[douzième]
[ sim speaking ]
Wajah Ava memerah sejadi-jadinya. Dia menggemaskan kalau begitu.
"Jangan bercanda," sahutnya sambil mengaduk mangkok baksonya.
"Ngapain gue bercanda? Lo kan sahabat terbaik gue."
Ava langsung berhenti mengaduk kuah bakso. "Ya, terus kenapa, Sim? Kita tetep bisa sahabatan walaupun nggak kuliah bareng."
Ada ekspresi yang aneh dari Ava. Aku tidak tahu apa itu.
"Va, jangan ngambek." Aku menjawil ujung hidungnya. "Jelek kalau ngambek."
"Dih, siapa yang ngambek?" Ava mengomel sambil mengusap hidungnya. "Ya, terserah kalau lo juga mau ke UGM. Gue mah suka-suka aja."
Aku tersenyum. "Biar kita gampang ketemu, ya nggak?"
Setelah selesai makan, aku mengantarnya pulang. Samar-samar aku bisa mendengarnya bersenandung kecil. Aku suka senandung Ava. Sepertinya itu pertanda bagus, ya kan?
Semoga besok kita satu universitas, Va.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro