Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Guru × Murid 2

A/N:

Maafkan hambamu yang bersoda ini Tuhan 😔🙏

.

.

.

Wajah masam terlihat jelas, bercampur dengan rasa bosan yang melanda, cuman duduk diam di pangkuan seorang guru yang sudah 10 menit memeluknya erat dan tidak mau melepaskan, tidak mengajak bicara juga.

Bosan ... sensei mesum ini masih belum puas?

"Kalau ada yang tiba-tiba masuk gimana? Bahaya kalo ada yang liat."

"Bersembunyi lagi saja di bawah meja."

"Sensei bilang kaya gitu seakan-akan mudah untuk dilakukan."

Delisaster menghembuskan nafas pasrah, untuk menghilangkan kebosanannya dia mengambil pena buku, mencelupkan ujungnya ke botol tinta yang terbuka, lalu menuliskan sesuatu ke tangan gurunya itu.

"Apa yang kamu tulis?"

"Ga nulis apa-apa," balasnya pura-pura tidak tahu. "Makanya lepasin."

"Ga mau."

"Sensei aku harus kelas."

"Masih lama."

Delisaster merogoh tongkat sihirnya, mengarahkan ascalon ke arahnya.

"Kalo gitu kita mati berdua bersama."

"Kalo itu yang kamu mau aku tidak akan menghentikannya."

Urat-urat di dahi mulai menampakkan diri, Delisaster benar-benar kesal sekarang. Saking kesalnya rencana mati bersama --walaupun dia tidak akan mati-- tidak jadi dilakukan.

"Sensei."

"Iya, aku lepas."

Delisaster langsung berdiri setelah hampir 1 jam terjebak bersama guru menyebalkannya ini, namun sebelum Delisaster berhasil mengambil langkah tangan kirinya digenggam.

"Lepasin!"

"Tunggu, aku masih ada urusan denganmu."

"Apa lagi?" tanyanya kesal.

Rayne mengambil pena bulunya lalu menulis sesuatu di punggung tangan kiri Delisaster.

"Tulisan tanganmu bagus."

"Hmph."

"Sudah."

Delisaster menarik tangannya kasar, lalu membaca apa yang ditulis gurunya itu.

"Kenapa Ames aja?"

"Itu marga yang bakal di belakang namamu nanti."

Delisaster speechless mendengarnya, semburat merah muncul di kedua pipinya.

"Jangan menggombal, itu menjijikan."

"Aku hanya memberitahu masa depanmu setelah lulus sekolah."

"Berisik, dasar guru mesum."

Sebelum keluar dari ruangan Delisaster melempar bantal kursi ke Rayne.

Setelah Delisaster keluar ruangan Rayne membaca apa yang ditulis Delisaster di tangannya.

"Kupikir dia bakal menulis namanya lengkap, bukannya dia sendiri yang bilang tidak suka dipanggil Delisa karena kedengeran seperti nama perempuan?"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro