Mabuk
"Okaeri! Majime-kun!"
Wajah lelah Rayne makin terlihat saat melihat orang yang di bawah pengawasannya sedang minum di pagi buta, sebenarnya Rayne bisa menitipkan kucingnya ini ke Sophina selama lembur tetapi Rayne merasa penghuni kedua rumahnya ini akan berkelakuan baik dan tidak menghancurkan rumah.
Paling tidak kondisi rumah tetap sama seperti sebelum dia pergi. Masih rapi cuman muncul shisa yang entah dari mana ada di atas meja ruang utama.
"Dari mana shisa itu?"
"Waktu itu kan kita beli bareng, hadiah ulang tahunku."
"Delisa, mukamu merah."
"Ga mungkin ga mungkin," sanggahnya sembari mengibaskan tangan kanannya.
Delisaster beranjak dari sofa, tangan kirinya menggenggam leher botol wine, berjalan menghampiri Rayne.
"Majime-kun, sebenernya aku belum tidur dari kemaren."
"Majime-kun ga bilang bakal lembur."
"Aku nungguin, gara-gara majime-kun ga pulang-pulang aku jadi ga bisa tidur."
Rayne mendengar celotehan Delisaster dengan sabar, namun dia tidak melihat tanda-tanda kalau Delisaster tidak tidur semalam.
"Majime-kun, dengar aku?".
"Kamu udah mabuk berhenti minum."
"Aku ga mabok."
"Kalo kamu ga tidur semalaman, sekarang tidur."
"Sama majime-kun, kalo ga sama majime-kun aku gamau tidur," katanya sambil menggembungkan pipi.
"Jangan bertingkah seperti anak kecil merajuk."
Delisaster masih mempertahan tingkah kekanak-kanakannya itu. Rayne nampak malas, dan mempertanyakan sebenarnya yang lebih tua di sini siapa.
"Iya, aku juga akan tidur."
"Beneran?"
"Iya."
Rayne melepas ikatan rambut Delisaster, menyeretnya ke kamar tidur. Dalam kondisi lelah seperti ini, masih harus mengurus kucingnya dan pikirannya sudah melayang-layang memikirkan hal yang hal lain.
"Majime-kun."
"Apa? Masih ga bisa tidur?" Rayne menghela nafas.
Rayne diam, dia juga ingin sesuatu sebenarnya tetapi ditahan, gengsinya lagi naik, tidak mau bersikap manja. Dia cuman ingin tidur, bukan yang lain.
"Majime-kun."
Tiba-tiba posisi Rayne berubah ke depat Delisaster, dekat sekali, membenamkan wajahnya ke dada Delisaster. Rayne terlelap dalam tidurnya begitu saja.
"Sesak ... meluknya gausah kenceng-kenceng ... khhh ...."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro