Rayne x Lamia!Delisaster
A/N:
ini ide absurd yang entah kenapa muncul wwww gajelas banget
Secara umum para penyihir pasti memiliki familiar, teman-teman penyihirnya memiliki familiar, namun nampaknya Rayne sama sekali tertarik untuk memiliki familiar, baginya memiliki familiar itu merepotkan, tanpa familiar pun Rayne sudah bisa melakukan semaunya dengan baik, synthesize, melakukan misi, melawan mosnter, tidak pernah kerepotan.
Kekuatan sihirnya sudah kuat.
Itulah yang dpikirkannya setiap kali ditanya kenapa dirinya tidak memiliki familar.
Suatu ketika Rayne mendengar rumor orang mati terbunuh dekat hutan, orang yang sudah mati itu memiliki bekas cekikan dan seluruh tulangnya remuk seperti sudah dipatahkan.
Rayne memutuskan untuk mencari tau tentang itu, Rayne juga bertanya pada Sophina mengenai hal itu, Sophina hanya bilang Orter dan Tsurara sedang mencari tahu tenang itu.
"Aku juga akan menginvestigasikan pembunuhan itu, aku akan memberitahu kalau aku mendapatkan informasi baru."
"Semoga beruntung, Rayne."
Rayne mencari tahu hal ini sangat teliti sampai pada akhirnya Rayne menemukan sarangnya, berada di dalam reruntuhan tua yang gelap. Ciri-ciri mahluk yang ia lihat sekarang persis dengan rumor dan ebberapa informasi dari Tsurara.
Badannya manusia, bagian bawahnya seperti ular, berisisik warna emas, mahluk itu juga memilikir ambut panjang sewarna dengan sisiknya, kedua warna matanya kuning cerah dan bisa berubah menjadi merah ketika melihat musuh. Kata Tsurara mahluk ada seekor Lamia.
"Jadi kau yang menyerang penduduk kota?"
"Aku hanya ingin bermain aja, sayangnya mereka lemah, mati begitu saja."
Rayne diam, ada sesuatu yang ia pertimbang soal ini, ia bisa merasakan kekuatan sihir cukup besar.
"Kamu suka bermain kan?"
"Suka banget, Tuan Muka Serius mau bermain denganku?"
"Ya, tapi kalau aku menang kamu jadi familiar-ku dan berjanji utnuk tidak menyerang siapapun."
Lamia emas itu menyeringai lebar. "Tantangan yang menarik, belum ada penyihir yang menginginkan lamia sepertiku ini, otou-sama pasti senang."
"Otou-sama?"
"Aku kabur dari rumah untuk mencari penyihir yang menginginkanku, makanya aku bermain-main dengan kalian di kota pada malma hari." Lamia itu memasang raut wajah sedih, "tapi penyihir yang aku ajak bermain semua lemah."
"Aku akan menjadi tuanmu, akan kuikat kau dengan sihirku."
---
Esok harinya Visioner Suci berkumpul, membicarakan perkara pembunuhan yang dilakukan seekor lamia, saat Rayne datang Tsurara dan Kaldo terkesima dengan Rayne, mereka agak terkejut dengan keberadaan ular emas yang melingkar di leher Rayne.
"Itu ... jangan bilang ular yang membuat keributan dua hari lalu?" tanya Renatus dengan tatapan curiga.
"Ya, aku menjadikannya familiar, karena dia tidak bisa dibunuh."
"Familiar Rayne ... itu ular?" Tsurara tidak percaya.
"Selamat sudah memiliki familair Rayne, tapi bagaimana kita melapor pada Wahlberg-san tentang pembunuhan yang terjadi?"
"Aku saja yang melapor, tidak usah khawatir, kekuatan sihirku cukup untuk mengikatnya."
"Aku tidak meragukan hal itu." Sophina.
"Kupikir lamia semuanya perempuan, itu yang aku baca di buku sih." Tsurara.
"Lamia cukup merepotkan untuk dijadikan familiar." Orter membenarkan letak kacamatanya.
"Apa?"
"Tunggu saja saat malam hari tiba, aku tidak tau sih soal lamia laki-laki." Sophina.
"Aku tidak mengerti."
"Tenang saja, kalau Rayne pasti bisa." Kaldo.
Ryoh mengangguk setuju. "Semoga kamu tidak menyesal berkontrak dengan ular itu, Rayne. Aku yang nomor satu ini aja tidak yakin bisa mengurus lamia."
"Apa yang kalian bicarakan ... aku sama sekali tidak mengerti."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro