Act Two
Act two – Dalliance (n) wasting away of time; dawdling
: Teenfict-Romance :
Dalam seminggu ke depan, akan sedikit sulit bagi beberapa orang untuk menemui Kim Jongin di rumahnya. Hal itu diakibatkan dari kegemarannya untuk berkunjung ke Bangwhasuryujeong, Suwon Hwa Seong. Sebuah paviliun peninggalan jaman Joseon. Kegemarannya itu dimulai semenjak satu bulan yang lalu, saat kakeknya mengajak dirinya berkunjung ke paviliun untuk menikmati pertunjukkan tradisional.
Dirinya ingat betul, ketika sang kakek tak henti-hentinya membicarakan pertunjukkan yang hendak mereka tonton tersebut. Jongin pun akhirnya mafhum mengapa kakeknya begitu menyukai pertunjukkan berikut paviliun itu. Ia sendiri pun merasa terkesima, ketika memasuki kawasan paviliun Hwa Seong untuk pertama kalinya.
Perasaan terkesima itu makin menjadi setelah pertunjukkannya dimulai. Jongin tak pernah merasa begitu berhutang budi kepada orang lain. Sebab, kalau bukan karena kakeknya yang bersikeras mengajaknya kemari, ia tak akan pernah menemukan gadis seanggun Nona Jung. Gadis pemain alat musik tradisional sekaligus nona pembaca puisi.
Jadi, terhitung mulai hari ini sampai satu minggu ke depan, Jongin akan terus berkunjung ke paviliun untuk menyaksikan pertunjukkan tradisonal—pertunjukkan Nona Jung. Ia sudah memposisikan diri di barisan paling depan di antara para pengunjung dan sudah mempersiapkan sebuah karangan bunga. Begitu pertunjukkan selesai, ia akan langsung berlari menuju panggung dan menyerahkan karangan bunganya kepada Nona Jung.
Jongin terlanjur tak dapat menghentikan senyuman di wajahnya. Apalagi, ketika acara itu sudah menunjukkan tanda-tanda akan segera dimulai. Jongin telah menjadi penyumbang riuh tepuk tangan terkeras dari semua pengunjung yang hadir, ketika satu per satu pemain alat musik menempatkan diri. Dan di sudut terkiri, di sanalah Nona Jung harusnya menempatkan dirinya, menjadi yang paling anggun di antara yang lain dengan hanboknya yang tak kalah indah.
Harusnya.
“Di mana Nona Jung?” Ada sebuah suara yang terdengar dari belakang Jongin.
“Kau belum dengar? Nona Jung sudah berangkat ke Jepang hari ini,” jawab yang lain.
“Jepang?” sahut Jongin, tanpa aba-aba memutar tubuhnya ke belakang.
Kedua orang itu terkejut saat Jongin tiba-tiba menyahut. Tapi, Jongin seolah tak perduli dan terus memasang raut wajah ingin tahu. “Nona Jung mendapatkan beasiswa di sana. Kau belum dengar juga?” tanya orang itu terheran-heran.
Jongin menggeleng.
Orang itu menghela napas bersamaan saat Jongin kembali menghadap ke panggung. Seketika itu juga, Jongin mendapati jiwanya telah mengkhianati raganya. Jiwanya seolah berkelana ke suatu tempat dan tersesat di sana. Sementara raganya terjebak di dalam paviliun itu.
Ia berpikir, lain kali, ia tak akan menghambur-hamburkan uang sakunya untuk membeli karangan bunga.
Dan ia dapat memastikan kalau untuk satu minggu ke depan, orang-orang akan dapat menemuinya dengan mudah di rumah. Mengingat, ia tak memiliki kesibukan apa pun selama liburan. []
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
p.s omong-omong soal Suwon, jadi keinget King Su Won di Akatsuki no Yona :”) ada yang baca manga atau liat animenya?
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Di jaman dinasti Joseon, paviliun ini dipakai untuk pertunjukkan pasukan pemanah punya Raja Jungjo. Tapi, di masa sekarang, paviliun ini udah beralih fungsi jadi tempat perhelatan pertunjukkan musik tradisional korea dan puisi.
Di sekeliling paviliun ini ada kolam bebek /idk why, but i just found it so funny. Kolam bebek, aha ha/ sama pohon bunga yang aku sendiri juga ndak tau itu bunga apa. Belum pernah ke sana soalnya, hiah!
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Bonus pict, Bangwhasuryujeong, satu dari empat poligonal paviliun di Hwa Seong
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro