Teringat akan Seseorang
Rayne masih berbaring di ranjang, matahari baru saja bersinar terang, karena akhir-kahir ini Rayne merasa tidak enak badan, ia meminta libur beberapa hari sampai merasa baikan.
Tatapan kosongnya tertuju langit-langit ruangan. Rayne merasa kepalanya tidak sedang di atas bantal melainkan di atas paha dan kepalanya diusap-usap lembut.
"Delisa ...."
"Majime-kun udah bangun?"
"Ya, aku masih merasa lelah."
Pandangannya berpindah ke wajah sang istri, memperhatikannya lekat-lekat, tangan kanannya mulai bergerak ke atas, ke belakang kepala Delisaster. Tangannya menarik hair pin yang menggelung helaian emas milik istrinya itu.
Seraya hair pin itu dilepas, helai demi helai emas jatuh.
"Ada apa? Aku susah-susah pake itu biar rambutku rapi."
"Aku lebih suka melihat rambutmu diurai."
"Heee? Aku bakal sering-sering diurai deh~."
"Aku juga suka saat rambut diikat atau digelung seperti tadi ...," Rayne menjeda perkataannya saat melihat Delisaster mengurai rambutnya Rayne selalu teringat akan sesuatu, apalagi disaat seperti ini, "aku cuman teringat seseorang ...."
"Ibu ...," panggilnya lirih.
Meskipun suaranya kecil Delisaster bisa mendengarnya dengan jelas, cukup mengaggetkannya.
"Ngomong-ngomong soal itu, mungkin aku mirip dengan ibuku, walaupun belum pernah bertemu satu kali pun, habisnya warna mata dan rambutku kuning tidak mirip sama otou-sama."
"Menurut majime-kun gimana?"
Rayne mengangkat tangan kanannya lagi, kali ini bergerak menyelipkan helai rambutnya ke belakang telinga.
"Mungkin kamu cantik seperti ibumu, rambutnya panjang sama sepertimu, indah cantik berkilau."
"Benarkah?"
"Mungkin."
"Senangnya~, semoga aja itu benar," katanya sembari memainkan rambutnya."
"Delisa."
"Apa?"
"Aku mencintaimu."
"Kenapa tiba-tiba ...?"
"Delisa, aku mencintaimu."
"I ... iya, aku cuman perlu bales 'mencintaimu juga' kan?"
"Delisa, aishiteru."
"O--orechi mo ..."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro