Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 15

“[Name]-cchi, ayo kita makan siang bersama-ssu.”

“Aku mau makan siang bersama Rei-chan.”

“[Name]-san, ayo kita pulang.”

“Duluan saja, aku akan pulang bersama Rei-chan.”

“[Name]-chin, ayo kita ke toko kue besok.”

“Maaf, besok aku akan pergi bersama Rei-chan.”

“Yaampun, ada apa dengan [Name]? Rasanya ia menjauh dari kita,” ucap Aomine sambil melahap burgernya.

“Iya, setiap kuajak pasti ia menolak-ssu,” timpal Kise dengan lesu.

“Alasannya selalu bersama Kurogane-kun,” ucap Kuroko sambil menyeruput milkshake vanillanya dengan tidak bersemangat.

Saat ini para Kisedai sedang mampir di Maji Burger setelah pulang sekolah, tentunya tanpa [Name]. Kagami dan Momoi hanya saling tatap dengan raut ‘tidak tahu harus berkata apa’ melihat para Kisedai yang sedang tidak bersemangat.

“Mungkin [Name]-chan ingin menghabiskan waktu bersama Kurogane-kun karena lama tidak bertemu,” hibur Momoi.

Kagami mengangguk setuju, “Soalnya mereka kan cukup dekat dari dulu.”

“Menghabiskan waktu bersama karena lama tidak bertemu ya?” ucap Akashi sambil menghela nafas. “Tapi ini sudah seminggu,” keluhnya.

“Selama seminggu kami tidak dihiraukan oleh [Name] nanodayo,” sambung Midorima.

“Geh?! Bahkan Akashi dan Midorima juga mengeluh?!” pekik Kagami dalam hati.

“Kalau begitu, bagaimana kalau kita melakukan hal yang sama-ssu?” saran Kise.

“Maksud Kise-chin?”

“Maksudku, bagaimana kalau kita melakukan hal yang [Name]-cchi lakukan kepada kita?”

“Jadi kita juga tidak menghiraukan [Name] begitu?” tanya Aomine.

“Ya, dengan begitu [Name]-cchi akan menyadari perilaku kita dan mulai memperhatikan kita,” ucap Kise.

“Ide bagus, ayo kita lakukan mulai besok,” ucap Akashi menyetujui.

“Akashi sampai setuju dengan ide konyol ini?! Separah itukah [Name] tidak menghiraukan mereka?!” pekik Kagami dalam hati lagi.

“Tidak ada cara lain lagi, meskipun itu ide konyol, ayo kita lakukan!” ucap Kuroko sambil mengepalkan tangannya ke udara.

“Yosh!” semuanya ikut mengepalkan tangannya ke udara dengan semangat.

Lagi-lagi Kagami kaget, “Ini sangat parah.”

Momoi hanya mengedip-kedipkan matanya tanda ia tidak percaya, Momoi sama kagetnya dengan Kagami.

“Ka-kalau begitu kami berdua tidak akan ikutan, tapi kami berjanji tidak akan membocorkan rencana kalian kepada [Name],” ucap Momoi angkat suara diikuti anggukan Kagami.

“Baiklah, terserah kalian,” ucap Akashi.

“Kalau begitu aku akan pulang dulu,” pamit Momoi sambil beranjak dari tempat duduknya disusul Kagami.

“Kalau begitu aku akan mengantar Momoi pulang, ini sudah malam,” ucap Kagami.

“Tolong jaga Satsuki,” ucap Aomine.

“Ya, kami permisi dulu. Semoga rencana kalian berhasil. Sampai jumpa,” pamit Momoi dan Kagami.

“Sampai jumpa,” balas para Kisedai.

.

Esoknya…
“Selamat pagi,” sapa [Name] kepada para Kisedai.

Para Kisedai saling menatap dan menganggukkan kepala, ‘Misi dimulai!’

Bukannya menjawab, para Kisedai justru membuang muka dan diam seribu bahasa. Acara sarapan dan berangkat sekolah bersama yang biasanya riuh pun menjadi sepi. Tetapi sepertinya [Name] belum menyadari bahwa para Kisedai sedang mengacuhkannya.

‘Mungkin suaraku terlalu kecil saat menyapa mereka, jadi mereka tidak mendengarnya,’ pikir [Name].

Setibanya di sekolah [Name] disambut oleh Momoi seperti biasa, tetapi ketika Momoi menyapa Kise, Kise hanya menjawab singkat dan nadanya terdengar dingin. Momoi hanya menggelengkan kepalanya.

Saat makan siang, suasana sangat sepi, hanya ada suara [Name] yang bercengkrama dengan Kurogane. Kise dan Aomine yang biasanya ribut, bisa makan dengan tenang. Murasakibara yang biasanya meminta cemilan [Name], hari ini tidak memintanya.  Lagi-lagi Kagami dan Momoi saling tatap lalu menghembuskan nafas berat.

Hari demi hari, akhirnya [Name] menyadari perubahan sikap dari para Kisedai. Saat [Name] bertanya kepada Momoi apa yang terjadi dengan para Kisedai, Momoi hanya tertawa canggung dan segera mengalihkan pembicaraan. Dan setelah berjam-jam [Name] berpikir, akhirnya [Name] menyadari apa yang terjadi.

“Yaampun, mereka sangat kekanakan,” ucap [Name] sambil tersenyum halus. “Baiklah, akan kuselesaikan besok!”

Esoknya, [Name] melihat para Kisedai sedang di ruang tengah dengan kesibukan masing-masing. Aomine membaca majalah Mai-chan sambil tiduran di sofa, Akashi bermain shogi sendiri, Kise sibuk dengan ponselnya, Murasakibara asyik memakan cemilannya, Kuroko bermain dengan Nigou, dan Midorima menonton siaran Oha-Asa yang ditayangakan di televisi.

“Wah, wah, damai sekali hari libur kali ini, apa yang terjadi?” pancing [Name].

Semuanya tetap mengacuhkan [Name].

[Name] tersenyum maklum dan melanjutkan ucapannya, “Shintarou-kun, tidak ada lucky item untukku hari ini? Kemarin-kemarin kau juga tidak memberikanku lucky item.” Midorima tetap berfokus pada siaran Oha-Asanya.

“Atshushi-kun, mau pergi membeli kue bersamaku?”

“Daiki-kun dan Ryouta-kun, tumben tidak ribut?”

“Tetsuya-kun, mau berjalan-jalan bersamaku dan Nigou?”

“Sei-kun, mau kutemani bermain shogi?” Semua yang [Name] ucapkan tidak dihiraukan.

[Name] menghela nafasnya dan berjalan menghampiri para Kisedai, merebut majalah Mai-chan milik Aomine, merebut ponsel Kise, mematikan televisi, menutup papan shogi Akashi, merebut cemilan Murasakibara, dan mengambil Nigou dari Kuroko. Setelah melakukan semua itu, [Name] duduk di tengah-tengah para Kisedai yang masih mengacuhkan [Name].

“Aku tahu,” ucap [Name] sambil mengelus-elus Nigou yang berada dipangkuannya. “Akhirnya aku sadar apa yang terjadi dan aku minta maaf. Ini memang salahku, aku lupa kepada kalian. Tapi tolong dengarkan aku, liburan nanti aku akan mengajak kalian kerumahku di Kyoto, karena itulah aku selalu bersama Rei-chan untuk menyusun rencana untuk liburan nanti, aku terlalu bersemangat sampai melupakan kalian,” ucap [Name] sambil menundukkan kepalanya.

Pandangan Kisedai berpusat kepada [Name].

[Name] mengangkat kepalanya dan melihat para Kisedai satu-persatu dan tersenyum, “Maafkan aku ya?”

Para Kisedai segera mengalihkan pandangan mereka secara serempak, menunduk dan saling curi pandang satu sama lain, dan mereka mengangguk secara bersamaan.

“Kami juga minta maaf,” ucap Akashi angkat suara dengan volume rendah dan diikuti anggukan oleh semuanya.

Para Kisedai masih menunduk dan berusaha tidak memandang [Name].

“Kalau begitu, sudah selesai acara ngambeknya?” tanya [Name].

“Kami tidak ngambek /-ssu/-nanodayo!” ucap para Kisedai bersamaan sambil menatap [Name].

[Name] berdiri dan mengelus surai para Kisedai satu-persatu dengan tersenyum, “Syukurlah.”

Para Kisedai segera membuang muka dengan wajah memerah.
.
.
.

- Behind The Scene –

Saat makan siang ketika misi dijalankan

“Syukurlah, Aomine-cchi tidak merebut makananku-ssu!” sorak Kise dalam hati.

“Ukh, aku ingin mengambil tamagoyaki milik Kise,” ucap Aomine dalam hati sambil terus memperhatikan Kise yang sedang memakan makan siangnya dengan tenang.

“Cemilan yang dipegang [Name]-chin kelihatannya enak, aku ingin minta. Tunggu dulu, tadi Aka-chin bilang kalau nanti Aka-chin akan memberikanku cemilan lebih banyak jika aku bisa tidak meminta cemilan pada [Name]-chin. Baiklah, aku akan berusaha.”

“[Name]-san tidak menyadari perubahan sikap kami.”

“Aku ingin memberi lucky item untuk [Name], karena hari ini [Your Zodiak] berada di urutan terbawah, tapi kami sedang menjalankan misi ini nanodayo. Aku harus bagaimana? Bukan berarti aku peduli ya,” ucap Midorima dalam hati sambil menaikkan kacamatanya.

“Bagus, teruskan akting kalian,” ucap Akashi dalam hati sambil memakan bentonya dengan tenang.

“Apa ini tidak apa-apa?” bisik Momoi pada Kagami.

“Entahlah,” jawab Kagami.
.
.
.

Haiii....
Apa kabar semuanya?
Semoga suka ceritanya ya!
Terima kasih buat kalian semua yang sudah membaca, vote, dan comment untuk book ini.

Oh iya, Icha juga sudah membuka ToD serta QnA...
Silahkan berikan pertanyaan atau tantangan untuk para Kisedai+Kagami Momoi. Untuk Kurogane sama Icha juga boleh...
Silahkan~

Jaa nee...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro