Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Berhenti panggil aku dengan nama itu

Rayne terkadang bertanya-tanya apakah Delisaster memiliki kelemahan atau tidak, ada ide yang ingin dia coba. Rayne nampak percaya diri dengan idenya ini.

Baru saja pulang dari kerja, melihat Delisaster masih bersantai di sofa sembari minum wine, tanpa berkata apa-apa Rayne berjalan menghampiri kekasihnya, berjalan di depannya.

"Tuan Visioner Suci ada perlu apa denganku?" tanyanya dengan nada sarkas.

"Ada sesuatu yang ingin aku coba."

Sebelah alis Delisaster terangkat, memperlihatkan ekpresi bingung dengan kata-kata Rayne. Rayne bergerak mencoba untuk menggendong Delisaster secara paksa, meskipun Deliaster berusaha mendorong Rayne jauh-jauh darinya.

"Woi--"

Rayne berhasil menggendong Delisaster."

"Lepaskan aku."

"Tidak mau."

"Kan ku bunuh kau!"

"Coba saja."

Rayne menjatuhkan Delisaster ke ranjang, Delisaster mengeluhkan perilaku Rayne padanya, sebenarnya Rayne melakukan hal seperti ini sudah sering dan berhasil membuat Delisaster jengkel setengah mati.

Delisaster mengangkat badannya. "Apa sih maumu?"

"Kamu."

"Khh ...." Delisaster tidak bisa membalas, wajahnya memerah, malu bercampur marah menjadi satu.

Rayne melepas jubah Adlernya, mencondongkan tubuhnya ke depan.

"Delisa," panggilnya dengan suara lirih di telinga kanan Delisaster.

Seketika badan Delisaster merinding mendengar namanya dipanggil, reflek tangannya memegang telinga kanannya.

"Apa yang kamu lakukan?!"

"Memanggilmu aja." Rayne terdiam melihat perubahan ekspresi wajah Delisaster, baru pertama kali aku melihatnya tersipu seperti itu ... lucu, tampilan wajah Rayne masih tetap datar, di balik wajah datarnya itu ada rasa senang yang bergejolak, baru saja melihat pemandangan langka.

Rayne mendorong Delisaster jatuh ke ranjang, wajah Delisaster masih memerah, manik emas menatap malu-malu Rayne, sekarang orang itu memandanginya dari atas. Delisaster muak melihat wajah serius itu.

Tangan kanan Rayne bergerak untuk mengunci tangan kiri Delisaster dan tangan kirinya menjauhkan tangan kanan Delisaster dari telinga.

"Delisa."

Rayne melakukannya lagi.

Delisaster memejam mata erat, tubuhnya meronta-ronta minta dilepaskan. "Hentikan ...."

"Delisa, aku mencintaimu," bisiknya.

"Diam ... berhanti ... manggil aku kaya gitu ...!"

"Delisa itu nama yang cantik, aku suka namanya."

"Berhenti mengatakan hal seperti itu dengan wajah serius begitu."

"Aku emang serius, tidak mungkin aku bohong."

"Sudah kubilang hentikan."

"Tidak akan, kamu lucu."

"BERISIK! SUDAH MALAM MENDING TIDUR!"

"Aku belum puas."

Delisaster memandangi Rayne dengan kesal.

"Jangan memasang wajah begitu, Delisa."

"Udah kubilang berhenti manggil aku kaya gitu."

Wajah Rayne makin dekat dengan wajahnya.KEduanya saling bertatapan, kemudian dua bibir bersatu, sebuah ciuman singkat Rayne berikan.

"Rasanya seperti anggur, pahit."

"Mau gimana lagi, aku kan suka minum-minum, kalo Majime-kun tidak suka, tidak menciumku."

"Itu akan merepotkan, aku tidak suka dengan minuman seperti itu tetapi kalau itu darimu akan kupertimbangkan."

"Jadi? Majime-kun mau mencicipi red wine ini dariku?" tanyanya dengan senyum playful-nya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro