Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Masakan Untuk Suami

"Non Amira," panggil Nunik sembari menepuk lengan Amira lembut.

Amira menggeliat ia menerjap nerjapkan matanya dan teekejut mendapati Nunik berada dihadapannya.

"Bi Nunik, kenapa berdiri di sini?" tanya Amira heran.

"Anu non bibi bangunin non Amira karena ini sudah jam sepuluh malam," ucap Nunik sembari menunjuk jam dinding.

"Astaga, jadi aku ketiduran di sini ya. Emm apakah kak Pasha sudah datang?" tanya Amira kepada Nunik.

"Belum nona, tuan muda belum datang," jelas Nunik kepada Amira.

"Ya ampun, kemana kak Pasha? mengapa jam segini belum pulang," ucap Amira khawatir.

"Tuan muda biasa pulang larut malam nona." Nunik mencoba menenangkan hati istri majikannya dan meyakinkan jika majikannya tetap akan pulang.

"Larut malam? Jam berapa biasanya ia pulang bi?" tanya Amira penasaran.

"Jam dua belas malam nona bahkan bisa lebih atau tapi saya pastikan tuan akan  pulang, Nona tidak perlu mengkhawatirkannya," jelas Nunik.

"Astaga, apa setiap hari selalu begitu bi?" ucap Amira tak percaya.

"Iya nona," jawab Nunik membenarkan.

"Huhhhh...." Amira menghembuskan nafas kasar ia tak habis pikir dengan kebiasaan suaminya.

"Baiklah, tolong bereskan makanannya bi. Aku akan menunggunya di kamar." Amira berlalu menuju kamar.

Amira masuk ke dalam kamar dan mengganti pakaiannya dengan piama kesayangannya. Piama bergambar karakter kesukaannya yaitu spongebob. Amira mematikan lampu utama dan menyalakan lampu tidur. Ia membaringkan tubuhnya di ranjang empuk berukuran king size.

“Baru jam sebelas, kak Pasha masih lama gak ya pulangnya?” monolog Amira.

Amira menatap langit langit kamarnya sembari menunggu sang suami pulang namun ia justru tertidur pulas.

Di tempat lain seorang laki-laki tampan terlihat masih sibuk dengan berkas kantornya, hingga sebuah ketukan pintu membuat fokusnya buyar.

Tok tok tok

“Masuk!” seru Pasha.

“Tuan muda sudah waktunya pulang, ini sudah menjelang dini hari.” Hans mengingatkan Pasha.

“Hemm, baiklah.”

Pasha mematikan komputernya lalu merapikan berkas di depannya dan bergerak keluar ruangan. Sementara Hans-sang sekertaris pribadi membuntutinya di belakang. Hans buru-buru membukakan pintu untuk Pasha, lalu masuk ke dalam mobil dan melajukan mobil keluar dari gedung kantor.

“Apakah langsung pulang tuan?” tanya Hans memastikan.

“Iya Hans, langsung saja.”

“Baik tuan muda.”

Tak butuh waktu lama mobil yang Hans kendarai sudah memasuki pekarangan rumah, Pasha buru-buru turun dan meminta agar Hans segera pulang.

“Aku duluan Hans, kau segeralah pulang.”

“Baik tuan,” ucap Hans yang kembali melajukan mobil.

Waktu menunjukkan pukul satu dini hari, seseorang pria berkemeja navy dengan jaz dan tas kerja yang ia tenteng masuk ke dalam rumah lantas berlari menaiki anak tangga dan masuk ke dalam kamar yang sama dengan Amira. Ia membasuh wajah lalu berganti pakaian dan merebahkan tubuhnya di samping seorang gadis yang baru saja sah menjadi istrinya beberapa jam lalu. Ia memiringkan tubuhnya memunggungi Amira dan memeluk guling kesayangannya dengan erat. Sekejap saja dengkur halus dengan nafas yang teratur mulai terdengar yang berarti sang empunya sudah tertidur.

Ke esokan harinya Amira bangun lebih pagi, ia tersenyum melihat seorang pria tertidur disampingnya. Ia lantas beranjak dari tempat tidurnya dan berlalu menuju dapur untuk memasak.

"Mumpung ini hari minggu sebaiknya aku masak saja biar nanti ketika kak Pasha bangun bisa langsung makan." Dengan semangat Amira memulai memasak beberapa menu makanan yang sudah ia kuasai. Tangan Amira dengan cekatan memotong motong sayuran dan meracik humbu yang kemudian ia masak.
Nunik menerjapkan matanya ia mengernyitkan dahi ketika mencium bau harum makanan di pagi buta. Ia pun segera menuju dapur. Dari kejauhan ia melihat nona mudanya sedang asik memasak. Ia pun tersenyum dan mempercepat langkahnya.

"Selamat pagi nona," sapa Nunik lembut.

"Pagi bi," sahut Amira dengan senyum manisnya.

"Nona kenapa memasak? Nanti tuan muda bisa marah jika nona memasak." Nunik mencoba mencegah istri majikannya untuk memasak namun di tolak oleh Amira dengan halus.

"Tak apa bi, jangan khawatir." Amira kembali melanjutkan aktifitas memasaknya.

Amira dengan lihai memasak beberapa masakan yang ia kuasai menghidangkannya di atas meja makan lantas pergi menuju kamarnya untuk mandi dan berniat membangunkan sang suami.

Usai mandi dan berganti pakaian Amira tak melihat sosok Pasha di ranjang, ia sempat mencari namun suara gemercik air dari dalam kamar mandi menjawab pertanyaannya. Amira memilih turun menuju ruang makan. Sembari menunggu sang suami ia pun mengambil makanan terlebih dahulu. Ia juga menyiapkan makanan satu piring berisi nasi yang masi mengepul untuk sang suami.

Amira tersenyum manis sembari mengusap usap kedua tangannya. Ia puas dengan hasil masakannya pagi ini.

"Aku yakin kak Pasha pasti suka," ucapnya lirih.

"Semoga kamu suka kak," lanjutnya sembari ternyum tipis.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro