Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

09. Ayo Main Detektif-Detektif-an

"ASHLEY, ASHLEY, ASHLEY!!!!" Tanpa repot mengganti baju sekolahnya, Samuel langsung saja menjerit-jerit—memanggil nama Ashley berulang kali—saat langkah pertama ia memasuki rumah milik keluarga Quiin. "Lo enggak lagi minum jus duren buat bunuh diri, 'kan?!" tanyanya ngaco, padahal tahu bahwa Ashley benci durian sedari lahir.

Di lain sisi, karena mendengar teriakan Samuel yang merdunya begitu cetar membahana bahkan mengalahkan paduan suara dari sejuta penyanyi seriosa, Mom jadi ikut-ikutan heboh—berlari dari arah dapur—mengenakan pakaian daster bali—setelah mendengar kalimat bergaris bawah, yaitu Bunuh Diri.

Oh, oke, sekadar informasi mom paling fobia dengan kalimat bunuh diri. Bahkan saking fobianya, setiap melihat atau mendengar topik tentang suicide mom bakalan langsung mengumpulkan anggota keluarga kecilnya lalu melakukan siraman rohani (ceramah), tentang hukuman bagi manusia yang memutuskan takdir.

Well, hal itu terjadi karena mom terlampau sakit hati sejak kematian Miranda—anjing betina jenis Beagle kesayangan mom—akibat tidak mendapatkan restu, ketika ketahuan jatuh cinta dengan anjing kampung, alias anjing mongrel tanpa tuan.

Kata mom (Yang mana terdengar sangat rasis.), Miranda akan menghasilkan keturunan jelek jika menikah dengan anjing tersebut sehingga pada saat itu, mom berusaha setengah mati untuk memisahkan mereka.

Alhasil, dua minggu kemudian Miranda ditemukan tewas dengan mulut berbusa, di rumah mungilnya dan mom menyimpulkan, bahwa Miranda bunuh diri akibat tak kunjung mendapatkan restu.

Akhir yang mengenaskan memang, hingga Mom patah hati lalu berjanji di hadapan Ashley, Samuel, serta Dad, bahwa ia tidak akan menjadi manusia rasis bin sosok penghalang cinta sejati siapa pun.

Kata mom, dia akan terus mendukung segala jenis bentuk cinta dari segala makhluk ciptaan Tuhan. Namun, tidak untuk dad, sebab jika tiba-tiba dad meminta untuk menikah lagi, mom bakalan langsung mengasah pisau dapurnya—bersiap untuk memotong tytyd dad.

Jadi seperti itu kisah singkat mom dan Miranda.

Sekarang kembali ke permasalahan Samuel yang terus berteriak, seolah sedang berada di tengah hutan. Di belakang Samuel, mom tampak tersengal-sengal karena berlari menghampiri cowok itu, sekaligus ikut berseru—memanggil Samuel dan mengejar anak lelakinya.

Hasilnya, terjadilah perlombaan siapa pemilik suara paling tinggi antara ibu dan anak ini.

"Samuel, siapa yang mau bunuh diri?! Please, not again! Kamu tahu, 'kan kalau bunuh diri itu melanggar hukum Tuhan dan—"

"Ashley! Lo masih hidup, 'kan?!" Samuel mendobrak pintu kamar Ashley dan sebenarnya Samuel juga enggak dengar jeritan mom sedari tadi, jadi dia pun tidak tahu bahwa barusan sedang membuat kehebohan seisi rumah. "Ash, boleh, deh lo maki-maki gue because tadi pas sama Gu—"

"Don't! mention his name anymore!!!" jerit Ashley, sembari mengangkat wajahnya yang sedari tadi sibuk menciumi bantal dan tanpa diketahui oleh siapa pun, Ashley ternyata telah meletakkan foto balita Guanlin dan Ashley sedang mandi bersama di kolam karet di atas benda empuk tersebut.

"Gue enggak tau, kudu eotteoke?! Because of you ... sekarang project-nya jadi enggak asik lagi!!! Guanlin sudah tau ending-nya, Sam! Huhuhu." Ashley mengerutkan keningnya, menatap Samuel dengan wajah sedih dibuat-buat.

Bahkan Ashley juga berusaha untuk beruari air mata di hadapan Samuel. Niatnya, sih dia ingin buat Samuel nyesel terus merasa bersalah dan menawarkan sebuah tebusan, sebab beberapa jam lalu Ashley telah menemukan sesuatu.

"Bohong, kok," ucap Samuel pendek, sambil cengar-cengir, menggaruk kecil belakang rambutnya.

Sepasang alis Ashley terangkat saling bergantian—menunggu penjelasan Samuel—sekaligus kebingungan kenapa mom juga berada di sini dengan tatapan penuh tanya. Apa sekarang sudah jam makan malam? Oh, bahkan sekarang pun masih pukul enam dan ini masih terlalu dini untuk mengisi perut, jadi mungkin mom—

"Ouch, ouch, ouch! Kuping gue, oh my God!" Tiba-tiba saja Samuel merintih, sembari memegangi telinganya saat mom melakukan serangan menjewer tanpa peringatan.

"Kenapa teriak-teriak? Siapa yang mau bunuh diri, eh?! Kamu mau buat mom jadi biarawati karena ... eh, bukan—pasien rumah sakit jiwa karena keluarga mom ada yang—"

"Siapa yang bilang mau bunuh diri, Mom? Not me!" elak Samuel yang segera menerima bantahan langsung dari Ashley dengan gelengan kepala luar biasa cepat bin kuat.

Ashley bangkit dari kasurnya, mengabaikan penampilan super berantakan dan masih mengenakan seragam sekolah plus kaos kaki seminggu lalu. Anyway, Ashley lupa menggantinya sehingga aroma sedap tersebut samar-samar merasuk ke dalam indra penciuman Ashley.

"Sammy, nuduh aku mau bunuh diri, Mom." Berdiri di depan Samuel, Ashley menempelkan jidatnya di jidat Samuel. "Dia sudah enggak sayang lagi sama aku, katanya karena Guanlin tau kalau aku suka dia ... lebih baik mati aja, deh."

"What?! when I say that?!" Samuel tengsi berat, sebab ini adalah pernyataan palsu. "Akh! She's lying!"

"Don't talk too much,
just say sorry and everything will end," titah mom, masih menjewer telinga Samuel dan membuat lelaki itu terpaksa harus mengatakan maaf—dengan terpaksa—menjulurkan lidah—lalu mengusap pantat serta mengarahkan telapak tangannya di wajah Ashley.

"Anata no kao wa watashi no o shiri to onajidesu!" ucap Samuel, sengaja menggunakan Bahasa Jepang agar mom tidak tahu, sedangkan Ashley ....

... tentu saja dia tahu, sehingga tanpa menunggu apa-apa Ashley segera memukul kepala Samuel dan dibalas dengan pukulan mom di tempat serupa.

"Berantem sekali lagi, mom bakalan mogok masak!" bentak mom dengan nada penuh ancaman ancaman dan sukses membuat kedua anak ajaib itu terdiam. "Banyak CCTV, jadi ... oh my God! Nae yoli!" Mom menjerit, kemudian berlari sembari menarik telinga Ashley serta Samuel.

Akhirnya ketiga manusia itu pun saling menjerit dengan alasan berbeda dan dua di antaranya memiliki alasan ajaib.

Samuel berteriak karena ingin mencocokkan suara dengan mom, sehingga memiliki nilai melodi yang indah.

Sedangkan Ashley berteriak karena ingin tebar pesona dengan Guanlin, sebab saat mereka menuruni tangga, Ashley tidak sengaja melihat Guanlin sedang ketemuan dengan Sara di halaman depan rumah lelaki itu.

... dan percayalah, Ashley tidak akan membiarkan hal tersebut berjalan sia-sia.

Ashley melirik Samuel lalu meninju pelan perut lelaki itu dan berbisik pelan-pelan, "Ayo main detektif-detektifan."


****

* Anata no kao wa watashi no o shiri to onajidesu: Muka lo kek pantat gue.

* Nae yoli: Masakanku

Singkat cerita, kasih tanggapan tentang chapter ini dong 🙏🙏🙏

Mingdep, ditunggu ya gimana aksi Ashley dan Samuel saat main detektif-detektifan ya ^^

Ig: augustin.rh

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro