Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

13. Berkat Bumbu Ajaib, Ashley Layak Juara Master Chef

"GUE ENGGAK PERNAH tahu, kalau ruang eskul memasak bisa berubah jadi kayak gini," komentar Anna sambil mengenakan celemek gambar dua telor mata sapi di dada, setelah disogok Samuel dengan tiket nonton bioskop The Avenger End Game.

Seriously! Anna tidak bohong. Ini benar-benar berbeda—ruangan eskul memasak—seketika berubah menjadi seperti di acara Master Chef Indonesia. Hanya lima puluh persen, sih, karena sisanya—menurut Anna—ruangan tersebut lebih cocok untuk dikatakan ruang perayaan ulang tahun.

Balon dan pita warna-warni tergantung di langit-langit lalu di antara meja dan papan tulis—entah siapa yang melakukan—tergambar jelas lambang menyerupai huruf M melingkar. Dan lagi, anggota Band Samuel serta beberapa anggota dari eskul memasak, ternyata juga meramaikan suasana dengan berdiri di pinggir ruangan.

Lalu lebih gilanya lagi, mereka menyulap beberapa baskom menjadi super mini market untuk Ashley dan Sara gunakan nanti.

Be honest, mereka benar-benar niat akan hal ini. Namun, bukan berarti hal itu tulus dilakukan sebab usut punya usut, salah satu anggota memasak ternyata naksir berat sama Samuel jadi ....

"Oh, jelas! 'Kan fans gue ketuanya. Aman, lah!"

"Dan gue makin enggak pernah tahu, kalau banyak cewek, termasuk Ashley, kecuali gue, bakalan bisa se-bucin itu."

Samuel terkekeh lalu memandang Ashley yang sedang menguji ketajaman pisau, menggunakan kapas colongan dari ruang kesehatan. Lalu dia komat-kamit dan menyeringai ke arah Sara.

"Gue laper dan duit gue habis buat beli skateboard baru jadi ...." Samuel menggantungkan kalimatnya, sambil mengikat tali celemek dan menoleh ke kanan-kiri. "Mumpung Ashley sama Sara lagi kena virus bucin, yodah gue manfaatin aja."

"And then, gimana lo bisa bawa Guanlin ke sini?" tanya Anna, "dia 'kan lebih kalem, daripada lo."

"Ckckck, no need to worry, Babe," tukas Samuel, sembari mencolek dagu Anna dan membuat gadis itu mencebik.

Beberapa detik kemudian, setelah Samuel menyeret Anna untuk berdiri di celah antara papan tulis dan meja, Samuel berdeham lalu bertepuk tangan, dan siulan dari teman-temannya pun terdengar. Yang paling nyaring dan heboh adalah Sean.

"Oke Gaes! Sudah siap untuk tantangan hari ini?" kata Samuel membuka acara dan langsung disambut anggukan mantap dari Ashley, sambil mengacungkan pisau tajamnya lalu melotot ke arah Sara.

Yang mana Sara malah lebih santai—tidak peduli—lebih memilih menyibukkan diri dengan meni-pedinya.

"Apa pun itu, gue siap. Guanlin sudah sejuta kali bilang kalau masakan gue yang terenak."

"Terenak bukan berarti tidak ada yang lebih enak," protes Ashley. "Asalkan tahu apa kesukaan Guanlin gue yakin—"

"Stop!" bentak Samuel dengan nada tidak begitu jelas karena berusaha menutup mulutnya seperti chef Juna. "Saya tidak mentoleransi, mulut-mulut Anda. Jadi langsung saja kita panggil bintang tamunya—"

"Guanlin Bimaseda!!!" sela Anna, mau tidak mau ikut menjerit karena sudah taken kontrak sama Samuel. "Silakan masuk, Chef." Anna menggaruk-garuk lengan kirinya, di mana pada waktu bersamaan suara riuh langsung terdengar mengeluk-elukan nama Guanlin.

... salah satunya adalah Ashley. Dia malah auto nyanyi lagu Boy With Luv bagian 'Oh my my my, oh my my ....' sambil mukul-mukul sendok sayur ke atas meja.

Lalu hebohnya Ashley, ternyata tidak membuat Sara jadi lebih kalem. Itu anak justru kasih Guanlin kedipan genit, flying kiss dengan kibasan rambut.

Beruntung Guanlin terlanjur ilfeel sama Sara, terlanjur malu karena ulah Ashley, dan terlanjur jatuh ke dalam jebakan Batman paling sederhana yang tidak lain, tidak bukan dilakukan oleh Samuel.

"Gue enggak pernah mau buat ikut ginian, kalau bukan karena harga diri gue," keluh Guanlin saat berdiri tepat di sisi Anna dan Anna mengangguk pelan.

"Me too. Seenggaknya, gue di sini buat sahabat gue, melupakan betapa bucin dan gilanya dia."

"Bucin?"

Anna mengangguk lagi. "Lo enggak mungkin, enggak tahu 'kan kalau Ashley suka banget sama lo."

Mengerutkan kening sesaat, Guanlin akhirnya mengembuskan napas panjang. "Lebih tepatnya, gue baru tahu."

"Good luck," bisik Anna kemudian terkekeh dan memberikan tepuk tangan ketika Samuel menyebutkan angka tiga lalu Ashley serta Sara, secara otomatis berlari ke arah baskom-baskom tersebut.

***

Demi Tuhan, Ashley tidak tahu harus mengambil bahan masakan apa. Dia juga tidak tahu mau masak apa? Yang Ashley tahu hanyalah, Guanlin suka ayam.

Jadi waktu rebutan bahan dan alat memasak bareng Sara tadi, Ashley hanya mengambil dada ayam rebus, satu bungkus mi instan, dan satu tepung bumbu.

Berbeda jauh dengan Sara yang jika dilihat dari lubang semut pun, terlihat lebih ramai, penuh, kompleks, dan tampak sekali kalau Sara memang benar-benar bisa masak.

Dan itu bikin Ashley jadi deg-degan sebab sejak lima menit yang lalu, Ashley tetap saja tidak tahu ayamnya harus diapain, selain ditimang-timang seperti dedek bayi, sambil dibacakan doa.

"Ashley, mau masak apa hari ini?" tanya Samuel, sambil mendorong Guanlin dan Anna agar mereka mau berkeliling melihat dua konsestan tersebut.

"Ayam."

"Ayam apa?" tanya Anna mulai kepo. "Lo 'kan enggak bisa—"

"Bisa, kok!" sela Ashley, sambil menodongkan pisau ke arah Anna dan refleks membuat ketiga remaja itu mundur selangkah. "Asalkan itu adalah ....

"Ayam in love with Guanlin," gombal Ashley lalu menyalakan kompor dan buru-buru menyodorkan dada ayamnya. "Dada ini memang untuk Guanlin. Nanti kalau Guanlin mau versi aslinya, lo bisa lihat pas lo lagi main basket di rumah terus nanti gue tinggal buk—"

"Ashley! Lo gila, ya?!" sela Anna, setelah menjitak kepala Ashley dan Samuel tertawa.

Sedangkan Anna, dia cukup bermasalah dengan sikap bucin Ashley. Pasalnya setelah mendengar perkataan Ashley, wajah Guanlin refleks memerah dan Sara semakin meradang.

Meradang yang benar-benar terlihat karena bunyi dentuman panci terdengar di sana-sini, seolah Sara sedang main drum.

"Well, good luck, Ash." Samuel menepuk kepala Ashley, sambil mengedipkan sebelah mata—memberikan isyarat bahwa ada sesuatu yang ajaib di desk Ashley.

Ashley mengikuti petunjuk Samuel dan seketika tersenyum karena Ashley paham apa yang dimaksud adiknya itu.

Jadi setelah bersiul-siul manja, Ashley mulai memasak—ala kadarnya—sesekali melirik ke arah Sara dan ....

"Enggak maksud curang, cuma ... lo kudu waspada kalau menyangkut Guanlin," ucap Ashley sambil mengendap-endap mendekati masakan Sara dan ketika gadis itu pergi sekadar mengambil piring.

"Sepuluh, sembilan, delapan ...." Samuel mulai menghitung, sambil cengengesan karena sebentar lagi dia bakal dapat makanan gratis.

Di lain sisi dan di waktu ketika Samuel menghitung mundur, Sara serta Ashley jadi kelimpungan. Padahal kalau dilihat-lihat cara memasak mereka memang jauh berbeda.

Ashley terlampau simpel, sedangkan Sara terlampau ribet nan istimewa. Entah bagaimana rasanya, yang jelas wajah Anna dan Guanlin selaku juri dadakan itu justru memucat karena khawatir dengan kesehatan pencernaan mereka sebentar lagi.

"Stop!!!" seru Samuel lalu meniupkan peluit dan segera berlari menghampiri meja Sara.

Well, makanan Sara memang sedap dipandang. Ada ayam bumbu kecap, kentang goreng, dan jus jeruk, sedangkan Ashley ....

Yeah, sangat menyedihkan.

Cukup satu mangkok dan segelas air putih.

"Gue cobain duluan makanan lo, ya," kata Samuel, sambil mengambil sendok dan garpu. Namun, segera tertolak karena Sara mengangkat baki makanannya kemudian segera melangkah menghadapi Guanlin.

"This is for you. Only for you. And to show you how much I—"

"I love you, Guanlin!" Ashley tidak mau kalah, sengaja menyela Sara sambil menubrukkan badannya ke arah gadis itu.

Alhasil, makanan di atas baki Sara hampir terjatuh dan tidak akan selamat jika Sean tidak menolongnya.

Oke, sempat ada adegan slow motion di sana, tapi Samuel dan Anna tidak peduli. Terlebih Ashley, dia cuma fokus ke Guanlin—dengan wajah pucatnya—membuat Ashley khawatir kalau nanti Guanlin pingsan.

"Please, jangan pingsan sebelum makan masakan gue. Gue tau kalau pesona gue mendarah daging." Ashley memohon, memberikan tatapan puppy eyes di hadapan Guanlin. "Anyway, gue sudah bisa ngomong Bahasa Indonesia di depan lo. Jadi gimana kalau kita—"

"Biar gue makan dulu," kata Guanlin, sangat-sangat bernada rendah kemudian mengambil semangkok mi ayam di nampan Ashley. "Masakan apa ini?"

"Mi ayam in love with Guanlin."

"Ash, please jangan norak."

"Norak bukti cintaku padamu."

Guanlin semakin kikuk. "Lo enggak kayak gini sebelumnya?"

"Dan gue enggak mau kecolongan lagi." Ashley ngotot, sambil menatap  Guanlin dalam-dalam, memerhatikan jakun Guanlin ketika lelaki itu meneguk gumpalan di kerongkongannya.

"Enak. Kok, lo ...."

"Berkat bumbu ajaib. Gue bisa masak apa pun untuk Guanlin," kata Ashley lalu mengambil sesendok mi instan di mangkuk Guanlin dan berniat untuk menyuapi lelaki itu.

Namun, percayalah ... tidak ada kecepatan yang bisa mengalahkan orang kelaparan jika itu menyangkut makanan, karena secara tiba-tiba Samuel membuka mulutnya, menarik tangan Ashley, dan mengambil alih posisi Guanlin.

"Beneran enak. Sini, deh buat gue aja," kata Samuel, merebut semangkok mie instan ayam tepung milik Ashley kemudian membawanya kabur—berlari—meninggalkan ruangan eskul memasak—melupakan fakta, bahwa sesuatu mungkin saja terjadi akibat ulahnya.

Dan beberapa detik kemudian, ketika Ashley masih terpesona dengan ketampanan Guanlin, Anna tiba-tiba saja menjerit, "Go away, Ash!!!"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro