Chapter 14
[Name] dan Murasakibara baru saja selesai berbelanja bahan makan malam. Mereka berdua sedang dalam perjalanan pulang.
"[Name]-chin, biar kubawakan belanjaannya"
"Tidak usah Atsushi-kun, aku bisa membawanya sendiri. Lagipula tanganmu sudah penuh dengan cemilan yang kau beli tadi," tolak [Name].
"Hmm...Ya sudah...," jawab Murasakibara malas.
Setelah itu, tiba-tiba ada seorang laki-laki menabrak [Name] hingga terjatuh dan barang belanjaan [Name] ikut jatuh dan berceceran.
"Maafkan aku," ujar laki-laki yang menabrak [Name] sambil membantu [Name] memungut belanjaannya yang jatuh. Muarasakibara juga ikut membantu.
"Sekali lagi maafkan aku," ujar laki-laki tersebut hendak membantu [Name] berdiri. Namun tangannya segera ditepis oleh Murasakibara dengan wajah cemberut.
Pandangan Murasakibara beralih kepada [Name] dan membantu [Name] berdiri.
"[Name]-chin, daijobu ka?"
"Ya, aku tidak apa-apa,terima kasih Atsushi-kun."
"Ano... Ini barang-barangmu, sekali lagi maafkan aku, " ujar laki-laki tersebut sambil menyerahkan belanjaan [Name] yang terjatuh dengan wajah bersalah.
[Name] menerima belanjaannya sambil tersenyum, "Tidak apa-apa, lain kali hati-hati."
Laki-laki itu ikut tersenyum, "Ya, terimakasih, aku permisi dulu."
Laki-laki itu berjalan melewati [Name] sambil menggumamkan kalimat yang dapat didengar oleh [Name].
"Sampai berjumpa lagi."
Refleks, [Name] segera menoleh kearah laki-laki tersebut.
Laki-laki itu hanya tersenyum sekilas dan pergi meninggalkan [Name] dan Murasakibara.
"[Name]-chin, ada apa?" tanya Murasakibara.
[Name] menggeleng, "Tidak ada, ayo pulang, yang lain pasti sedang menunggu."
Murasakibara mengangguk malas dan mereka berdua segera pulang ke rumah.
'Siapa dia?'
.
Sungguh, [Name] tidak bisa berhenti memikirkan laki-laki yang menabraknya kemarin. [Name] bahkan sampai menjadi pendiam dan membuat para Kisedai kebingungan.
'Apa maksudnya sampai berjumpa lagi? Apa ia mengenalku? Dia itu siapa?'
"[Name]-chan! Mou, [Name]-chan!" panggil Momoi.
[Name] tersadar dari acara berpikirnya dan menoleh kearah Momoi, "Eh? Satsuki-chan, maaf."
"Mou... Apa sih yang sedang kau pikirkan sampai mengabaikanku?" gerutu Momoi.
[Name] tersenyum bersalah.
"[Name]-cchi, sejak kemarin memang sudah begitu-ssu. Kami semua diabaikan," timpal Kise dari belakang bangku [Name].
Lagi-lagi [Name] menampakkan senyum bersalahnya.
"Kalau ada sesuatu yang mengganjal di pikiranmu, bilang saja kepadaku, aku bisa menjaganya," tawar Momoi.
"Tidak apa-apa kok, bukan masalah besar, terimakasih," ujar [Name].
"Baiklah terserahmu saja," ujar Momoi menyerah.
Tak lama kemudian sensei memasuki kelas bersama seorang murid laki-laki yang belum pernah dilihat di Teiko sebelumnya. Sepertinya murid baru.
Beberapa murid terkesima, terutama para perempuan.
"Uwahh... Ia tampan..."
"Benar!"
Dan percakapan lainnya.
[Name] terkejut, 'Dia laki-laki kemarin!'
"Baiklah anak-anak, hari ini kelas kita kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan dirimu," ujar sensei kepada murid baru di sebelahnya.
"Kurogane Reiji, dari Kyoto, salam kenal," ujarnya sambil membungkukkan badannya. Setelah itu ia menyunggingkan senyum tipis kearah [Name].
"Baiklah, ada pertanyaan?" ujar sensei.
Sang ketua kelas mengangkat tangannya.
"Ya, Kazuto-san."
"Alasan pindah sekolah?" tanya Kazuto.
"Aku ingin hidup mandiri, jadi aku meminta orang tuaku agar mengizinkanku sekolah disini," jawab Kurogane.
"Ada lagi?" tanya sensei.
Hampir semua murid perempuan mengangkat tangannya dengan wajah berbinar. Sensei langsung sweatdrop.
"Uh... Waktunya sudah habis, silahkan bertanya dan berkenalan langsung saat istirahat nanti. Sekarang kita akan memulai pelajarannya," ujar sensei.
"Eehhh..." keluh para murid perempuan.
"Baiklah, Kurogane-san, silahkan duduk di sebelah Kazuto-san," ujar sensei.
"Baik, terimakasih sensei," ujar Kurogane. Lalu ia beranjak dari tempatnya menuju bangku yang dimaksud sensei.
"Baiklah, ayo kita mulai pelajarannya."
"Ha'i..."
Selama pelajaran, [Name] tidak berkonsentrasi. Pikirannya melayang kepada sosok murid baru tersebut.
'Sebenarnya dia itu siapa?'
"Mou... [Name]-chan melamun lagi!" gerutu Momoi.
"Eh? Maaf..."
"Dari tadi kau melihat kearah Kurogane-kun terus. Jadi menyukainya ya?" goda Momoi.
"Hah? Kau ini bilang apa sih? Aku tidak menyukainya!" sanggah [Name].
"Yah, itu wajar sih, dia kan memang tampan."
"Sudah kubilang aku tidak menyukainya!"
"Lagipula aku lebih tampan-ssu!" timpal Kise sambil mengerucutkan bibirnya.
"[Last name]-san, Momoi-san, Kise-san, bisa hentikan obrolan kalian?" tegur sensei dari depan kelas.
"Ha'i," ujar ketiganya serempak.
.
Ketika istirahat, Kurogane menghampiri bangku [Name].
"[Last name]-san, benar?"
"Ya? Ada keperluan apa?" tanya [Name].
"Ada yang ingin kubicarakan denganmu. Bisa kita berbicara berdua?" pintanya.
Sebelum Kise berbicara Momoi telah menyeretnya keluar dari kelas."Baiklah, kalau begitu kami akan pergi," ujar Momoi sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah [Name].
'Ganbatte [Name]-chan!'
Lalu tinggal [Name] dan Kurogane di kelas berdua.
[Name] memandang Kurogane dengan tatapan waspada, 'Apa yang ingin dibicarakan?'
'Tenang [Name], jika dia macam-macam, rajam saja dengan gunting,' ujar [Name] dalam hati sambil menggenggam gunting di laci mejanya.
'Beruntung lucky item hari ini adalah gunting.'
"Jadi, ada keperluan apa?" tanya [Name].
Kurogane menghela nafas, "Kau sudah melihatku masih tidak ingat?"
[Name] menggeleng polos.
"[Name]-hime sama, masih tidak mengingatku?"
[Name] menunjuk Kurogane dengan terbata-bata, "Re-Rei-chan?!"
"Akhirnya ingat juga," ujar Kurogane sambil tersenyum.
"Kenapa kau bisa di sini?"
"Aku khawatir saat mendengar kau menghilang, jadi lupakan untuk mencarimu, dan aku menemukanmu saat pulang dari taman bermain."
Tiba-tiba, Kurogane memeluk [Name], "Aku senang kau baik-baik saja, aku merindukanmu."
[Name] membalas pelukan Kurogane, "Aku juga..."
"Uh... Rei-chan, bisa lepaskan pelukannya?"
Kurogane segera melepaskan pelukannya, "Ups, maaf..."
"Ayo ikut aku makan siang bersama, aku akan mengenakanmu kepada yang lainnya," ajak [Name] sambil beranjak.
"Lainnya? Maksudmu teman-temanmu yang berambut pelangi itu," tanya Kurogane sambil mengikuti [Name] dari belakang.
.
"Reiji?!" pekik Kagami ketika [Name] dan Kurogane tiba di atap.
"Hisasiburi Taiga-san," ujar Kurogane sambil tersenyum.
"Kalian sudah saling kenal-ssu?" tanya Kise.
"Dia anak pelayan di rumah [Name]."
"Oh..." ujar Kise.
"Taiga-san saja masih mengingatku," ujar Kurogane sambil melirik [Name] di sebelahnya. " Kalau kau masih harus diingatkan dengan embel-embel hime sama baru ingat."
[Name] meninju lengan Kurogane dengan keras, "Jangan panggil aku dengan embel-embel itu lagi!"
Lalu [Name] berdehem pelan.
"Taiga sering ke rumahku dan Rei-chan selalu menemani Taiga main sampai aku dilupakan," ujar [Name].
"Kami hanya terlalu asyik," ujar Kurogane sambil tertawa kecil bersama Kagami.
"Sama saja," ujar [Name] sambil cemberut.
"Ekhem..." Akashi berdehem. "Acara reuninya sudah selesai?"
"Maaf," Kurogane meringis. "Perkenalkan, namaku Kurogane Reiji."
"Akashi Seijuro, salam kenal."
"Midorima Shintaro."
"Aomine Daiki."
"Kuroko Tetsuya, salam kenal."
"Kise Ryouta desu~!" ujar Kise narsis.
"Murasakibara Atshushi."
"Momoi Satsuki."
"Salam kenal," Kurogane membungkukkan badannya.
Semuanya tersenyum tipis.
"Nah, ayo lanjutkan makan siangnya," ujar Akashi.
Semua mengangguk dan melanjutkan makan siang mereka.
.
.
.
Yooo... Minna san apa kabar?
Icha update nih! Semoga suka ya...
Dan selamat sekolah...
Jaa nee...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro