Chapter 1
"Huweee... Aomine-cchi! Jauhkan cacing itu dariku-ssu!" rengek laki-laki bersurai blonde, Kise Ryouta.
Seorang laki-laki bersurai navy blue, Aomine Daiki, sedang mengejar Kise dengan cacing ditangannya. "Salahmu sendiri takut cacing! Rasakan ini!" ucapnya sambil melemparkan cacing ke arah Kise.
Kise mempercepat larinya,"Huwaaa... Tolong aku-ssu!"
"Ah...Aku dapat ikan." Ucap pria bersurai baby blue, Kuroko Tetsuya dengan wajah datarnya.
"Hebat Tetsuya." Ucap pria bersurai crimson, Akashi Seijuurou.
"*Munch munch* Kuro-chin hebat." Ucap pria bersurai ungu, Muraskibara Atsushi, sambil memakan snacknya.
"Hari ini aquarius berada pada urutan teratas-nanodayo. Wajar saja jika kau beruntung-nanodayo. Bukan berarti aku peduli-nanodayo." Ucap pria bersurai hijau, Midorima Shintarou, sambil membenarkan kacamatanya yang tidak merosot sama sekali.
"Aku dicuekkin...Hidoiii- ssu!" ujar Kise dengan tangisan bawangnya.
Hari ini Kiseki No Sedai sedang memancing bersama di tepi sungai. Sebenarnya Muraskibara tidak ingin ikut. Tetapi daripada kena sasaran gunting Akashi, ia memilih ikut.
"Ada seseorang di sungai-nanodayo." Tiba-tiba suara Midorima menghentikan momen AoKise yang sedang berkejar-kejaran.
"Eh?" ucap semua orang kecuali Midorima.
"Dimana?" tanya Akashi.
"Disana-ssu! Aku melihatnya!" ucap Kise sambil menunjuk ke tengah sungai.
Semuanya menoleh ke tempat yang ditunjuk Kise. Terlihatlah seorang gadis yang tengah mengambang terbawa arus sungai dalam kondisi tidak sadar.
"Aomine-kun, cepat tolong dia." Ucap Kuroko.
Aomine mengangguk dan segera berenang menyelamatkan gadis tersebut. Setelah sampai di tepi sungai, Aomine membaringkan gadis itu di rerumputan. Para Kiseki No Sedai segera menghampiri Aomine dan gadis tersebut.
"Apa di mati?" tanya Murasakibara.
"Tidak, dia masih hidup-nanodayo." Ujar Midorima sambil memeriksa nadi gadis tersebut.
Desahan lega keluar dari mulut Kiseki No Sedai.
"Kalau begitu bawa ia kerumah. Daiki, kau yang menggendongnya." Perintah Akashi.
"Eh? Aku?" tanya Aomine sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Karena kau terlanjur basah Aomine-kun. Aku tidak mau ikut basah." Ujar Kuroko.
"Aku juga -ssu!"
"*munch*munch aku malas."
"Tidak mau-nanodayo."
"Aku juga. Kalau kau melawan guntingku akan melayang *snip*snip."
"Hhh..Wakatta." ucap Aomine sambil menghela nafas. Lalu ia mengangkat tubuh gadis itu ala bridal style.
...
Setelah sampai di rumah, Aomine menidurkan gadis tersebut di kamar tamu dan Akashi segera memanggil dokter untuk memeriksa gadis tersebut.
Setelah Aomine mengganti bajunya, ia ikut bergabung anggota lainnya untuk menunggui gadis itu sadar.
Saat ini anggota Kiseki No Sedai berada di kamar tamu tempat gadis tersebut terbaring. Memandang penasaran apa yang terjadi dengannya hingga bisa seperti ini. Tubuh gadis tersebut tertutupi selimut putih yang cukup tebal. Bajunya berbeda dari yang dipakainya tadi. Tapi jangan berpikiran bahwa anggota Kiseki No Sedai yang mengganti bajunya. Faktanya, Akashi menyuruh maidnya untuk mengganti baju gadis tersebut sedankan yang lainnya menunggu di luar.
"Dia cantik-ssu!" puji Kise yang memandang gadis tersebut.
"Ia memang cantik, tapi dadanya rata bukan tipeku." Ucap Aomine.
Satu jitakan mendarat di kepala Aomine. "Ahomine-cchi mesum-ssu!" ujar Kise.
"Temeee...Apa katamu Kise Ryoutaho?!" geram Aomine.
Lalu terjadilah perang ejekan antara Kise dan Aomine. Sedangkan yang lainnya membuang nafas lelah dengan kelakuan dua orang ini.
"Kalian berhentilah atau...*snip*snip" suara gesekkan besi yang dingin terdengar dari gunting yang dipegang Akashi.
Kise dan Aomine segera menghentikan perangnya akibat ketakutan kepada sang pemilik emperor eye. Saat Akashi hendak menyeret Aomine dan Kise, terdengar suara erangan kecil dari mulut gadis tersebut. Semuanya sontak menoleh kesumber suara tersebut. Secara perlahan ia membuka matanya dan merasa kebingungan. Siapa yang tidak bingung. Seingatnya ia terjatuh dan tenggelam di sungai, tapi tiba-tiba dia ada di kamar seseorang dan dikerubungi para rambut pelangi. Gadis itu tampak sedikit ketakutan.
"Si-Siapa kalian?" tanya gadis itu takut-takut.
Akashi angkat bicara, "Tenang, kami bukan orang jahat. Kami menemukanmu di sungai dalam keadaan tidak sadarkan diri dan terdapat beberapa luka di tubuhmu. Jadi kami menolongmu. Kalau boleh tahu, siapa namamu?"
"Etto...[Name] [Lastname]." Jawab [Name] dengan suara yang pelan. "Terima kasih telah menolongku errr..." lanjut [Name].
"Akashi Seijuurou."
"Midorima Shitarou. Bukan berati aku ingin memberitahumu-nanodayo."
"Kise Ryouta- ssu!" ucap Kise dengan penuh semangat.
"Aomine Daiki."
"*Munch Murasakibara Atsushi."
"Kuroko Tetsuya desu." Ucap Kuroko dengan wajah datarnya.
[Name] sedikit terkejut dengan kehadiran Kuroko, 'Sejak kapan ia di sana?'. "Sekali lagi terima kasih semua." Lanjut [Name].
"Sama-sama. Ngomong-ngomong, apa yang terjadi denganmu?" tanya Aomine penasaran.
"Itu..." [Name] memulai ceritanya.
-Flashback on-
Disuatu malam, hujan deras mengguyur bumi. Menghasilkan hawa yang begitu dingin tetapi menyejukkan. Disebuah villa sederhana yang berada di pinggir hutan terdapat kehangatan yang menglahkan dinginnya hujan. [Name] beserta ayah dan ibunya sedang besenda gurau di meja makan sambil menikmati makan malam mereka.
"Kau senang berlibur dengan kami [Name]?" tanya sang ayah.
[Name] mengangguk dengan antusias.
"Ya Tou-san, aku sangat senang
meskipun hanya tiga hari bersama kalian. Itu sudah cukup."
Ibu [Name] menampakkan wajah bersalahnya. "Maaf ya [Name] kami tidak bisa menemanimu sepanjang liburan."
"Tidak apa-apa. Aku tahu Tou-san dan Kaa-san sibuk bekerja untuk diriku kan? Tetapi jangan dipaksakan ya...Jagalah kesehatan kalian." Ucap [Name] sambil tersenyum tulus.
Ayah dan ibu [Name] memeluk [Name] dengan penuh kehangatan. "Kami bangga padamu [Name], kau juga jagalah kesehatanmu." Ucap sang ayah. [Name] menganggu dan menikmati pelukan mereka.
Pelukan mereka bertiga tidak berlangsung lama ketika dua orang tak dikenal mendobrak pintu mereka. Kedua orang tak dikenal tersebut mengenakan pakaian serba hitam dan memakai topeng. Villa [Name] dirampok. Dengan sekejap tubuh ayah ibu [Name] dan [Name] sendiri sudah terikat. [Name] menangis ketakutan, ayah dan ibu [Name] menenangkan [Name].
"[Name], jangan takut. Tou-san akan melepaskan ikatanmu dan larilah dari sini setelah instruksi dari Tou-san." Ucap ayah [Name] sembil berusaha melepaskan ikatan anaknya. Sedangkan ibu [Name] mengawasi perampok yang sedang menjarah barang-barangnya.
"Hiks...Ta-Tapi bagaiman dangan Tou-san dan Kaa-san?" elak [Name]. Ia tidak mau meninggalkan kedua orangtuanya bagitu saja.
"Shhh...Tidak apa-apa, kami akan baik-baik saja. Mereka adalah suruhan dari perusahaan Yuzuru untuk menghancurkan perusahaan [Lastname]. Sebagai pewaris perusahaan [Lastname] kau harus selamat." Jelas ibu [Name]. [Name] tidak bisa berkata-kata.
"Nah... Sudah terlepas. Jaga dirimu baik-baik [Name], kami menyayangimu." Ucap ayah [Name]. Ibu [Name] ikut tersenyum, saat itulah [Name] melihat senyuman terakhir dari orangtuanya.
Ayah dan ibu [Name] segera berdiri dan menerjang tubuh kedua perampok tersebut hingga terjatuh dan menghalangi pergerakan kedua perampok.
"LARI [NAME]!" ucap mereka bersamaan.
[Name] menuruti perintah orangtuanya dan segera berlari menuju hutan supaya perampok tersebut tidak dapat menemukannya. [Name] berlari tanpa arah dan tidak memperdulikan duri atau ranting tajam yang melukai tubuhnya. Yang bisa [Name] lakukan adalah berlari dan menangis. Setelah dirasa agak aman, [Name] menghentikan larinya dan terus berjalan. Hingga tak sadar ia terpeleset dan terjatuh ke sungai yang beraliran deras. Merasa tak punya tenaga lagi [Name] pasrah dan semuanya menjadi gelap.
-Flasback Off-
"Begitulah ceritanya..." [Name] mengakhiri ceritanya.
Semuanya terdiam setelah mendengarkan cerita [Name] mereka tampak berpikir. Setelah agak lama kesunyian mendominasi, Akashi memulai pembicaraan.
"[Lastname]..." panggil Akashi.
"Ya?" jawab [Name].
"Kurasa kau harus menyembunyikan identitasmu sebagai keluarga [Lastname]." ucap Akashi.
"Kenapa?" tanya [Name].
"Perampok itu suruhan musuh perusahaan [Lastname] kan? Kurasa kalau mereka tahu kalau penerus perusahaan [Lastname] masih hidup, mereka akan mengincarmu." Jelas Akashi.
"Woah! Akashi-cchi pandai-ssu!" sorak Kise.
Akashi mengeluarkan deathglarenya karena merasa tersinggung. Ucapan Kise seakan-akan menunjukkan selama ini ia bodoh.
"Oi Kise! Kau mau mati?" tegur Aomine.
"Biarkan saja dia mati-nanodayo."
"Huweee... Midorima-cchi hidoi-ssu!" rengek Kise.
[Name] yang tidak mengerti apa-apa hanya bisa memiringkan kepalanya. 'Apa maksudnya mati?' pikir [Name].
"Jadi [Lastname]-san harus bagaimana Akashi-kun?" tanya Kuroko. Sepertinya ia mengalihkan perhatian.
Akashi yang hendak menodongkan guntingnya kepada Kise berhenti dan menatap Kuroko. "Ia akan tinggal di sini." Ucap Akashi.
"EHHH?!"
.
.
.
Jangan lupa vomment minna tachi
Arigatou gozaimasu
-Icha-
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro