Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Si Pemilik Yayasan

Drtttdrttt   

Terdengar sebuah getaran ponsel di dalam saku kemeja seragam gadis bernama Amira Nasution yang akrab dipanggil Amira ini. Hal tersebut membuat Amira berhenti menyantap bakso dihadapannya. Amira  menggulir tombol berwarna hijau dengan segera ketika melihat nama sang mama yang terpampang di layar ponselnya.

“Ya Ma,” sapa Amira kepada seseorang yang tak lain adalah Maretha-ibu kandungnya.
Amira meletakkan garpu yang ia gunakan untuk mengambil bakso. Ia fokus mendengarkan suara sang ibu karena suasa kantin terlalu bising.

"Sayang, kita diundang makan malam sama keluarga Hutama” ucap perempuan yang akrab dipanggil Retha.

"Kapan?” potong Amira.

“Ish makanya dengerin mama ngomong dulu. Nanti malam acaranya jam tujuh,” jawab Retha dengan suara sebal dari seberang sana.

"Hari ini? Jam tujuh?”

“Iya hari ini jam 7, makanya jangan kemana mana langsung pulang ya,” pesan Retha.

“Iya iya Amira langsung pulang, bye Ma," jawab Amira enteng.

Bip suara sambungan telepon terputus.

“Siapa Ra?” tanya salah seorang teman Amira.

"Biasalah nyokap,” ucap Amira.

“Oh," jawab kedua sahabatnya bersamaan.

"Eh ya, tar pulang sekolah jalan yuk Mir?" ajak Nia teman sekelas Amira.

"Aduhh sorry, jangan nanti yak gue gak bisa di rumah ada acara,” elak Amira.

“Oke deh next time harus bisa ya," ucap Nia yang dibalas anggukan oleh Amira.

Jujur saja telepon dari sang mama membuat Amira sedikit tak bisa berkonsentrasi dan fokus terhadap pelajaran. Sungguh Ia sangat penasaran mengapa tiba-tiba keluarga Hutama mengundang keluarganya makan malam karena ia tahu keluarga itu sangatlah sibuk.

"Haduh lama banget sih jam nya,” keluh Amira sembari melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya..

"Kenapa sih Mir? Gelisah banget lu?” tanya Nia penasaran.

“Kepengen cepet pulang gue, huaam ngantuk parah,” elak Amira sembari menyengir.

“Elah kirain napa sabar lah bentaran juga,” bisik Nia terkekeh.

Tak lama kemudian terdengar suara bel pertanda pulang sekolah yang membuat Amira ingin cepat bergegas.

“Tan, Ni gue duluan yak. Daaaah...” ucap Amira kepada Intan dan Nia sembari berlari keluar kelas menuju ke depan gerbang sekolah karena Amira sudah dijemput sopirnya.

Sesampainya di rumah Amira langsung berjalan cepat mencari keberadaan sang mama karena Amira penasaran tentang acara pertemuan nanti.

“Hai sayang, cepat ganti baju abis itu makan terus istirahat biar nanti malam terlihat fresh,” ucap Retha sembari tersenyum ke arah Amira..

“Ma kasih bocoran Mira dong ada acara apa nanti sampai om Rudy ngundang makan malam segala? Mira kepo nih,” ucap Amira sembari mengerucutkan bibirnya.

“Udah deh gak usah manyun gitu. Nanti juga tau," ucap mama yang membuat Amira kesal dan berlari meninggalkannya.

Sesampainya di kamar Amira menghempaskan tubuhnya ke atas kasur yang bersepreikan doraemon. Tangan Amira bergerak lincah meraih sebuah laptop lalu jari jemarinya mulai membuka laptop tersebut dan memutar sebuah film korea yang sedang ngehits saat itu.“Ya ampun ganteng banget sih," ucap Amira sembari terus menatap wajah artis korea di laptopnya.

“Ahh semoga jodohku nanti kaya kamu oppa," ucap Amira lagi sembari membayangkan wajah artis korea sembari terkikik.

Setelah lama menonton drama korea Amira pun memutuskan untuk tidur karena Ia merasa sangatlah lelah. Tanpa mengganti seragam Amira pun tertidur pulas hingga sebuah teriakan dari balik pintu kamar menyadarkan Kia dari mimpi singkatnya.

“Amira, Amira... buka pintunya mama mau make up-in kamu ini udah jam enam sore lho!" teriak Retha membuat Amira gelagapan.

"Astaga,” ucap Amira sembari menepuk jidat dan langsung berlari kearah pintu untuk membukanya.

“Ya ampun Amira kamu gimana sih,kok belum mandi? Cepetan sayang tar kita telat loh,” semprot Retha membuat Amira berlari ke kamar mandi.

Sementara Amira sedang mandi sang mama dengan setia menunggui Amira di kamar Amira sembari memilih milih baju yang cocok untuk Amira pakai pilihannya jatuh pada sebuah dress berwarna baby pink dengan motif bunga di ujung roknya yang tampak cantik jika dikenakan Kia. Usai mandi dan ganti baju sang mama membantu Amira merias diri dengan memoleskan beberapa make up kewajahnya dan membubuhkan lipstick ke bibir Amira.

“Nah, gini kan cantik yaudah ayok turun kita berangkat,” ucap mama yang dibalas dengan anggukan oleh Amira.

Setibanya di restoran Amira tersenyum ramah menyapa sepasang suami istri yang ia kenal bernama Rudy dan Mei yang sudah lebih dulu datang.

“Selamat malam om tante," sapa Amira ramah.

“Malam sayang, ini Amira ya?” tanya Mei memastikan.

“Iya tante saya Amira."

“Oh sayang kamu sudah dewasa sekarang, cantik lagi," puji Retha sembari mengusap pipi Amira.

“Terimakasih tante."

“Ah iya sampai lupa, mari kita ke dalam,” ajak Retha menggiring kami masuk ke dalam sebuah ruangan VIP.

Amira membelalakkan mata takjub melihat sebuah ruangan yang didekorasi sangat romantis dalam hatiku bertanya tanya ‘mengapa ruangannya didekorasi sebagus ini jika tujuannya hanya untuk makan malam.'

“Sah sah saja mereka kan kaya,” gumam Amira lirih.

Amira melangkahkan kaki menuju deretan kursi yang tersusun rapi berhadap-hadapan dengan sebuah meja panjang ditengahnya. Amira memilih kursi paling ujung sebagai tempatnya untuk duduk. Rudy dan Mei sibuk berbincang dengan Tama dan Retha, sementara Amira lebih memilih asik dengan ponselnya berbalas pesan dengan kedua sahabatnya.

Tak lama setelahnya seorang pria datang dan menyapa. Suaranya sangat tegas sontak membuat Kiana yang asik dengan ponselnya pun mendongakkan kepala. Amira terkejut melihat seseorang yang berada di hadapanya.

‘Bukankah dia pemilik yayasan sekolahku? Mengapa dia di sin?,’ tanyanya dalam hati.

“Oh ya kenalkan ini Pasha putra kami, Pasha kenalkan ini Amira dan ini orang tuanya," ucap Mei lembut.

“Saya Pasha, om tante," sapa Rama dengan senyuman tipis.

“Hai," sapa Pasha kepada Amira sembari bersalaman.

Jantung Amira mendadak bekerja berlipat lipat lebih cepat, lidah Amira kelu. Amira hanya membalasnya dengan sebuah senyuman saja.

Amira terdiam sejenak otaknya mulai berfikir keras tentang pria si pemilik yayasan tempat ia bersekolah. Seputar pertanyaan menghinggapi kepala Amira. Ia sungguh penasaran.

‘Ganteng banget, uhhh kayak oppa oppa korea,’ batin Amira.

‘Tapi sayangnya dingin,’ imbuh Amira.

“Ehemm…” deham Rudy yang membuat semua mata tertuju padanya.

“Malam ini saya ingin mengumumkan berita yang sangat penting.” Rudy menggantung ucapannya sejenak melirik ke arah Amira dan Pasha secara bergantian yang membuat keduanya bingung.

“Kami bersepakat menjodohkan Amira dan Pasha, suka tidak suka, mau tidak mau kalian akan segera menikah,” tegas Rudy melanjutkan ucapannya.

Amira dan Pasha terkejut kemudian saling berpandangan satu sama lain dalam waktu yang cukup lama. Otak mereka sejenak berhenti lidah mereka kelu untuk berucap.

“Jadi kalian setuju kan?” tanya Rudy meminta persetujuan keduanya.
Bersambung….

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro