18. The Show Is A Sudden Kiss
SAMUEL TAMPAKNYA benar-benar ingin memancing amarah Anna. Di detik-detik terakhir penampilan Guanlin di atas panggung, Samuel sebisa mungkin menahan tawa ketika Ashley naik ke atas panggung dengan membawa permen karet kemudian menempelkannya di bibir Guanlin.
Well, sebenarnya ada beberapa yang diluar rencana dan Samuel tidak mengatakan hal tersebut untuk dilakukan Ashley, tapi entah sedang terjadi angin apa di depan panggung ASHLEY NEKAT MENCIUM GUANLIN.
Dan itu bukan di pipi, melainkan di bibir!
Ashley bahkan lupa kalau rambutnya masih ditempeli permen karet dan itulah rencana yang dikatakan Samuel. Maksudnya, mengingat memori lama agar Guanlin ingat momen pertama bagaimana Ashley jatuh cinta dengannya.
Jadi ceritanya Ashley bakal nembak Guanlin, tapi semua kacau balau karena Ashley malah bersikap berlebihan dengan melakukan ciuman permen karet yang mengundang banyak sensasi, sekaligus amarah beberapa manusia. Termasuk Anna.
Samuel menolak hal tersebut terjadi dan menolak jika Anna menuduhnya dengan sesuatu yang tidak ia lakukan.
"Ashley!!!! Turun sekarang!" seru Anna, seperti emak-emak yang memanggil anaknya sedang main layangan agar segera pulang. Wajah Anna merah padam dan Samuel melihat hal tersebut dengan sangat jelas--semoga tidak akan kejadian buruk yang menimpa dirinya--doa Samuel dalam hati. "Lo boleh jadi bucin, tapi enggak kayak gitu juga, Ash!!!"
Lalu adegan vulgar bagi anak usia sekolah dasar pun berakhir, tapi Ashley ternyata tidak benar-benar melepaskan Guanlin--dia malah menahan kepala Guanlin agar tidak menoleh ke arah penonton dan sebaliknya, Ashley menoleh was-was--mengamati semua penonton kemudian membisikkan sesuatu pada Guanlin.
"I safe your life, Babe," tukas Ashley kemudian segera merebut microphone di tangan Guanlin, tidak sadar bahwa lelaki itu sedang tercengang luar biasa hingga tidak mampu bergerak atau berbicara sedikit pun. "Relax," bisik Ashley.
Ashley berdeham beberapa kali, berdiri di atas panggung, menghadap penonton, sekaligus mengabaikan aksi protes para penggemar Guanlin karena Ashley merusak pertunjukan paling kece sepanjang sejarah (maksudnya kapan lagi bisa lihat Guanlin nyanyi rap dan itu adalah yang pertama kali? Entahlah, kecuali hari ini).
"Lo yang enggak suka dengan kejadian tadi enggak bakalan paham, tapi Guanlin sudah jadi boyfriend gue dari lama." Ashley menunjuk permen karet yang tertempel di rambutnya. "Ini, awal gue jatuh cinta sama Guanlin dan itu sudah lama banget waktu kita masih bocah, jadi ...." Menggantungkan kalimatnya, Ashley menoleh ke arah Guanlin. "Lo ingat ini, 'kan, Guan?"
Guanlin diam saja, tidak menanggapi pertanyaan Ashley, dan tampaknya masih dalam masa-masa keterkejutannya.
"Demi Tuhan, gue mau jadi pacar lo, soulmate lo, istri lo, pokoknya apa pun selama bareng lo," kata Ashley penuh ketulusan karena berbicara menggunakan microphone. Bahkan mengatakan hal tersebut langsung di hadapan Guanlin, sambil mengarahkan tangan lelaki itu ke tempat permen karet di kepala Ashley. "Lo mau, 'kan?"
Tiga detik kemudian, Guanlin mengerjap. Akhirnya sadar juga dan refleks menampilkan wajah ngeri karena yang ia lihat adalah Ashley.
"Lo mau, 'kan, Guanlin?" Ashley kembali bertanya kali ini dengan aksen ngotot, sambil maju selangkah hingga membuat Guanlin ikutan mundur.
Suasana di gedung serba guna pun mulai tidak kondusif karena sebagain besar penghuninya adalah penggemar Guanlin.
"W-what?" Guanlin mengernyitkan keningnya, memaksa diri untuk berpikir cepat.
"Yes or yes?"
"Huh, Twice?"
"Yes or yes?!" Ashley mengeraskan suaranya, tidak peduli bahwa efek microphone ternyata telah membuat ucapannya bisa di dengar se-Indonesia Raya.
"Eh, y-yeah. Excuse me," tukas Guanlin buru-buru, tapi segera ditahan Ashley dengan pelukan.
Bahkan sebelum memeluk Guanlin, Ashley dengan tidak tahu dirinya melemparkan microphone dengan gaya mirip Suga BTS dan itu sukses mengenai Anna yang ingin menyeret manusia ajaib itu agar segera turun dari panggung.
Alhasil Anna mengaduh sambil mengusap kepalanya, tapi diabaikan Ashley dan malah membuat Samuel jadi berlari menaiki panggung dengan cara melompat dan segera menjewer telinga Ashley. "Turun sekarang atau lo gue bunuh."
Ashley mendelik, melihat siapa yang mencoba menyeretnya kemudian berusaha melepas cengkraman Samuel. "No way!" tolak Ashley, berusaha terus memeluk Guanlin dan sesekali melirik ke arah para penonton.
Sebenarnya apa yang sedang dilihat dan ingin ditunjukkan Ashley, sih? Tidak clue sama sekali, selain bibir Ashley yang sesekali mengerucut seolah menunjuk sesuatu.
"Lo sakau, ya? Turun atau lo gue angkat kek karung beras!" Samuel makin beringas, tapi malah jadi main petak umpet dengan Ashley karena gadis itu bersembunyi di tubuh Guanlin.
"Pokoknya enggak mau, enggak mau!! Lo enggak tau apa yang terjadi tadi dan gue berusaha untuk—"
"Ashley," panggil Guanlin dengan nada rendah, memotong ucapan Ashley. "Please, enough. Jangan bikin diri lo kek cewek murahan," katanya kemudian menjauhkan diri Ashley dan pergi meninggalkan panggung.
Setelahnya, Anna dan Samuel tahu bahwa Ashley dalam masalah besar, tapi tidak dengan Ashley sendiri karena gadis itu langsung melirik tajam ke arah Sara.
Sara tersenyum licik di antara kumpulan para penonton dan Ashley benci itu.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro