08. Samuel Adalah Guru Bahasa Paling Seksi
DI JALAN RAYA komplek perumahan, dengan mata telanjang, Ashley bisa melihat bagaimana tampannya seorang pangeran ber-sunglasess hitam yang sedang duduk di atas kuda paling indah sedunia. Ashley terperangah, bahkan sampai kehilangan fungsi otak karena terlalu sibuk mengagumi kulit putih sang pangeran yang tampak lebih bersinar dan glowing seperti artis Korea.
"Ash, lo mau pulang bareng, gak?" tanyanya lagi, sambil mematikan mesin mobil karena hingga detik ini Ashley masih berjongkok di atas trotoar dengan ponsel menempel di telinganya. "Dari ujung sana gue lihat lo jalan jongkok. Samuel ngehukum lo secara brutal lagi, ya?"
Ashley masih terdiam. Otaknya bahkan berusaha memproses apa saja yang mungkin bisa membantu gadis itu di saat seperti ini.
Namun, sayang tidak ada hasil sebab reaksi pertama Ashley hanyalah tersenyum lebar sembari memukul-mukul kerasnya semen trotoar. Seolah tangannya terbuat dari baja atau Ashley diam-diam mempelajari ilmu kekebalan diri di Gunung Kidul.
"Ash—"
"Yes!" seru Ashley, sembari bangkit dari posisi jongkoknya dan segera menyimpan ponsel di saku seragam sekolahnya. "Te-ri-ma k-kasih. Next!" Ashley tergagap, seketika tidak bisa berbicara dengan Bahasa Indonesia lalu segera mengetok kepalanya kuat-kuat. "Try to speak Bahasa, Ash! This is Guanlin and you have the very important project."
"Lo tinggal bilang 'Mau atau enggak'," kata Guanlin setelah mengernyit sejenak, karena tidak bisa mendengar apa yang sedang dibisikkan Ashley.
"Mau atau enggak."
"Pilih salah satu."
"Pi-pilih salah ... what?"
"Satu." Guanlin hampir tertawa.
"Satu?" tanya Ashley, seolah otaknya sudah dibuang jauh-jauh karena hanya bisa mengulang ucapan Guanlin.
"Iya. Lo ngerjain gue?"
"Iya. Lo ngerjain gue?"
"Ash, mending naik mobil gue sekarang."
"Ash, mending ... what?!" Dan akhirnya Ashley tersadar sedang melakukan hal paling tidak berfaedah, hingga terasa ingin segera menguburkan diri saja. "Yes, yes, yes. Eh, No, no, no. Thank you next," ucap Ashley terlanjur plin-plan dengan nada ala Ariana Grande di akhir kalimat lalu segera menunduk dalam-dalam, seolah ia sedang berbuat salah.
Namun, beberapa detik kemudian ketika Guanlin baru saja ingin membuka suara dan Ashley ingin kabur dari muka bumi ini, seseorang menepuk bahu Ashley—melempar skateboard ke kursi penumpang—memanjat mobil jeep Guanlin (padahal bisa langsung masuk lewat pintu tanpa pintu) lalu duduk santai di dekat skateboard itu tergeletak.
"Daripada ribet kenapa enggak kasih tumpangan ke orang yang lebih membutuhkan aja?" Samuel melirik ke arah Ashley, tampak sedang mengejek dengan jari telunjuk menarik bawah mata, dan lidah yang terjulur.
Seketika Ashley bernapas cepat. Melihat sekaligus mengingat bagiamana Samuel tadi meninggalkannya di sekolah, tapi ....
... di mana motor anak itu? Ashley bertanya-tanya di dalam kepalanya, mengabaikan Guanlin yang mengobrol dengan Samuel—membela Ashley mati-matian.
"Lo naksir kakak gue, ya?" cetus Samuel—seketika membuat pupil Ashley melebar dan perasaan ingin mencekik Samuel pun terasa membabi buta.
"Gue dengar lo balikan sama Sara. Lo mau PHP-in Ashley?" Samuel semakin nge-gas, seperti detektif yang hobinya menginterogasi seseorang.
Di lain sisi, Ashley sebenarnya harap-harap cemas menunggu jawaban Guanlin—berharap Guanlin akan bilang kalau dia adalah pengagum rahasia Ashley, yang hobinya ngintip seluruh aktivitas si gadis blasteran cantik, tetapi ajaib.
"Umm ... menolong teman sekaligus tetangga, bukan berarti suka, 'kan?" Guanlin membenarkan letak sunglasses-nya. "Jika yang lo maksud adalah suka antara laki-laki dan perempuan. Lagipula Ashley ... sorry gue—"
"No, no, no! Just stop it!" pekik Ashley, sambil menutup kedua telinganya dengan headphone (Tanpa sambungan musik) lalu menunjukkan telapak tangan kanannya di hadapan Guanlin. "You are very mean!!! Why you dating? You know what ... you have a secret admirer and you break her heart!!"
Ashley nangis bombay, sambil ngucek-ngucek mata agar tangisan buaya itu bisa disembunyikan sedemikian rupa. Pasalnya, Ashley keburu tensi berat!!!
Demi apa coba! Ashley ngomong ginian pake Bahasa Inggris, padahal misi hari ini adalah ngomong pake Bahasa Indonesia dan sampai saat ini pun, dia gagal total.
"This is your fault Guanlin! Huhuhu," ucap Ashley lagi, mengabaikan kebingungan Guanlin dan juga cekikikan Samuel yang paham banget dengan perangai kakaknya itu.
"Gue bahkan enggak pernah tahu, kalau gue punya secret admirer. Mereka selalu terang-terangan ke gue dan enggak mungkin lo—"
"You want her, you need her, and I'll never be her." Lagi-lagi Ashley memotong ucapan Guanlin, dan kali ini pun Ashley bernyanyi.
Iya bernyanyi sungguhan seperti Saipul Jamil yang mengungkapkan isi hati lewat lirik lagu.
... dan hal itu pun lagi-lagi ngebuat Samuel cekikan.
"Ash, lo tinggal di mana, sih? Kenapa mesti pake Bahasa Inggris kalau bisa Bahasa Indonesia?" Samuel mengintrupsi, meski masih cekikan di kursi penumpang.
"I want but ... I can't." Ashley menggila, otaknya mulai tak terkontrol sampai-sampai yang bisa dia katakan hanyalah Bahasa Inggris. "You should see me too, Guanlin."
Guanlin melepas sunglasses-nya dan saat itu pula membuat Ashley merasa silau, hingga harus menutup mata dengan kedua tangannya.
Setelahnya Samuel kembali berkata, kali ini sehabis ia pindah duduk di sebelah Guanlin. "Udah, deh, gosah lebay. Lo ikutan omongan gue aja."
Masih menutup mata, Ashley mengangguk.
"Lo jahat banget," kata Samuel, mulai mendikte Ashley sambil menahan wajah Guanlin agar tetap menoleh ke arah si gadis ajaib.
"Lo jahat banget!"
"Kenapa lo pacaran?!!!"
"Kenapa lo pacaran?!!!"
Mendengar kepolosan Ashley yang mengikuti ucapan Samuel, anak bandel itu pun cekikikan lagi. Sedangkan Guanlin ....
... sorry to say that, Guanlin merah padam dan sebenarnya ia ingin kabur secepat mungkin.
Sebenarnya Guanlin enggak suka, jika hal ini dibercandaiin karena dia punya Sara. Meski Sara pernah menyakiti Guanlin.
"Lo tau enggak?" ujar Samuel melanjutkan aksinya, selagi Ashley masih terhipnotis dengan kemilau Guanlin.
"Lo tau enggak?!"
"Lo punya pengagum rahasia."
"Lo punya pengagum rahasia."
"Dan itu Ashley."
"Dan itu ...." Ashley menurunkan kedua tangannya, menatap Guanlin dengan mata terbuka lebar, dan di detik selanjutnya ....
... Ashley telah lari terbirit-birit, meninggalkan Samuel yang tertawa terpingkal-pingkal dan Guanlin yang seketika membeku.
"This is Samuel. Dan gue memang guru Bahasa paling seksi sedunia," kata Samuel, mengakhiri aksinya dengan mengusap rambut ke belakang menggunakan jemari.
Sampai akhirnya, dia turut meninggalkan Guanlin kembali pulang dengan skateboard milik Sean.
****
Halo!!! Gua up malam.
Anyway gimana chapter ini?
Di antara kalian ada yg kayak Ashley gak pas gugup? Semoga enggak ada ya.
See you later ^^
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro