Bab 12
Please, baca bab ini jangan jadi kayak keong, yang Hah ... hah ... hah.. baru paham...
whakakak...
Tenang semua ada alurnya.
Sekarang diisi sama pertengkaran kakak adik dulu yaw...
kan kudu diliat dari segala arah...
pucink kali pala belbi.... dengerin adek yg ngoceh terusss...
------------------------------------------
Yang sudah direncakan, kadang lebih sering tidak sesuai harapan.
Fla menatap kesal pada laki-laki yang duduk dihadapannya kini. Setelah pertemuan tadi dengan Dara, itu juga karena Fla terpaksa mengundangnya, sekarang ada lagi masalah yang harus dia juga yang pikirkan.
Lalu apa gunanya Dante sebagai owner dari dExpress kalau apa-apa harus Fla yang pikirkan.
"Kan ini semua karena lo enggak mau jadi mata-mata. Lagian di dExpress enggak ada yang tahu kalau lo adik gue. Jadi harusnya bisa tenang lo di sana."
Menggeram kesal, Fla mengepalkan kedua tangannya di atas meja. Dante yang sebelumnya masih bisa santai, kini mulai waspada. Laki-laki itu akui, adiknya memang galak sedari dulu. Sewaktu mereka masih sama-sama tinggal di Bali.
"Ini bukan perkara gue adik lo atau bukan. Ish, kok bisa sih manusia macem lo masuk majalah fobes."
"Harusnya lo, ya?"
"Dih, gue juga enggak ngarep. Masuk majalah bukan berarti lo hebat. Pahami itu!"
"Terus siapa yang pantas masuk majalah itu?"
"Kok lo malah tanya gue sih? Heh, di sini kita bahas gimana caranya si Dara bisa masuk dExpress lagi tanpa dicurigai. Kan lo yang bilang tadi, kalau perusahaan yakin dia cuma kambing hitam. Tapi kan masalahnya di sini, gue sama lo tuh belum ngomong apapun ke perusahaan. Kalau mereka tahu lo mau masukin orang buat mata-mata, ya mereka bakalan kerja dengan benar. Ah, gimana sih lo? Gede doang tapi otak lo enggak gede."
Tidak bisa menahan tawa, Dante menyemburkannya di depan Fla yang terlihat tidak paham mengapa kakak laki-lakinya malah tertawa.
"Kok lo tahu otak gue enggak gede. Ada yang lain yang gede. Cuma lo enggak boleh tahu itu apa."
"DANTE CHESARIO!!!"
"Ya ... ya, ampun. Terus gimana."
"Bodo! Pikirin sendiri deh. Bingung gue, dari dulu, selalu gue mulu yang disuruh mikir. Mulai dari kabur lo dari Italy dulu, sampai lo buat perusahaan dExpress sama Gusti, kan gue yang kasih saran. Masa ada kasus begini, gue juga yang mikir. Gila banget dah."
"Kok lo ngomongnya gitu. 10 tahun lalu, lo ngomong soal bangun perusahaan dExpress gue cuma mikirnya ide gila dari anak usia 15 tahun."
"Sialan! Tapi lo pakai juga kan. Lo pasti misuh-misuh kan ke Gusti, minta dia bantu mikirin konsepnya."
"Enak aja lo. Gusti cuma bantu cari daerah sama dana dari investor, ide tetap dari gue."
"Ya tetap aja, lo cuma comot ide dari gue. Ide tuh mahal. Lebih mahal dari harga diri lo."
"Anak setan, kok lo malah ngomong gitu ke gue."
Fla mencibir sebal. "Kan emang harga diri lo setinggi tiang bendera. Apa-apa gengsi. Apa-apa maunya lebih hebat. Tapi aksinya, NOL! Ide lo, NOL. Capek banget punya kakak macem lo."
"Setan emang ini anak satu! Sana lo balik ke kost. Gue enggak mau nganter!!"
"Telepon Gusti apa nih gue, dan bongkar ke dia semua yang enggak dia tahu. Kalau selama ini dExpress dibangun atas ide anak usia 15 tahun."
"Setan ya emang lo." Dante mengamuk, sedangkan Fla tertawa puas.
"Tapi ngomong-ngomong, lo emangnya kenal sama Gusti? Enggak, Fla. Lo enggak kenal sama dia."
"Ah, itu mah masalah kecil, gue bisa aja cari orang yang nama gusti. Yang masih berhubungan dengan dExpress."
Menyemburkan tawanya kembali, Dante menggelengkan kepala melihat kebodohan adik perempuannya itu. Sekalipun banyak ide brilian yang muncul dari Fla. Namun tetap saja pengalaman adalah guru yang utama.
"Silakan cari di perusahaan dExpress. Siapa yang kenal Gusti D Syakier?"
"Ma ... maksud lo?"
"Sejak perusahaan dExpress berdiri, sampai berjalan 10 tahun ini, Gusti hanya sebuah bayangan. Dia tidak pernah ada namanya dalam dExpress."
Terpaku karena sebuah fakta baru, Fla kehabisan kata-kata karena kelakuan iblis kakaknya itu.
"Sumpah lo jahat banget. Dia yang bantu lo woi dari nol. Dia yang ke sana sini cari investor. Masa iya namanya enggak ada dalam daftar pemilik asset dExpress yang sekarang gede banget itu?"
"Enggak. Semuanya cuma nama gue." Dengan tenang Dante mengucapkan faktanya di depan Fla. Fakta yang selama 10 tahun ini hanya diketahui oleh dirinya dan Gusti. "Jadi kalau lo mau tanya ke perusahaan, atau karyawan di sana, enggak akan ada yang pernah tahu nama Gusti. Dia cuma bayangan gue, yang bantu support dExpress sampai sebesar ini. Dia enggak akan pernah muncul di manapun."
"Lo ... enggak pernah ajak dia ke dExpress?" tanya Fla ragu-ragu.
"Pernah. Hanya saja ...."
"Apa?"
"Gue enggak pernah kenalin dia ke orang-orang kalau dia adalah salah satu orang yang membawa dExpress dari bukan apa-apa, menjadi perusahaan raksasa."
"Terus lo kenalin dia sebagai apa?"
"Teman gue. Teman sewaktu di Bali."
"Dan dia enggak ada penolakan? Maksud gue, dia enggak protes akan hal itu?"
Dante menggeleng. "Enggak. Dia enggak pernah protes."
"Dia enggak pernah protes, atau lo yang enggak kasih dia waktu buat protes?"
"Dia enggak pernah protes!" Dante menjawabnya dengan sangat percaya diri. "Udahlah, kenapa jadi bahas Gusti. Sana lo balik deh!!"
Tidak tahu harus mengatakan apalagi pada Dante, Fla hanya bisa menggeleng sedih. Menatap Dante yang terlalu arogan menurutnya. Mungkin karena itu pula keluarga dari ayahnya tidak pernah terima. Bahkan misinya kembali ke Indonesia pun akan sulit dilakukan jika terus seperti ini.
"Sana balik. Gue enggak mau nganter."
"Iya, gue balik. Lo hati-hati. Kadang orang yang sudah hati-hati saja bisa jatuh, apalagi orang yang lupa diri."
"Emang benar-benar anak setan ya lo!!"
Hampir saja memukul Fla, gadis itu sudah berlari keluar dari restoran ini. Dia benar-benar merasa tidak masuk akal dengan semua perkataan Dante mengenai Gusti. Sahabat yang sudah membantu Dante dari nol, tetapi sama sekali tidak dianggap atau tidak terlihat dimata semua orang.
"Feeling gue jadi enggak enak. Jangan-jangan ...."
Buru-buru Fla menghapus pikiran buruknya. Mungkin saja semua salah. Mungkin saja ini hanya dugaannya saja. Dan mungkin saja, memang ada orang sebaik Gusti.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro