Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 12

[Name] memasuki sebuah ruangan berwarna putih, bau obat yang khas menyeruak di dalamnya. Seorang laki-laki bersurai blonde tengah terbaring di ranjangnya dengan berbagai peralatan medis yang tertempel di tubuhnya. Wajahnya sangat damai dengan matanya yang tertutup.Secara perlahan [Name] berjalan ke arah laki-laki tersebut.

"Ryouta-kun."ucap [Name] sambil memenggang tangan Kise yang pucat dan duduk di kursi di sebelah ranjang Kise. "Maaf aku baru datang sekarang. Cepatlah bangun Ryouta-kun. Aku minta maaf telah membuatmu seperti ini. Aku hiks merindukanmu. Ce...pat bangun Ryouta-kun." Ucap [Name] sambil tersenyum miris. Air mata telah mengalir di pipi [Name].

.

Aomine memasuki ruang inap Kise untuk menjenguknya. Tetapi ia melihat seorang perempuan bersurai [Hair Colour] sedang menelungkupkan kepalanya di pinggir ranjang Kise.

Aomine menghampiri [Name] yang sedang tertidur dan mengelus rambutnya.

"Yo. Kise. Akhirnya [Name] disini juga ya? Cepatlah bangun, [Name] meridukanmu." sapa Aomine pada Kise. Tentu saja tidak ada respon dari Kise. Tapi, Aomine yakin pasti Kise mendengarnya.

"Saa...Ayo pulang [Name]. Kise, kami pulang dulu." ucap Aomine sambil meggendong [Name] di punggungnya dan meninggalkan ruang inap Kise.

.

'[Name]-cchi...'

'Kurasa aku akan pergi...'

'Maaf'

.

"RYOUTA-KUN!" [Name] tersadar. Nafasnya terengah-engah. Matanya mengedarkan pandangan di sekelilingnya. [Name] menyadari bahwa ia sedang ada di kamarnya.

'Hanya mimpi.' [Name] berusaha menetralkan nafas dan detak jantungnya.

'Ryouta-kun. Kau tidak akan pergi kan?' ucap [Name] sambil menyeka air matanya yang sudah mengalir entah sejak kapan.

'Kau...Sungguh...Tidak akan... pergi...kan?' [Name] segera berlari keluar rumah dengan airmata yang masih mengalir.

Saat [Name] sampai di pinggir sungai tempat ia di temukan oleh Kisedai, langkahnya terhenti, ia tidak kuat untuk berlari lagi. [Name] jatuh terduduk di rerumputan, ia merasa kehilangan tenaganya. [Name] hanya bisa menangis dan menagis.

"RYOUTAAA..."

.

"Eh?! Aku...di mana ini? Apa ini-ssu?" ucap laki-laki bersurai blonde sambil melepaskan alat-alat medis yang tertempel di tubuhnya.

Ia terdiam sejenak dan tersentak seperti mengngat sesuatu,"Ah! [Name]-cchi!" laki-laki itu segera berdiri dan berlari meninggalkan ruang inapnya. Ia terus berlari meskipun terjatuh beberapa kali.

Sesampainya di pinggir sungai, ia melihat seorang perempuan yang sedang menagis sambil memeluk lututnya.

"[Name]-cchi..."

Merasa ada yang menyebutkan namanya, [Name] menghentikan tangisnya dan mendongak. Air matanya kembali mengalir saat seseorang yang dirindukannya berada di hadapannya.

Kise segera duduk bersimpuh dihadapan [Name], tangannya yang masih pucat menghapus air mata [Name] sambil tersenyum.

"[Name]-cchi, ini aku. [Name]-cchi mengapa ada di sini? Dan [Name]-cchi menangis-ssu? Siapa yang membuat [Name]-cchi menangis? Akan kuhajar dia."

[Name] tidak membalas ucapan Kise. [Name] memegang setiap inci wajah Kise yang ada di hadapannya dan mengelus rambutnya, memastikan bahwa seseorang di hadapannya ini nyata.

Kise tersenyum, dan memengang tangan [Name]. Merasa ada keanehan, Kise memperhatikan pergelangan tangan [Name] dengan seksama. Dan Kise melihat perban yang membalut pergelangan tangan [Name].

"[Name]-cchi! Apa waktu itu kau terluka-ssu? Huaaa...Gomen [Name]-cchi!" ucap Kise meminta maaf.

[Name] tersentak, "Bodoh! Ini bukan salahmu! Mengapa kau yang minta maaf? Seharunya aku yang minta maaf! Aku...Aku... Huwaaa..." [Name] kembali menangis.

Kise menarik [Name] dan memeluknya.

"Aku rindu padamu bodoh! Aku khawatir kau akan pergi!" omel [Name] dalam pelukan Kise.

"Gomen [Name]-cchi...Tapi aku sudah ada di sini. Kau tidak usah khawatir lagi. Aku kembali-ssu." Ucap Kise sambil mengelus rambut [Name].

"Maaf Ryouta...Maaf..."

"Daijobu [Name]-cchi, ini bukan salahmu. Aku kan sudah berjanji untuk menjagamu, jadi aku menjalankan janjiku-ssu." Ucap Kise menenangkan [Name], tetapi [Name] tidak berhenti menangis.

Kise bingung bagaimana cara menghentiksn tangis [Name] yang belum mereda. Saat ia melihat rerumputan, terlintas ide di kepalnya.

"Nee...[Name]-cchi, lihat ini-ssu." Ucap Kise sambil tangannya mengusap rerumputan. Tak lama kemudian muncul kunang-kunang dari rerumputan dan berterbangan dengan cahayanya yang indah.

[Name] menghentikan tangisnya dan melihat apa yang ditunjukkan Kise, "Cantik..." ucapnya takjub.

"Benarkan? Ini benar-benar cantik-ssu. [Name]-cchi jangan menangis lagi ya-ssu" Ucap Kise bersemangat.

"Un! Arigatou Ryouta-kun!" [Name] tersenyum sambil mengusap airmata yang tersisa.

"[Name], di sini kau rupanya. Hosh...hosh..." ucap laki-laki bersurai navy blue sambil terengah-engah. Aomine melangkah mendekati [Name]. Tetapi setelah sampai setengah jalan Aomine menghentikan langkahnya. "Kise?"

"Yo! Aomine-cchi!" sapa Kise.

"Kise? I-Itu kau?" ucap Aomine tidak percaya. Kise mengangguk.

"Kiseee...." Aomine berlari menghampiri Kise dan memeluknya hingga Kise sesak. "Syukurlah kau sudah bangun. Semuanya menghawatirkanmu."

"Ao-mine-cchi se-sak-ssu." Ucap Kise sambil menepuk-nepuk punggung Aomine.

"Ups! Gomen." Aomine melepaskan pelukannya. "Kau baik-baik sajakan?"

Kise mengangguk.

Tak lama kemudian Kuroko,Akashi, Murasakibara, dan Midorima datang menyusul. Semuanya terkejut ketika melihat Kise. Kise tersenyum dan melambaikan tangannya.

"Kise-kun kau sudah bangun?" tanya Kuroko.

Bukannya menjawab Kise malah memeluk Kuroko dengan erat, "Kuroko-cchi! Aku rindu padamu-ssu!"

Kuroko tidak bisa berkata-kata karena sesak. Ia hanya bisa menepuk punggung Kise minta di lepaskan. Kise segera melepaskan pelukannya.

"HATCHIH!" Kise dan [Name] bersin secara bersamaan.

"Dingin-ssu." Ucap Kise dan disetujui dengan anggukkan [Name].

"Karena kau memakai baju rumah sakit yang tipis nanodayo. Dasar bodoh." Ucap Midorima sambil memberikan jaketnya kepada Kise.

"Sankyu Midorima-cchi." Ucap Kise sambil menerima jaket dari Midorima yang di balas anggukan oleh Midorima.

"[Name] juga hanya memakai baju tidur." Ucap Akashi sambil memakaikan jaketnya pada [Name].

"Ehehe gomen. Arigatou Sei-kun."

"Kalau begitu ayo kembali kerumah sakit." Ucap Midorima.

"Eh? Kenapa rumah sakit-ssu?" tanya Kise polos.

"Kau masih sakit bodoh." Ucap Aomine.

"Oh? Ehehe..." Kise menyengir.

"Sudahlah, ayo." Ucap Akashi.

Kise segera berdiri tetapi ia terjatuh. Saat Kise mencoba berdiri lagi, ia kembali terjatuh.

Kise panik, "Eh? Kenapa aku tidak bisa berdiri-ssu?"

"Tubuhmu masih kaku karena tidak di gerakkan selama sebulan nanodayo. Itu wajar. Kau akan menjalani rehabilitasi untuk mengembalikan tubuhmu seperti semula." Jelas Midorima.

"Eh? Souka..." ucap Kise manggut-manggut.

"Sudahlah, ayo Kise-chin naik ke punggungku. Aku akan menggendongmu." Ucap Murasakibara.

"Arigatou na..." ucap Kise saat telah berada di punggung Murasakibara.

"Hm." Murasakibara membalas dengan pendek.

.

.

.

Hai~ Kembali lagi dengan Icha di sini! Ada yang kangen? /Gak!/
Semoga kalian suka ceritanya ya!
Yayy~ Kise sudah sadar~
Aomine seenaknya sendiri peluk peluk Kise, Kagami mau dikemanain? :( /Plak!/
Ngomong-ngomong, selamat hari raya idul fitri, mohon maaf lahir dan batin....
/Telat!/
Ehehe...😜

Terima kasih kepada para readers yang telah sabar menunggu updatenya cerita ini dan telah memberi vote dan comment 😊
Dadah~

NB:
Hari ini Icha ulang tahun loh...
Aomine : Ga peduli

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro