Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

🌹Chapter 7 - Lowongan Pekerjaan

"Mas, pulang dulu, Nad. Nanti kalau ada waktu luang main ke sini lagi," pamit Mas Rakha seraya melemparkan senyuman.

"Iya, Mas, hati-hati," sahut Nadia balas tersenyum.

"Hati-hati, Om, di jalan," sahut Dera. Melambaikan tangan yang dibalas oleh Rakha.

"Om, nanti kita jalan-jalan lagi," teriak Derry.

Rakha mengangguk. "Iya, nanti kita jalan-jalan bersama lagi." Setelah itu Rakha perlahan menutup kaca jendela mobil. Mobil rush hitam bergerak berputar dan melaju pelan meninggalkan pekarangan rumah Nadia.

***

Di ruang tamu Digo sedang duduk santai setelah berhasil menyelesaikan tugas kuliahnya. Dera dan Derry mengambil posisi duduk di dekat Digo dengan wajah penuh semangat. Mereka baru saja kembali dari taman bermain dan ingin menceritakan semua keseruan yang mereka alami.

"Om Digo, mau dengar kami berdua ngapain aja hari ini?" tanya Dera dengan wajah ceria.

"Mau dong, coba cerita sama Om. Tadi kalian ngapain aja berempat?"

"Om Digo, tadi aku naik ayunan tinggi sekali! Rasanya seperti terbang!" Gadis kecil berusia empat tahun itu berteriak dengan riang.

Derry mengangguk dengan antusias. "Aku juga! Aku naik ke rumah balon, banyak sekali balon di sana. Balonnya warna-warni indah sekali!"

Digo tertawa pelan. "Wah, pasti seru sekali! Kalian berdua rupanya sangat bersenang-senang hari ini."

"Tentu, saja, Om. Tadi banyak juga anak-anak kecil seperti kami. Kami bermain bersama," ujarnya tersenyum bangga.

"Om Digo, ayo minggu depan kita ke taman bermain lagi! Kalau ada Om pasti lebih rame! Kita naik roda lambung!" ajak Derry.

Digo tampak berpura-pura ragu. "Hmm, roda lambung itu tinggi dan cukup kencang lho. Om agak takut."

"Ayo, Paman! Jangan takut! Aku dan Kak Derry akan menemanimu." Dera sembari menarik tangan Digo.

Derry dengan mengangguk dengan semangat. "Iya, benar, Om! Ayo kita bersenang-senang!"

Digo tertawa sambil mengacak rambut kedua keponakan kesayangannya." Baiklah, baiklah. Kalian berdua memang pandai merayu. Minggu depan mama Nadia, om, dan kalian berdua akan pergi ke taman bermain lagi."

Dera dan Derry melompat, berteriak dengan gembira. "Yeayyy! Terima kasih, Om!" Keduanya memeluk Digo dengan erat.

"Sama-sama, sayang! Oh, ya, hari sudah sore sudah saatnya kalian berdua mandi." Digo melihat jam dinding bulat yang menunjukkan pukul 16.35 sore.

"Iya, ayo, Dera dan Derry mandi dulu!" timpal Nadia yang sudah berada di dekat mereka bertiga.

"Okay, Ma, aku mau duluan mandi," pinta Derry.

"Baiklah, setelah itu Dera. Setuju?" tanya Nadia. Dera mengangguk setuju.

***

Cahaya matahari tak terlalu terik siang hari ini. Kafe Mentari cukup ramai oleh pengunjung dengan beragam kegiatan. Kebanyakan pengunjung kafe merupakan anak muda seumuran dengan Nadia dan Layla. Nadia dan Layla terlihat sedang duduk berhadapan di sebuah meja di sudut kafe.

"Nad, aku punya kabar baik untukmu!" ujar Layla dengan senyuman di wajahnya. Gadis itu terlihat antusias.

"Kabar apa?" tanya Nadia penasaran.

Layla menunjukkan smartphonenya. "Perusahaan Gold Star bekerja sedang membuka lowongan pekerjaan untuk posisi asisten direktur nama lainnya sekretaris. Aku langsung teringat kamu."

"Benarkah?" Mata Nadia langsung berbinar cerah.

"Iya, aku yakin Nadia cocok untuk posisi itu. Nadia 'kan pandai," jawab Layla memuji sahabatnya itu.

Nadia tersenyum malu. "Ah, Layla bisa aja, tapi aku masih belum yakin. Kau tahu 'kan kalau aku sudah puluhan kali melamar belum ada yang berhasil."

Sebagai sahabat Layla menepuk bahu Nadia dengan semangat. "Percayalah pada dirimu sendiri, Nad. Kau pasti bisa! Aku yakin kau akan diterima bekerja di sana."

Nadia menarik napas dalam. "Baiklah, aku akan coba. Terima kasih ya, Layla, atas informasinya."

Layla tersenyum. "Sama-sama, Nadia. Aku senang bisa membantu."

Nadia membaca deskripsi pekerjaan di smartphone Layla dengan seksama. Wajahnya tampak berbinar-binar. Dia merasa lowongan pekerjaan itu sangat cocok dengan keahlian dan minatnya. Sudah sejak muda dia bercita-cita ingin menjadi sekretaris, tetapi belum tercapai. Apakah mungkin keinginan itu akan segera tercapai?

"Aku rasa aku harus segera mempersiapkan CV dan surat lamaran," ujar Nadia. Senyuman di wajahnya tidak luntur.

"Bagus! Aku yakin kau akan diterima bekerja di sana," sahut Layla yakin, kemudian menyesap es jeruk yang di pesannya beberapa saat yang lalu.

Nadia mengangguk. "Semoga saja, Layla. Kalau aku diterima di sana, aku bisa bantu membelikan obat herbal untuk Bibi Mia."

"Baiklah, aku tunggu," jawab Layla.

"Layla, bagaimana dengan dirimu sendiri? Apa sudah mendapatkan lowongan pekerjaan baru?" tanya Nadia, kemudian mengunyah pempek keriting.

Layla menggeleng pelan. "Aku belum menemukan lowongan kerja untukku."

"Tenang saja, Layla. Nanti kalau ada lowongan pekerjaan yang aku temukan, aku pasti akan kasih tahu Layla."

"Iya, Nadia."

Layla dan Nadia menghabiskan sisa waktu sore di kafe Mentari dengan berdiskusi tentang lowongan pekerjaan tersebut. Layla memberikan beberapa tips kepada sahabatnya tentang cara membuat CV dan surat lamaran yang menarik. Nadia merasa sangat beruntung memiliki sahabat seperti Layla yang selalu mendukungnya.

"Layla, kau belajar dari mana membuat surat lamaran dan CV yang menarik seperti ini?" tanya Nadia menatap temannya, Layla yang sedang memotong pempek lenjer dan mengunyahnya pelan.

"Aku banyak belajar dari youtube, Nad. Dengan CV dan surat lamaran yang lebih baik, akan memperbesar peluang kita agar berhasil saat melamar kerja."

"Pantas saja sangat berbeda saat terakhir kali aku lihat CV dan surat lamaranmu," jawab Nadia. Kini rasa penasarannya sudah terjawab.

Layla tertawa pelan. "Nad, kau sudah tahu belum tentang Perusahaan Gold Star itu?"

Nadia berpikir sejenak sebelum menjawab. "Dulu aku pernah dengar dari Mbak Lula kalau Perusahaan Gold Star merupakan salah satu perusahaan yang besar di Kota Palembang."

"Hanya itu saja?" tanya Layla. Yang dijawab anggukan pelan Nadia.

"Perusahaan Gold Star adalah perusahaan ternama yang bergerak di lima bidang yaitu hotel, spa, klinik kecantikan, kosmetika, dan perawatan tubuh."

"Perusahaan Gold Star punya banyak cabang di Indonesia. Salah satunya di Kota Palembang. Perusahaan pusatnya ada di Kota Jakarta."

Nadia terperangah dengan penjelasan Layla. "Wah, sebanyak itu? Pemiliknya pasti sangat kaya raya. Aku yakin rumahnya pasti seperti istana kerajaan."

"Pastinya seperti istana kerajaan. Bayangkan saja tiap bulan berapa banyak pundi-pundi uang yang perusahaan hasilkan. Pasti hartanya tak akan habis sampai tujuh keturunan." Layla berkata sambil memperagakannya.

"Kalau kita punya sedikit aja saham di sana pasti kita tak susah seperti ini," ujar Nadia membayangkannya.

"Ya, kau benar, Nad!" Ada jeda sebentar sebelum Layla melanjutkan kalimatnya.

"Nah, besok pagi setelah kau antar bocil ke sekolah, langsung pergi ke Perusahaan Gold Star mengantarkan surat lamaran. Semakin cepat semakin bagus."

"Ya, pasti. Aku langsung ke sana besok pagi.

Nadia melihat jam tangan di pergelangan tangan kirinya. "Sudah jam lima sore, saatnya kita pulang."

🦚🦚🦚

Halo, pembaca setia Arranging Love,

Gimana chapter 7-nya?

Apakah Nadia akan diterima di Perusahaan Gold Star? Atau tidak? Yok, terus baca.

See you next chapter 🥰

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro