Rayne tengah terduduk di sofa tangan kanannya memegang beberapa lembar kertas, beberapa kali Rayne memejamkan kedua matanya, memijat keningnya, membaca dokumen-dokumen ini sungguh melelahkan, dan Rayne harus selesai membaca tumpukan kertas di mejanya sekarang malam ini juga.

Rayne menghela nafas berat, menyandarkan badannya ke senderan sofa, meski sudah lelah Rayne belum boleh tidur, namun matanya sudah sangat lelah dan tidak kuat untuk terus disuruh baca.

"Majime-kun lagi apa?"

Tiba-tiba Delisaster muncul dari belakang, melihat wajah lelah Rayne dari atas.

"Delisa ...? Aku tidak punya waktu untuk meladenimu sekarang."

"Majime-kun keliatan cape, istirahat aja dulu, ayok minum-minum!"

Kepalanya mendadak pening mendengar suara Delisaster bergema di telinganya.

"Ayo minum bareng! Tidak ada salahnya juga minum, ayo ayo!"

"Ga."

"Gak asik, kalau gitu mau yang lain aja gak?"

"Apaan?"

Delisaster jalan memutari sofa, menaruh botol wine yang dipegangnya ke meja, dia duduk di sebelah Rayne, lalu merentangkan kedua tangannya, Rayne memperhatikan Delisaster dengan mata sayunya, yang ada dipikirannya sekarang adalah membenamkan wajahnya di dada Delisaster.

"Majime-kun juga gasuka sama yang kaya gini? Padahal kata sobakasu-kun ini bakal--hm?"

Rayne bergerak, mejatuhkan dirinya ke Delisaster, membenamkan wajahnya itu ke dada Delisaster. Tak lama setelah itu tangan kanan Rayne menjatuhkan kertas di tangannya ke meja, kedua tangannya melingkat di pinggang Delisaster, lalu kepalanya mendongak ke atas.

"Apa?"

Keduanya saling bertukar tatap beberapa detik, Delisaster kemudian menyeringai lebar.

"Ingin melakukan itu? Majime-kun agak mesum ya." Wajah Delisaster memerah, namun ekspresi wajahnya sangat memperlihatkan bahwa dirinya senang.

"Berisik."

"Kalo gitu buat aku diam."