Kehilangan Seseorang
A/N:
Ini cuman hdcku, Rayne tiap mau tidur harus meluk Delisa atau minimal pegangan tangan--tpi suka gengsi sendiri mau ngelakuin itu jdi Delisa duluan yg kaya nawarin.
Technically Delisa ga akan mati tpi klo ga ada maryoku yg ngegerakin jantungnya otomatis dihitung mati, iya gak sih?
Tapi Rayne tetep aja takut Delisa ilang dan dia ngerasain lgi ditinggal sma ortunya
.
.
.
Malam ini Rayne tidak lembur, sepulang kerja langsung berganti baju dengan baju tidur, melihat Delisaster masih merokok di balkon.
Rayne berjalan menuju balkon, membuka jendela kaca geser yang menghubungkan ruang utama dan balkon. Ketika jendela itu dibuka Delisaster otomatis bergerak untuk mematikan rokok ke asbak, membalikkan badan.
"Selamat datang majime-kun, ada apa?"
"Tumben belum tidur."
"Nunggu."
"Kenapa?"
"Harus ada alasan?"
Rayne tidak menjawab, Delisaster bisa menebak apa yang Rayne mau meski tidak mengatakannya.
"Baik, baik, ayo tidur." Delisaster berjalan masuk ke ruang utama mendahului Rayne.
Badannya berbalik ke belakang. "Aku masih ada di sini kok, majime-kun."
Delisaster kembali berjalan menuju kamar tidur, diikuti Rayne di belakang. Delisaster merabahkan di bagian kiri sementara Rayne di bagian kanan.
Rayne tidak langsung memejamkan kedua matanya meski kedua matanya itu sudah tidak kiat untuk terus terbuka. Pandangannya tertuju pada Delisaster, memperhatikan wajah istrinya dalam diam.
"Apalagi? Oh! Majime-kun terpesona ya melihat wajahku yang bercahaya ini? Aku baru aja pake masker."
Perkataan Delisaster tidak digubris Rayne. Delisaster diam beberapa detik lalu terpikirkan suatu hal.
"Mau pegangan tangan atau peluk?" tawarnya.
Karena masih belum dapat jawaban dari Rayne, Delisaster berbicara lagi.
"Udah dibilangin aku masih di sini, jantungku masih berdetak juga."
Ekspresi wajah serius bercampur lelah milik Rayne melembut, Rayne mendekatkan diri ke Delisaster, memeluknya dengan erat.
"Sudah kubilang aku tidak akan mati."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro