu" jawab Karma. Yada baper seketika//plak//lupakan. Tubuh Yada mulai bergetar disaat Karma sudah tepat didepannya.
"Cobalah berpikir jernih Akabane-san. Jika anda membunuh orang lain, apakah itu akan membuat anda senang? Kita hidup di dunia bukanlah untuk saling membunuh. Cobalah pikirkan dunia yang penuh senyuman. Akabane-san" ucap Yada sedikit menekan.
GEDUBRAK!!!
Pintu didobrak dari luar. Kanzaki berlari mendekat kearah Yada dan Karma.
"Karma! Sudah cukup! Kau sudah mengganti marga, membunuh ayahmu, pergi dari rumah, dan lain-lain. Ibu pikir sudah cukup dengan kegilaanmu ini Karma! Pulang ke rumah! Jangan jadi anak kecil!" Teriak Kanzaki, "Kalau tidak pulang, ibu tidak akan memberimu mainan, uang, dan makanan" lanjut Kanzaki.
Karma terkejut dan seketika mengangguk.
"Baik ibu. Ayo pulang" ucap Karma. Kanzaki tersenyum dan membawa Karma pulang. Yada, Takebayashi, dan Okuda hanya bengong menatap kepergian ibu dan anak tersebut.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro