
31
Daniella berguling di atas kasurnya. Perasaannya begitu penuh sekarang hingga ia tak bisa berhenti tersenyum lebar. Tangannya kembali menggulir layar ponselnya dan membaca ulang komentar-komentar yang kebanyakan berisi pujian untuk karyanya.
Keningnya berkerut saat melihat komentar yang bernada kasar. Walaupun kekasaran itu tidak ditujukan padanya melainkan pada Hendy dan seluruh keluarganya. Daniella menggigit bibir bawahnya sembari menimbang haruskah ia menghentikannya atau tidak. Namun, saat melihat banyak yang kontra dengan komentar tersebut, Daniella memutuskan untuk membiarkannya saja.
"Nanti pasti bakalan berhenti sendiri," gumamnya pada diri sendiri. Ia lantas mematikan ponsel beserta laptopnya, lalu naik ke atas tempat tidur. Gadis itu menaikkan suhu AC beberapa derajat sebelum menarik selimut hingga ke dagu.
Seulas senyum merekah saat matanya terpejam. Seolah ia masih membaca kesan-kesan para pembacanya. Dalam hati, ia berjanji akan lebih rajin membuat konten baru dan segar untuk mengapresiasi para pembacanya.
***
Daniella menguap lebar saat menyambar gelas hitam bergambar karakter kartun tikus kesukaannya. Ia mengucek matanya yang masih menolak untuk membuka sempurna.
"Makasih, ya, Dan," tegur sebuah suara membuat Daniella tersedak hebat.
Nyawa yang tadinya belum terkumpul sempurna dipaksa kembali masuk ke dalam tubuhnya. Daniella langsung menjadi segar. Ia bisa merasakan sebuah tangan besar menepuk-nepuk punggungnya lembut.
"Sorry. Sorry. Kau kaget, ya, Dan?" tanya suara itu penuh sesal.
Daniella mengangkat tangannya agar pemuda itu berhenti menepuk punggungnya. Batuknya sudah mereda. "Iya. Gak apa, Bang. Santuy," balas Daniella sembari berbalik menghadap Jo.
Jo menatap Daniella penuh sesal. "Sorry, ya, Dan. Aku gak tahu kau bakal sekaget itu," ujarnya pelan
Daniella menggeleng pelan. "Iya, Bang. Selow! Aku gak apa, kok. Terus tadi itu makasih buat apa?" tanya Daniella dengan alis terangkat.
Jo menatap Daniella dengan tampang bingung. "Makasih buat makanannya lah, Dan. Emang apa lagi?" ucap Jo dengan nada jenaka.
Kening Daniella semakin berkerut. "Makanan? Makanan apaan?" tanyanya bingung.
Jo tertawa sumbang. "Ya, makanan dari Cozy Cafè, Dan. Malah tanya lagi. Kau kan yang kasih ke aku?" tanya Jo tak kalah bingung.
"Hah?" Hanya itu saja yang bisa disuarakan oleh Daniella. Ia benar-benar tak paham dengan makanan apa yang dimaksud oleh Jo. Walau memang benar kemarin ia dan Indah pergi ke Cozy Cafè, tetapi ia ingat dengan jelas bahwa ia tak membelikan Jo apa-apa.
Jo berdecak kecil. "Kau ini! Jangan main-main lagi lah!" sungut Jo mulai sebal karena mengira Daniella mengerjainya.
"Apa pula aku main-main? Abang lah yang main-main. Lagian makanan apaan? Aku gak ada ngasih makan ke abang ya semalam. Lagian abang tau dari mana aku ke Cozy kemarin?" sembur Daniella sebal. "Abang ngelindur apa gimana sih?" lanjut gadis itu lagi dengan nada tak senang.
"Ya ini lah! Kau sekarang lagi ngerjain aku, 'kan? Padahal kemarin kau pergi bareng Indah ke Cozy, terus kau juga ada take away makan, 'kan?" tanya Jo dengan nada tertahan.
Daniella menarik napas panjang dan mengembuskannya secara perlahan. "Iya, aku pergi ke Cozy bareng Indah. Dan benar, aku juga ada take away makan," jawab Daniella dengan nada yang jauh lebih tenang daripada sebelumnya.
Jo menjentikkan jarinya di depan wajah Daniella. "Itu kamu nganku! Makasih makanannya. Enak, Dan," ujar Jo sembari mengelus perutnya dengan tampang puas.
Daniella mengerutkan kening dan memasang wajah sebal. Sebenarnya makanan apa yang dimaksud oleh Jo? "Apaan sih kau, Bang? Gak jelas banget! Makanan apa yang kau maksud dari tadi?" tanya Daniella gusar.
"Lah? Makanan dari Cozy yang kau kasih loh, Dan. Spaghetti oglio olio sama desert apple pienya," balas Jo tak sabar.
--------------
566.04102022
Yak, masih tersesat 🙈🙈🙈
Dan ini udah mau naik ke konfliknya 🙈🙈🙈
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro