Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

27. Jadi Lo, Gue ....

"GUE SUDAH TAU semuanya," kata Guanlin, mengakhiri ucapannya setelah menyumpal bibir Ashley dengan sapu tangan dan mengikat tangan gadis itu dengan dasi di mini garden. Bukan maksud ingin melakukan penyekapan, sih, tapi karena Guanlin kesal Ashley enggak bisa diam selama ia ingin bicara serius.

"Gue sudah baca semua proyek-proyek lo buat gue, dan gue juga sudah tau kenapa lo enggak datang ke pesta ultah gue," lanjut Guanlin lagi, "terus gue enggak tau apa ini penting buat lo tau atau enggak, tapi ... gue sama Sara memang sudah enggak ada apa-apa lagi.

"Jadi ... lo salah paham kalau gue balikan lagi sama Sara."

Seperti berada di perayaan tahun baru, sontak Ashley merasakan bagaimana jutaan kembang api berterbangan di dalam hatinya. Bukan hanya itu, ribuan terompet pun terdengar bising di telinganya, tapi itu bukan masalah besar bagi Ashley karena setelah mendengar apa yang dikatakan Guanlin, Ashley jadi happy banget.

Dan juga khawatir kalau ternyata itu prank, dikala ia sudah berharap.

Ashley bersorak-sorak, meski nyaris tak jelas karena masih tersumpal dan Guanlin segera melepas sumpalan di mulutnya.

"Serius ini bukan prank?!" seru Ashley, nyaris ingin memeluk Guanlin. Namun, beruntung Guanlin telah mengikat tangan Ashley agar gadis itu tidak bertindak agresif.

Guanlin mengangguk, setelah sebelumnya melangkah mundur demi menjaga jarak dari serangan dadakan Ashley dan supaya tidak ada seorang pun yang jika melihat mereka nanti akan berpikir, bahwa Guanlin mesum. "Seharusnya gue enggak usah pura-pura enggak peka. Dari kejadian permen karet itu, gue tau kalau lo suka sama gue—Samuel yang bocorin semuanya. Tapi gue tolak karena enggak mau pertemanan kita merenggang.

"Ketidakberuntungannya, gue malah pacaran sama Sara terus lo ngejauh. Jadi ...."

"Gue senang lo juga suka sama gue." Ashley bangkit dari duduknya, berusaha menahan diri agar tidak berlebihan supaya Guanlin enggak ilfeel. "Jadi lo, gue ... gimana?"

Guanlin mengusap tengkuknya, merasa aneh karena Ashley tidak grasak-grusuk seperti biasanya. "Mau nunggu gue sampai debut di Produce musim depan? Keputusan gue sudah bulat dan sorry ... kepindahan gue dipercepat jadi soal ujian—"

"Gue bakal tunggu lo," sela Ashley sambil tersenyum lebar dan rasanya ingin melompat-lompat saking senangnya. "Nunggu lo peka sama gue aja, bisa! Yakalik nunggu yang sudah jelas gue enggak bisa?! Yay!!!

"Guanlin suka sama gue, Guanlin suka sama gue," sorak Ashley dengan noraknya dan berulang kali mengucapkan kalimat serupa, hingga membuat Guanlin tertawa kecil sambil menggumamkan betapa lucunya Ashley di mata lelaki itu.

"Gue ikut ujian paket C," ujar Guanlin tiba-tiba sambil menahan tubuh Ashley agar tidak banyak gerak, lalu membuka ikatan dasi ditangannya. "Kepala sekolah mau nolongin gue, buat ujian di Korea. Lo yakin?"

Ashley mengangguk mantap. "Gue bakal lulus dan nyusul lo di Korea. Gue bakal usaha keras supaya bisa kuliah di sana jadi bisa terus dukung lo dan—"

"Jadi fans terdekat gue," sela Guanlin.

"Bukan fans, tapi pacar seorang idol. Yippie!!!"

"Lo emang dari lahir sudah diciptakan kayak gini, ya? Menganggap semua gampang sampai lo enggak musti mikir susah-susah." Guanlin bersandar pada salah satu pohon belimbing di mini garden.

Pandangan Guanlin mengarah lurus ke depan, seolah sedang memikirkan sesuatu dan tidak begitu antusias seperti Ashley karena cintanya terselamatkan.

"Guan, yakin ini bukan prank?" Nada suara Ashley seketika berubah serius. Ashley rada khawatir lagi karena Guanlin malah tampaknya sedang mikir keras. "Lo enggak dipaksa sama Samuel?"

Guanlin menggeleng. "Makasih, ya."

Menaikkan sebelah alisnya, Ashley masih diam menatap Guanlin.

"Menunggu enggak semudah itu, loh. Gimana kalau nanti gue berubah?"

"Gue bakal bunuh lo."

"Gak takut masuk penjara?"

"Masuk penjara enggak buruk-buruk amat, selama masih bisa makan minum." Ashley menimpalinya dengan sangat enteng, hingga membuat Guanlin tersenyum simpul. "Yang bahaya itu elo, ingkar janji dapat dosa terus masuk neraka. Jadi kita ketemu lagi deh di neraka hihihi."

Di tengah tawa receh Ashley, Guanlin refleks memukul pelan kepala Ashley. Gimana enggak, aneh aja kalau ada manusia yang menganggap semua hal terasa mudah dan itu ada pada Ashley. Jadi Guanlin harus segera menyadarkan Ashley sebelum anak itu benar-benar kebablasan.

"Gue bakal debut dan jadi pacar idol lo. Itu janji gue. Lo?"

Ashley terkesiap. Ia tidak tahu harus menjanjikan apa? Pasalnya selama ini fokusnya hanya untuk memenangkan hati Guanlin.

Jadi sekarang Ashley malah cengengesan. "Itu pertanyaan, ya?"

"Sure."

"Err ... enggak tau. Hehe, sudah tau lo suka balik ke gue, sebenarnya sudah bikin gue plong, sih."

"Dapat top ten sekolah di ujian nasional, gimana?" tawar Guanlin, sambil memegang pundak Ashley. "Kali ini gue mau lo serius belajar, enggak cuma main-main ngurusin perasaan. Selama gue masih di sini, gue bakal bantu lo belajar."

"Mus ... eh, oke. Ini project lanjutan gue." Ashley menaruh kedua tangannya di tangan Guanlin yang bertengger di bahunya. "Asalkan nanti lo jadi pacar gue, jadi soulmate gue, apa pun bakal gue lakuin.

"Guanlin, I love you very very much!" seru Ashley kemudian memberikan ciuman panjang di pipi Guanlin, hingga lelaki itu merasa pipinya basah akibat air liur Ashley.




****
TAMAT

SEMOGA KALIAN SENANG ENDINGNYA YA.

NANTI INSYA ALLAH ADA PART SUKA-SUKA.

ISINYA, TENTANG APA YANG ASHLEY LIHAT, APA YANG SEBENARNYA TERJADI DENGAN GUANLIN, DAN SEBALIKNYA.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro