Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

26. Sesuatu Yang Harus Diselesaikan

JADI SUDAH TIGA hari Ashley bolos sekolah setelah pernyataan putus dengan Guanlin dan itu tidak gratis.

Yeap, tidak gratis, sungguhan karena Ashley harus menyumpal mulut Samuel dengan beberapa lembar uang, agar mom dan dad tidak mengetahui kenakalan Ashley akhir-akhir ini.

Sebenarnya Ashley bolos beberapa hari bukan karena ia patah hati, tapi lebih menjurus ke keadaan di mana jurnal project-nya hilang kemudian setelah dicari di sana-sini, Ashley menemukan fakta bahwa Guanlin memegang jurnal itu di malam ketika saatnya untuk membuka kado.

Demi Tuhan! Ashley tidak bercanda dan juga tidak mencurigai bahwa ini merupakan ulah Samuel sebab setelah mengetahui fakta tersebut, yang dipikirkan Ashley hanyalah menjauh sejauh-jauhnya dari pandangan Guanlin.

Ashley tidak mau dicap sebagai pelakaor. Apalagi jika itu terdengar dari bibir Sara.

"Ugh, jijay!" tukas Ashley sambil melempar batu kerikil dekat pemancingan. "Gue bukan pelakor, meskipun gue enggak terima Guanlin balikan sama Sara. Kenapa harus Sara, sih? Dia 'kan cium cowok sana-sini!"

Menggunakan celana jogging, baju kaos, sendal jepit, dan topi ternyata sungguhan membuat Ashley tidak tampak seperti pelajar yang membolos, baju sekolahnya pun ia simpan di ransel. Setelahnya Ashley mengambil tempat duduk di jajaran kayu yang membentuk jembatan sepanjang kolam, sambil melempar umpan ia pun siap memancing sambil memikirkan ini-itu.

Termasuk memikirkan bagaimana nasib project-nya bersama Guanlin dan bagaimana ia memasang muka, ketika suatu saat nanti melihat Guanlin bermesraan dengan Sara di sekolah.

"Sakit banget, tapi ... janur kuning 'kan belum melengkung."

Ashley menoleh secara refleks, setelah mendengar suara lelaki di sampingnya dan hampir melemparkan pancingan ke kolam.

"Hi, Ash," sapa Guanlin, "lo ke mana aja?"

***

"Gue yang ngadu ke nyokap lo kalau lo bolos," kata Anna, ketika Ashley sudah kerepotan ke sana-sini—berlari dengan menggunakan pakaian non-seragam—demi menemukan keberadaan gadis itu. "Lo buluk amat, habis ngapain?" Anna bertanya, sambil makan batagor serta menyodorkan satu tusuknya untuk Ashley.

Akan tetapi, Ashley mengelak. Napasnya masih ngos-ngosan dan ia harus tetap menjaga kewaspadaan. Apalagi setelah kejadian tak terduga ketika berada di pemancingan terjadi.

"Do you want to kill me, eh?" ucap Ashley agak terputus-putus karena sambil bernapas kemudian menyambar es teh Anna. "Guanlin nyusul gue di pemancingan, terus mom juga. Pake acara lemparin sendal dan Sammy malah hampir ngedorong gue ke kolam," adu Ashley dengan nada merengek. "Hancurlah sudah reputasi Ashley."

"Enggak hancur, kok." Anna menghentikan aktivitas mengunyah batagornya. "Gue yakin Guanlin sempat ngomong sesuatu ke elo."

"Gue enggak mau dengar."

"Lo bakalan nyesel," kata Anna.

"Lebih nyesel kalau dikata pelakor dari manusia pelakor juga."

Anna mendelik sesaat lalu buru-buru menarik telinga Ashley. "Buka telinga dan mata lo lebar-lebar, Ash!" seru Anna, "saksi kunci sudah di tangan Guan, jadi lo enggak bisa mengelak. Buruan, deh sebelum semuanya ter—"

Ucapan Anna terputus, ketika suara desing microphone terdengar di speaker sekolah dan biasanya itu menandakan akan adanya suatu pengumuman. Namun, hingga detik kelima pengumuman yang ditunggu pun tak kunjung datang.

Anak-anak di kantin yang awal riuh bukan main dan mendadak senyap, mulai gelisah karena menunda obrolan bukanlah hal menarik. Selain itu jika bertanya tentang perasaan Ashley sekarang, ia malah merasa gerah karena aktivitas tertahan kemudian menyadarkannya bahwa ia masih mengenakan kostum memancingnya. Jika kepala sekolah mengetahui hal tersebut, Ashley pasti akan dimarahi jadi buru-buru dia berdiri dan bergegas menuju toilet.

Akan tetapi baru beberapa langkah Ashley berjalan, suara dehaman Samuel yang khas terdengar di speaker sekolah. Ashley tahu batul bagaimana dehaman adiknya itu, jika dia ingin menginformasikan sesuatu—suaranya sengaja dibuat bernada layaknya bunyi di asrama tentara.

Ashley menoleh ke arah perpustakaan dan mendapati Samuel berdiri di sana dengan Guanlin yang lengan kanan-kirinya, masing-masing ditahan oleh Sean serta satu lagi teman band Samuel.

"Selamat siang everybody!!" kata Samuel yang terdengar mengaung-ngaung di seluruh sekolah Ashley. "Kita sudah pernah lihat performance-nya Ashley dan sekarang, siapa yang nunggu-nunggu performance-nya Guanlin? Tahu, 'kan kalau mereka adalah pasangan hits kita-kita??"

Ashley mengernyit. Dalam benaknya, ia bertanya-tanya sejak kapan Guanlin sama dirinya jadi pasangan? Apa Samuel sudah saraf, ya?

"Guanlin bakal kasih persembahan spesial untuk Ashley!" seru Samuel lalu tidak lama kemudian dua manusia yang tengah mengapit lengan Guanlin, buru-buru menyeret lelaki itu agar mendekati microphone.

Sontak suara para murid terdengar riuh kembali, menyoraki Ashley dan Guanlin hingga akhirnya Ashley tersadar. Samuel pasti ingin berulah dan satu-satunya yang harus dilakukan Ashley adalah menyelematkan Guanlin.

Bodo amat kalau akhirnya nanti harus bertatap muka lagi! Yang terpenting sekarang adalah menjaga kehormatan Guanlin. Itu yang dipikirkan Ashley sebelum ia berlari kencang dan dari kejauhan melihat Samuel tampak berdebat dengan Guanlin, sambil memegang ....

... buku project Ashley.

Itu poin terpentingnya. Misi penyelamatan.

"Samuel!!!" teriak Ashley, "berhenti, enggak?!" Ashley mengembuskan napas kuat-kuat, sambil melangkah lebar lalu berusaha mengambil benda terpentingnya.

"Enggak mau, sebelum Guanlin ngelakuin apa yang gue mau."

"Lo gila! Kenapa enggak ke gue aja?!"

"Karena enggak ada yang gratis."

"Kalau gitu gue yang bayar semuanya." Ashley masih berusaha keras mengambil buku project-nya hingga entah bagaimana caranya, sesuatu menubruk Ashley dan langsung memeluknya.

Oh, tidak! Jantung Ashley berhenti ketika sadar apa yang terjadi. Guanlin tanpa disengaja memeluk Ashley kemudian sempat melakukan kontak mata beberapa detik dan setelahnya, semua berakhir saat suara desing microphone kembali terdengar seiring dengan seruan kepala sekolah.

Mereka semua menoleh ke arah pak kepsek. Samuel cs segera kabur, sedangkan Ashley masih memandangi Guanlin hingga lelaki itu berkata, "Gue mau nyelesaiin ini semua." Setelahnya Guanlin menarik tangan Ashley, membawa lari bersama dan bersembunyi di mana pun, asalkan tidak terlihat oleh kepsek atau pak satpam.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro