Aku melihatmu lagi dari kejauhan. Begitu terang dan bersinar layaknya bintang. Seperti biasa. Namun, berbeda dari aku yang biasanya, kali ini tampaknya napasku menghela sendiri tanpa pernah kuminta.

Kubilang aku sudah jatuh entah pada ruang mana dalam dirimu. Intinya, aku telah jatuh pada semua hal tentangmu. Agaknya bukan hanya aku saja yang terjatuh di sana. Namun, itu bukan masalah karna aku hanya menemukan cinta.

Hari ini terasa berbeda. Meski aku ingin terus mendamba, meski aku ingin terus berkhayal, nyatanya ada sisi dari sudut lain dari diriku yang membantah eksistensimu saat ini.

Ternyata, pada akhirnya aku hanya akan memilih berpaling darimu. Dari semua sinar dan kilau yang selama ini membuatku terseok-seok dalam bahagia meski yang kupunya hanya angan semata.

Aku tidak suka politik dan tidak ingin terlibat dengan seseorang yang berkecimpung di dalamnya. Aku jatuh padamu saat kita hanya dua insan yang di mataku masih tampak wajar dan biasa saja. Cuma, ternyata aku memilih abai bahwa dari awal kamu memang selalu luar biasa. Sayangnya, kamu sosok yang ingin mengubah dunia dan menegakkan pilar cahaya, dan jalan yang kamu pilih adalah dunia perpolitikan yang sama sekali tidak ingin kujamah.

Nyatanya, perbedaan kita semakin besar dan nyata, dan aku lagi-lagi harus memilih memandang diriku dan dirimu. Memandang tempatku dan tempatmu berdiri. Memandang mimpi setinggi apa yang kamu impi sedang aku hanya berharap hal-hal kecil terjadi.

Kamu bintang tercerah kedua di langit yang sampai saat ini belum kutemukan keberadaannya. Nyatanya, menemukan Betelgues kecil lebih mudah daripada menemukanmu. Dan pada akhirnya aku sadar, aku bukannya tidak berhasil mencari eksistensimu di atas sana, hanya saja kita memang tidak ditakdirkan untuk saling bertemu dan beradu tatap. Iya, kan?