20. Puncak komedi
Play mulmed
Sang rembulan-Raisa
....
"Kak aku punya satu keinginan lain yang gak aku tulis di buku."
"Apa itu?
Jungkook kayak ngulum senyumnya malu-malu gitu, "Akuu pengen gombalin kakak!"
Dahyun berdecih,"Tumben mau gombal aja izin dulu, biasanya langsung."
Jungkook ngelus tengkuknya canggung, 'Yaa karena bukan itu keinginan aku yang sebenernya, nanti deh pas aku udah sembuh baru kasih tau.' batin Jungkook.
"Yaa kan biasanya kakak marah kalau aku gombalin, jadi akhir-akhir ini aku berusaha buat nahan diri biar gak gombal," alibinya.
"Yaudah coba gimana gombalannya? Saya juga udah lama gak denger kamu gombal." Dahyun mulai menatap Jungkook dengan intens sembari meletakan tangannya di dagunya.
"Asik! Kak Dahyun kangen kan aku ngegombal?" Goda Jungkook yang langsung dibalas decihan oleh Dahyun.
"Ya kamu kalau gombal harus tau waktu dan tempat! Jangan kayak waktu itu lagi di kelas kamu gombal, saya lagi serius kamu gombal!"
"Hahaha iya iya kakak cantik!" Jungkook refleks nyubit pipi Dahyun yang sangat cubitable itu.
"Jangan cubit-cubit!" omel Dahyun yang hanya dibalas cengiran oleh Jungkook
"Oh iya kak, aku mau ngasih kabar gembira!" Jungkook langsung aja ambil sebuah amplop di laci nya terus nunjukkin itu ke Dahyun.
"Apa ini?" tanya Dahyun dengan raut bingung saat menerima amplop itu.
"Buka aja!" titah Jungkook dengan gembira.
Dahyun pun mulai membuka amplop itu perlahan dan mulai membaca memindai isi kertas itu, "Jungkook...penyakit pankreas kamu udah baikan? disini statusnya bukan kronis lagi ya tapi jadi akut?"
Jungkook ngangguk kuat-kuat, "Iyaaa kak aku seneng banget! akhirnya perjuangan aku selama ini buat jaga pola hidup sehat membuahkan hasil! tadinya kan kalau udah kronis tu bener-bener udah gabisa digunakan lagi pankreasnya dan beresiko kematian, kalau akut itu masih bisa disembuhin kak dengan beberapa treatment," tutur Jungkook menjelaskan panjang lebar. Tanpa sadar, air mata Dahyun mulai menetes tanpa permisi, ia merasa sangat senang dengan kemajuan ini, perasaan khawatir kehilangan lelaki ini pun mulai memudar karena keadaannya sudah semakin membaik. Dahyun langsung saja berhambur ke pelukan Jungkook.
"Terimakasih sudah bertahan, Azka..." ucap Dahyun dengan lirih seiring dengan pelukannya yang semakin mengerat. Detak jantung Jungkook sudah berdetak tak karuan sejak tadi, ia jadi ikut tersenyum karena melihat Dahyun yang tampak senang. Jungkook pun balas memeluk Dahyun, dan kini Jungkook menyadari satu hal, bahwa Dahyun juga mendebarkan detak jantung yang seirama dengannya, sama-sama berpacu dengan cepat.
Jungkook senang, akhirnya hari ini datang di hidupnya, dimana ia bisa menjangkau sang kakak asprak yang galaknya seantero fakultas itu. Malam ini Jungkook bertekad ingin terus berusaha untuk bertahan hidup, setidaknya demi Dahyun.
Mereka mengurai pelukannya, Jungkook senyum meledek pas liat Dahyun yang keliatan habis nangis, Dahyun yang malu akhirnya malah balas ketawa, "Ihh kamu jangan liatin saya kayak gitu deh, saya malu!"
"Makasih kak udah ketawa, aku jadi lebih semangat!"
"Huh?"
Jungkook nyengir, "Tawanya Kak Dahyun itu bagaikan sitokinin yang berperan penting dalam pertumbuhan tunas semangatku!"
"Jih gombal!"
Dahyun dan Jungkook ketawa bareng, gatau deh akhir-akhir ini Dahyun jadi lebih banyak ketawa, apalagi sama Jungkook. Di akhir, Jungkook tiba-tiba angkat jari kelingking nya terus bilang, "Kak Dahyun janji ya, habis ini harus lebih banyak senyum dan ketawa, soalnya cantik banget!"
Dahyun kaget pas Jungkook bilang gitu tapi akhirnya Dahyun ngangguk, terus nautin jari kelingkingnya ke jari kelingking Jungkook dan berkata dengan lantang, "Janji!"
.....
Azka Anak Les
Kak Dahyun aloooo
Dahyun
Kenapa?
Azka Anak Les
Tebak aku dimana?
Dahyun
Loh kamu ke kampus? udah balik dari RS?
Azka Anak Les
Udah dari kemarin-kemarin kali hehe, sengaja ngasih kejutan! Kakak lagi di kampus juga gak? ayo ketemu!
Dahyun
Boleh, habis kelas ini saya kosong, ini saya bisa bales kamu karena dosen saya belum masuk
Azka Anak Les
Oalaa gitu, oke deh aku keliling hutan kampus dulu ya kak, lagi nyari jenis-jenis tanaman buat laprak biologi
Dahyun
Oalaa kamu ambil matkul biologi di luar matkul wajib?
Azka Anak Les
Iyaaa abisnya waktu war KRS aku gak kebagian matkul yang enak :" tapi mayan lah matkul bio lebih seru malah daripada kimia!
Dahyun
Hmm yauda nanti ketemu di perpus aja kayak biasa, dosen saya udah dateng
Azka Anak Les
Okesiap kakak! semangat kuliahnya!
Dahyun
Hmm kamu juga semangat nyari tanamannya
Azka Anak Les
Siap kakak, sayang kak Dahyun banyak-banyak!
Dahyun
Sayang kamu jugaa 🤍
.......
Untuk menepati janjinya, Dahyun kini sudah duduk di perpustakaan sambil mengoreksi laporan anak-anak didik nya. Ini udah hampir dua jam Dahyun nunggu disana tapi Jungkook tak kunjung hadir. Karena bosan Dahyun akhirnya iseng buka Instagram. Ia mengerenyit ketika melihat postingan di akun meme kampusnya.
jypbercanda
jypbercanda Ada seorang mayat misterius ditengah hutan kampus 😱 Siapakah dia gais?
View all Comments
📌 enchoivernon admin jypbercanda kerjaannya bercanda mulu dih, gak lucu anjir
jypbercanda Sumpah kali ini gue gak bercanda, yakali kematian orang gue jadiin candaan. Coba aja langsung cek sendiri ke TKP, hutan selatan kampus, ada mahasiswa yang kena patok ular dan baru ketahuan sekarang, padahal udah kena patok dari tadi.
Melihat itu perasaan Dahyun langsung gak enak, dia langsung aja lari ke TKP. Disana sudah ramai orang yang mengerumuni area dimana ditemukannya seorang mahasiswa yang terbujur kaku karena terpatok ular itu. Dahyun melongo saat melihat sang jasad mulai diangkut, wajah Jungkook lah yang ia lihat.
"Jungkook!" Dahyun langsung berteriak dan berlari mendekati petugas yang membawa jasad Jungkook itu.
"Anda kerabatnya? Bisa tolong kami untuk memberitahu identitas anak ini?" Tanya sang petugas yang ternyata belum mengetahui identitas dari Jungkook. Petugas lainnya tetap melanjutkan memasukkan jasadnya ke dalam mobil ambulance.
"Sekalian di ambulance aja gimana pak? Saya ingin mengantar Jungkook ke rumah sakit," pinta Dahyun dengan nada memohon yang sangat menyayat hati.
Sang petugas nampak sedikit berpikir kemudian mengangguk mengiyakan. Akhirnya kini Dahyun turut mengantar jasad Jungkook ini ke rumah sakit di bagian belakang ambulance.
"Terima kasih atas informasinya mbak siapa namanya?" Tanya sang petugas.
"Saya Dahyun," jawab Dahyun dengan air mata yang sudah bercucuran.
"Oh iya terima kasih sekali lagi mbak Dahyun, memang kalau lagi praktek di hutan gini harus hati-hati sekali, pakai celana panjang dan sepatu boot kalau bisa, dan jangan sendirian kayak yang dilakukan mas ini." Dahyun hanya mengangguk samar, ia sudah tak kuasa apalagi menyaksikan Jungkook yang sudah terbujur kaku dengan tubuh membiru karena ia sudah terkena patok ular kurang lebih selama 3 jam.
"Ini tadi barang-barang Jungkook yang kami temukan di TKP." seorang petugas memberikan sebuah tas kertas berwarna coklat.
Tangis Dahyun semakin menjadi saat mendapati isi dari tas kertas itu adalah sebungkus cilor, 2 tiket konser kekeyi dan buku catatan harian milik Jungkook. Dahyun jadi merasa bersalah lagi dirinya belum sempat memenuhi keinginan Jungkook itu untuk pesta cilor dan menonton konser Kekeyi bersama.
Dahyun membuka buku itu dan menyibaknya, hingga tiba di halaman terakhir, tangis Dahyun sudah tidak dapat terbendung lagi.
"Hari ini sebagai rasa syukur aku karena udah keluar dari rumah sakit dan sebagai permintaan terakhir yang belum aku tulis di buku itu, aku mau ngasih buku diary catatan penyakitku ini ke kak Dahyun, biar setiap kakak baca buku ini, kakak nyadar bahwa seberharga itu diri kakak dalam proses penyembuhan penyakitku, terimakasih kak sudah mau berproses bersama aku, aku sayang kak Dahyun, bahkan cinta hehe."
"Jungkook saya mohon bangun! Kalau kamu bangun saya bakal ngelakuin apapun untuk kamu, sa..saya sayang kamu Jungkook, saya cinta!" Dahyun kembali menangis tersedu-sedu, tapi apa daya yang ditangisinya kini hanya terbujur kaku dengan senyum tenangnya. Sore itu, suara ambulance ini memecah jalanan dengan suara sirine yang terus berbunyi melebur dengan tangisan Dahyun yang semakin menjadi, mengantarkan lelaki yang telah mengajari nya banyak hal itu ke tempat peristirahatan terakhirnya.
"Tut Tut Tut Tut..." Suara alarm Dahyun berbunyi, langsung menyadarkannya dari alam mimpi. Dahyun membuka mata nya dengan perlahan dan mematikan alarmnya dengan satu tangannya yang terulur.
"Huh kenapa sih mimpi itu terus?" Keluh Dahyun saat kesadarannya sudah mulai terkumpul semuanya.
Dahyun mengusap wajahnya kasar. Ya, rasa sesak ini kembali menyergap batinnya setiap hari, sesaat setelah ia bangun tidur. Setiap hari Dahyun berharap bahwa kejadian 3 tahun yang silam itu hanyalah mimpi, tapi ternyata bukan.
Dahyun menarik nafasnya kuat-kuat, saat seperti ini, suara Jungkook seakan-akan terngiang dalam benaknya, "Kak Dahyun, janji selalu senyum?" akhirnya dengan terpaksa Dahyun mulai mengangkat kedua sudut bibirnya ke atas untuk tersenyum sambil memandangi cermin di kamarnya. Tapi semakin lama ia memandangi wajah tersenyumnya di kaca, air mata nya yang malah menetes.
Tapi Dahyun sudah bertekad, ia akan jadi orang yang lebih kuat dari sebelumnya. Ia belajar banyak dari Jungkook yang selalu berusaha untuk bertahan hidup meski penyakitnya parah, yang selalu berusaha untuk membuat orang-orang di sekitarnya senang dengan kehadirannya. Kini Dahyun sudah bekerja menjadi seorang peneliti di sebuah lembaga penelitian milik negara, sedikit demi sedikit akan ia kumpulkan uang untuk memenuhi impiannya, membebaskan sang ibu dari jeruji penjara. Tiga tahun telah berlalu dan kini usaha ayah Dahyun pun mulai bangkit kembali, bahkan sudah bercabang-cabang. Jackson juga sudah sukses menjadi seorang peneliti di China sana, gaji nya pun tidak main-main.
"Nak ayah bawa berita bagus!" Dahyun yang baru saja keluar dari kamarnya setelah bersiap untuk pergi kerja agak kaget saat ayahnya menyambutnya dengan heboh.
"Ada berita apa yah? Bang Jackson punya pacar?"
"Ish bukan! ini loh pengajuan keringanan hukuman mama di setujui sama jaksa! Mulai hari ini mama bakal bebas dari penjara!" seru Pak Jacob dengan raut bahagia.
"Serius yah? syukurlah, terimakasih banyak ya Tuhan!" Dahyun langsung saja berpelukan dengan sang ayah, saling menyalurkan kebahagiaan yang mereka rasakan pagi ini.
Siang hari yang cukup teduh ini, Dahyun kembali datang ke pusara tempat Jungkook beristirahat untuk selamanya. Setelah menyiram dan menaburkan bunga di atas pusara bernisan Jungkook Azka Razendra itu, Dahyun tersenyum sembari mengusap-usap kepala nisan pusara Jungkook.
"Jungkook, saya datang, kamu senang kan disana? Udah gak ngerasain sakit lagi kan sekarang?"
"Omong-omong saya menyesal waktu itu pernah mendoakan kamu agar cepat mati, saya rasa ini karma untuk saya haha, saya benar-benar ngerasa kehilangan kamu Jungkook, ternyata sesayang itu saya sama kamu."
"Saya harap waktu itu kamu sempet baca pesan WA terakhir dari saya, setidaknya kamu pernah tahu bahwa saya sayang juga sama kamu." Dahyun mulai menyeka air matanya yang mulai menetes.
"Saya bawa kabar gembira bahwa mama saya akhirnya berhasil keluar dari penjara, terima kasih udah bikin saya kuat dan bertahan pada hari itu dimana saya ingin bunuh diri, ternyata ketika kita terus berusaha dan sabar, akan ada hal indah yang sudah menanti."
"Jungkook, terima kasih kasih sudah kuat dan menjadi seseorang paling berharga di dunia ini. Istirahat dengan tenang ya. Saya sayang kamu.”
“Jungkook Azka Razendra, terima kasih.”
"Day udah?" Tanya seorang lelaki.
"Udah Ming, yuk pulang," timpal Dahyun, Mingyu datang dan meraih tangan Dahyun, membantunya untuk kembali berdiri.
"Habis ini mau kemana Day?"
"Langsung balik ke kantor aja."
"Gak ke KUA dulu?" Tanya Mingyu yang bermaksud menggoda Dahyun.
"KUA? Ngapain?" Mingyu cuma senyum sambil ngedipin matanya genit.
"Oalaa ihh gombal!" Ucap Dahyun sesaat setelah ia menyadari motif dari Mingyu berkata seperti itu. Lantas saja Mingyu tertawa sembari mengacak rambut Dahyun gemas.
"Saya serius loh nggak lagi gombal."
"Ya..yaudah nanti!"
"Nanti kapan? Sekarang aja ga si, udah gak sabar!"
"Hei Mingyu turunin!" Mingyu dengan nekat menggendong Dahyun seperti karung beras dan membawanya ke dalam mobilnya, dengan penuh gelak tawa penuh kebahagiaan.
Meski raga Jungkook sudah tidak berpijak lagi di dunia yang sama dengan Dahyun, tapi kata-katanya, tawanya, hangat suhu badannya pun masih tersimpan apik dalam memori terindah Dahyun. Dalam kehidupan ini, memang selalu ada orang yang datang dan pergi. Tapi bukan semata-mata hanya hadir saja, orang-orang itu pasti melakukan sesuatu, entah itu menorehkan luka, atau bahkan memberikan pembelajaran hidup yang sangat berharga. Tapi perlu kita ketahui bahwa sebaik-baik manusia adalah yang memberikan kebermanfaatan pada manusia lain, hingga saat dirinya sudah tiada pun, kebaikannya akan kembali menghidupkan namanya. Maka dari itu, teruslah menorehkan kebaikan dimanapun dan kepada siapapun, kita tak pernah tahu kan buah apa yang akan kita petik nantinya.
—The End—
Plis gimana menurut kalian? Semoga bisa jadi best ending ya karena dari awal aku emang udah ngerancang begini 😭 mianhe apakah ada yang kena badut disini?
Itu aku terinspirasi dari kasus di kampus aku 🙃 ada Kating yang lagi penelitian di hutan kampus terus kena patok ular beracun dan baru ketahuan setelah beberapa jam dan udah meninggal 🥲 mari kita kirim alfatihah dan doa terbaik untuknya ya 🥲🤲
Dah udahan galaunya, nih aku bawa cerita baru, remake drakor happiness ala aku tapi ini,jalan ceritanya beda kok cuma emang terinspirasi sedikit😭👍
Yakali gak mampir bestie 😭 gas yuu! Langsung check aja di profil ku deoksiribosa
Makasi banyak buat yang udah baca ini sampe akhir, aku akui kalian hebat dan kuatan! 😭👍
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro