Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Checkpoint P

Kepada

Redaksi Majalah Bromancilious


Halo,

Terima kasih banyak sudah pilih aku untuk diwawancarai (Eh, enggak usah cubit, aku sadar kok ini cuma khayalan). Karena, kalau ini sungguhan, banyak cowok Darmawangsa yang lebih keren dari aku untuk mengisi rubrik "Bromance of the Year". Di B3 saja ada lima lainnya.

Ah, mungkin kalian pilih aku karena pasti bakal bawa-bawa mereka juga ya? Satu diciduk, lima lainnya ngikut.

Oke deh. Pertanyaanmu sudah aku pelajari, dan aku akan coba jawab.

1. Kamu tahu Bromance itu apa? 

Tahu dong. Bromance adalah istilah yang muncul sekitar 1990, dicetuskan pertama kali oleh Dave Carnie, editor majalah skateboard Big Brother. Dari gabungan kata Brother + Romance, bromance berarti hubungan persahabatan antarcowok yang sudah kayak saudara kandung. Sangat erat dan kadang emosional. Tahu sendiri kan gimana hubungan kakak adik? Berantem kayak apa pun, enggak akan putus.

Tapi gara-gara didefinisikan sebagai homososial (hubugan sosial antarmanusia sejenis yang sama-sama straight) jadi disalahpahami sebagai homoseksual. Jauh banget lah, Bro! Beda tulisan, beda makna. Harus dikikis anggapan seperti itu. Bromance sama sekali tidak mengarah pada hubungan model gitu.

2. Punya contoh Bromance populer?

Banyak. Mantan presiden AS, Barrack Obama dengan wapres-nya, Joe Biden. Atau kalau dari literatur: Frodo dan Sam di Lord of the Rings;  Harry Potter dan Ron Weasley, di serial Harry Potter; Athos, Porthos, dan Aramis, the Three Musketeers;  Sherlock Holmes dan Dr. Watson; Tintin dan Kapten Haddock; Asterix dan Obelix. Cukup ya?

3. Kamu sendiri punya sahabat yang dekat banget dan bisa dijadikan contoh Bromance?

Hmm, kalau pertanyaan ini didengar WM, pasti dia bilang gini:

"Enggak ada. Ardi cuma bersahabat dengan lemper, gado-gado, dan soto sulung. Hadeuh! Kamu tuh ya, mengincar Ardi kan karena persahabatannya dengan Rayn terkenal bikin baper. Serius masih tanya gitu?"

Jadi aku enggak jawab yang ini. Kamu sudah tahu. Mengutip WM, Don't ask stupid questions if you don't want sarcastic answers!

Hehe.

4. Tolong kasih contoh, bedanya persahabatan biasa dengan yang bisa disebut bromance.

Aku dengan WM bisa dibilang bersahabat biasa, belum sampai lahir batin. Maksudku, belum ada apa-apa yang bikin kami mau berkorban untuk satu sama lain. Beda dengan aku sama Rayn.

Tapi WM dengan RAR mungkin sudah ada bau-bau bromance-nya. Setidaknya dari sisi RAR ke WM. WM sendiri masih kayak mabok XN. Apa pun yang dilakukan XN membuat WM terpesona. Mungkin karena di mata WM, XN  itu pengganti WMD.

Bingung? Karena banyak inisial?

Aku kan enggak mungkin ngomongin mereka blak-blakan tanpa izin, jadi pakai inisial saja. Eh, tapi surat ini kan enggak akan ke mana-mana, tetap di Checkpoint-ku. Hehe, lupa.

5. Ceritakan kejadian-kejadian di sekitarmu yang menunjukkan bromance sejati dan bisa bikin pembaca baper.

Oke. Aku kasih judul ya.

Kalau Celana Robek di Dengkul jadi Fashion. Kalau di Bokong jadi ...?

Aku enggak habis pikir soal Wynter dan Raiden. Kalau dibilang mereka sahabatan lahir batin, kok ya melulu berantem dan saling menjaili. Kalau dibilang musuhan, enggak juga. Mereka kompak dalam banyak hal.

Pernah Neru tiba-tiba jejingkrakan.  Heboh teriak-teriak. Ada sesuatu merayapi punggungnya. Semua orang ingin membantu, tapi anak itu kalang kabut sendiri, melepas jas, hoodie, dan kaus. Dan tampaklah belalang besar itu, tersangkut di kaus dalamnya.

"Untung, kamu bukan cewek!" komentar Wynter. Santai menanggapi pelototan Neru.

"Dia cuma cari kehangatan." Raiden mencomot si belalang dan menerbangkannya.

Duo jail itu terbahak, sampai Raiden terpeleset tanah becek di depannya karena meleng. Kakinya terpentang jauh dan bunyi robekan itu begitu jelas.

Gantian Neru yang tergelak-gelak. "Semesta ada di pihakku. Pembalasan langsung yang manis."

"Tapi bukan aku yang memasukkan belalang ke punggungmu." Raiden bersungut-sungut, menunjuk Wynter. Ia berbalik untuk melanjutkan langkah. Dan semua orang di belakangnya sesaat tercengang.

"Awww!" Wynter menirukan jeritan cewek, lalu membekap mulutnya sendiri.

Xylon buru-buru menutup mataku. "Anak kecil enggak boleh lihat!"

And you know what?  Karena kami ada di dekat rumah Neru, ia menggiring Raiden masuk. Menyuruhnya melepas celana panjang. Lalu Neru mengambil sekotak peralatan jahit dan duduk di teras menambal robekan celana Raiden.

Jangan tanya hasilnya. Bikin si pemilik menjerit histeris. Bukannya asalan atau tidak rapi. Justru sangat rapi sampai benang jahitnya terlihat seperti barisan kode morse, mencolok.

"Apa artinya ini? Kick my butt?!"

Neru menyunggingkan senyum misterius. "Pakai saja. Kuat kok. Fashionable pula."

Rayn mengamati jahitan itu dan tawanya meledak. "Apa boleh buat."

"Tidak. Ada pilihan lain," kata Raiden, lalu memaksa Wynter pulang untuk mengambilkan celana pengganti.

Wynter pun berangkat. Dengan "senang hati" kukira, karena Xylon mengantarkannya tanpa diminta.

Note: Foto Raiden sengaja dicrop, boxer ke bawah dihapus.

Dilelang: Sebuah Skateboard. Maaf, Tidak dengan Modelnya



Lihat Rayn dengan skateboardnya! Style dan posenya lebih keren ketimbang foto Xylon melompat dan membalik papan skate dengan kakinya (Kick flip). Percayalah. Karena begitu foto ini diunggah di Darmawangsa Intranet, ponsel Xylon berdering terus.

Yup, seperti yang kamu duga. Xylon ingin menjual papan skate lamanya. Sudah sebulan iklannya di Intranet dicuekin orang. Ia perlu uang cepat.

"Aku beli saja," kata Rayn mencoba membantu.

Xylon menggeleng. "Buat apa? Palang pintu? No way. This was my baby. Preloved. Harus dipakai main. Baru terasa worth it. Kamu bukan skater." Xylon lalu mengocehkan spec papannya.

"Ya, tapi dengan foto skateboard tersandar di pintu begitu, siapa yang tertarik? Kamu sendiri langsung dapat kesan palang pintu." Rayn lalu mengocehkan ilmu marketingnya. Maklumlah anak semata wayang pasangan pengusaha.

Dan entah kesambet apa anak itu, tiba-tiba saja mengambil skateboard Xylon, menarik lepas topi Neru, memakainya sendiri, dan melemparkan ponselnya kepadaku. "Di, foto aku!"

Aku mengambil beberapa pose. Heran dan takjub, tapi kapan lagi Rayn mau beramah tamah dengan kamera?

"Nah, begini bakal lebih menjual," kata Rayn menunjukkan hasilnya kepada Xylon.

"Kita coba. Sent satu ke aku." Xylon mengambil alih dan lincah memainkan jemarinya pada ponsel Rayn sebelum yang lain sadar. "Tinggal upload."

"Heh?" Rayn terbelalak. "Enggak boleh. Ini contoh saja. Makanya pakai ponselku. Kamu foto sendiri dong."

"Ron, kalau mau bantu jangan tanggung-tanggung. Mari kita buktikan teorimu. Kamu bilang, model mengalihkan fokus dari barang yang dijual tetapi menarik orang untuk membelinya. Ajaib memang."

"Aku bukan model!" Rayn mulai panik. "Delete, please!"

Xylon garuk-garuk kepala. Dan terjadilah adegan luar biasa. Ia berlutut di depan Rayn. Memohon, membujuk, berargumentasi, bahwa foto Brian sudah terlalu sempurna untuk digantikan dirinya yang tidak fotogenik. Brexit terlalu bule (Kamu sendiri bilang, iklan harus membuat calon pembeli merasa ada di posisi si model. Calon pembeli kebanyakan asli Indonesia.) Tailchaser berkacamata kurang kompatibel dengan skate. Catkisser ... ah, sudah kabur mengejar kucing lewat.

Xylon melewatkan aku. Tidak apa. Aku mendukungnya. Kupikir, sesekali Rayn harus menunjukkan keberadaannya. Mungkin ini bisa jadi pede-booster buat Rayn. Akhirnya, setelah yang lain juga mendorongnya, Rayn setuju, fotonya diupload.

Xylon mengunggah satu yang terbaik. Rayn pun mendiktekan iklannya. Papan itu dilelang, bukan dijual biasa. Dengan harga pembuka 1000 rupiah saja.

And ... voila! Sampai detik ini, Xylon sibuk melayani peminat.

Kebanyakan cewek! Tidak terduga!

"Papannya saja. Ya, second, kondisi terawat. Tidak, sudah kubilang. Dia model. Bukan skater. Tidak. Tidak. He's not available. Kalau kamu memenangkan lelang, skateboard akan dikirim ke alamat menggunakan jasa kurir. TIDAK. Dia bukan kurir! Dia model. Dia sahabatku! Astaga! Kamu mau beli skateboard atau blind date?"

Lima penelepon berikutnya ....

"Apa? Kamu bid dua kali lipat penawaran terakhir? Terima kasih. Dicatat dulu. Karena waktu lelang masih dua jam lagi. Apa? .... Tidak. Tidak ada les privat main skate dengan temanku ...."

Tiga penelepon berikutnya ....

"Ah, kamu lagi! What? Tiga kali lipat? Kamu gila ya? Beli papan baru saja, bisa dapat dua! Enggak, kamu bayar lima kali lipat pun, aku enggak akan share nomor hapenya."

Dan seterusnya. Aku dan yang lain cengar-cengir mendengarkan Xylon berbicara di telepon sambil uring-uringan. Rayn sendiri cuma menampilkan ekspresi gado-gado, antara cemas dan bangga. Tapi ketika papan skate Xylon akhirnya terjual dengan harga fantastis, Rayn bersorak paling keras.

"Hei, Rayn, iklankan ini. Masih baru, kekecilan buatku. Rencananya mau aku tukar ke toko, tapi dengan caramu, aku bisa dapat duit lebih banyak." Wynter melempar bungkusan kepada Rayn. Senyum evil-nya merekah sempurna.

Isinya jaket. Ukurannya pas untuk Rayn. "Komisi 50%! Take it or leave it!" Rayn membalas dengan senyum tak kalah evil.

So ... hari libur itu diisi photo session. Karena mendadak semua orang punya barang bekas yang harus dijual. Dan mendadak senyum Rayn semakin menghipnotis: "Buy this junk! It looks good on you. You need it."

Efek samping: foto Rayn tersebar luas, bukan hanya di Intranet sekolah. Orang-orang dengan mudah membagikannya keluar. Membuat Rayn tidak nyaman karena kini semua orang seperti mengenalnya. Jadi beban buat Rayn dengan prosopagnosianya. Kami berenam pun sepakat untuk menutup lapak lelang Xylon. End of story.

Next question?

6. Bagaimana pendapatmu tentang shounen-ai, yaoi dan fujoshi?

Buatku, itu sudah di luar batas. Aku enggak suka. Kedengarannya saja keren. Banyak cewek dengan bangga dan terang-terangan melabeli dirinya fujoshi. Kalau beneran mengerti artinya dan memang demikian adanya, itu hak mereka. Bukan urusanku.

Tapi kalau pakai istilah itu hanya karena kedengaran keren, antimainstream,  ikut-ikutan, kusarankan cari informasi lagi deh. Apa sebetulnya tiga istilah itu? Apa pengaruhnya pada budaya kita? Apa pengaruhnya buat kesehatan mentalnya sendiri?

Biarkan mereka menjawab itu.

Fujoshi adalah sebutan untuk perempuan penyuka manga, anime, novel  dengan tema pasangan romantis sejenis, BL atau GL. Kebalikan fujoshi adalah fudanshi, fujoshi versi cowok, yaitu laki-laki penyuka anime, manga, novel bertema yaoi (homo) dan yuri (lesbi).

Aku tahu, di antara fujoshi dan fudanshi itu, banyak orang straight-nya. Cuma hobi, begitu alasannya.

Tapi sebagaimana hobi-hobi lainnya di di dunia ini, kalau ditekuni secara lebay jadi nyandu, jadi obsesi, dan pada akhirnya memengaruhi perilaku, lalu mendefinisikan jati diri orang tersebut.

Tidak, bromance berbeda dengan shounen-ai (aliran manga yang melibatkan romance meski tanpa adegan seksual). Tolong, jangan dicampuradukkan lagi. Batasnya jelas kok. Lihat jawabanku di atas.

Terus terang, aku selalu terluka kalau ada orang yang memandang aku dan Rayn, Wynter dan Raiden, seperti melihat Romeo and Juliet. Dua reaksi ekstrem: mata berbinar suka, atau bibir mencebikkan penghinaan dan prasangka.  

Dua-duanya salah. Kenapa yang wajar dan normal tidak terpikirkan oleh mereka?

7. Pernah punya pengalaman tidak mengenakkan gara-gara reaksi ekstrem itu?

Ya. Menimpa Wynter tepatnya. Mungkin karena dia bule. Orang langsung punya prejudice (prasangka yang didasari ketidaksukaan/kebencian, sering akibat informasi yang keliru).

Suatu hari di mal, Rayn kambuh paniknya. Kami bertiga baru keluar dari bioskop. Mal setiap lantai lebih ramai dari biasanya. Ada pameran, bazar, musik ingar bingar, dan flash mob.

Aku yang salah. Sebetulnya aku menunggui dia tidak jauh dari pintu toilet. Tapi sepertinya Rayn tidak melihatku dan aku tidak melihatnya keluar. Jadilah kami terpisah.

Mungkin tidak masalah kalau Rayn membawa sendiri ranselnya. Masalahnya, benda itu kupegang sejak anak itu permisi ke toilet. Dompet dan ponsel Rayn ada di ranselnya.

Berarti sekarang, Rayn ada di tengah-tengah kerumunan manusia tanpa wajah, dibombardir stimulan untuk semua indranya, tanpa identitas apa pun. Overloaded! Rayn bisa lupa semua tindakan penyelamatan.

Aku menemukan Wynter lebih dulu yang sedang melihat-lihat di toko sepatu. Lalu kami berpencar untuk mencari. Aku menuju panggung untuk meminjam microphone. Tapi orang-orang itu tidak mengerti arti darurat. Berkali-kali aku menjelaskan dengan suara keras, lengkap dengan bahasa isyarat tangan. Hasilnya, hanya gelengan kepala. Untungnya sebelum aku nekat menerobos, Wynter meneleponku. Rayn sudah ditemukan.

Aku bergegas ke tempat mereka. Sudut mal yang sepi. Dan melihat adegan itu.

Seorang ibu, memukuli punggung Wynter dengan tas tangan. Sambil meneriakkan kata-kata yang layak disensor. Memaki Wynter dan Rayn yang syok dalam rangkulannya, yang dikira sedang melakukan .... (Ya Tuhan, mudah sekali si ibu berprasangka dan merasa menjadi pahlawan dengan mencegah terjadinya adegan XX di tempat umum, bahkan dengan kata-kata yang lebih saru dari romans murahan)

Aku, dibantu seorang bapak yang lewat, bergegas menjauhkan si ibu dari Wynter dan Rayn. Penjelasanku lagi-lagi seperti bahasa asing. Si ibu berkeras apa yang dilihatnya benar. Apa yang dilakukannya tidak salah. Kehebohannya mengundang perhatian lebih banyak orang, ia merasa mendapat dukungan. Kata maaf? Boro-boro.

Dan Wynter, masih merangkul Rayn yang gemetaran, berkata pada si ibu dengan wajah kaku. "Kalau temanku ini jadi trauma lagi ke tempat ramai gara-gara Anda, tunggu saja surat panggilan dari kepolisian! Anda lihat kamera CCTV di atas itu. Kekerasan fisik dan verbal yang Anda lakukan terekam di sana."

Lama setelah kejadian itu, aku masih memikirkannya. Rayn menolak ke mal lagi. Menonton film memang bukan hobinya. Apa yang bisa dipahami dari adegan orang-orang yang tidak bisa dikenali? Ia ikut aku dan Wynter menonton hanya karena ingin menjalani fungsinya sebagai sahabat.

Wynter pun melaksanakan ancamannya. Papi Hya kan pengacara. Mudah saja. Pernyataan maaf tertulis hasilnya. Semoga memberikan efek jera. Setidaknya orang jadi mikir dulu sebelum melakukan tindakan membuta yang merugikan orang atas nama "kebenaran."

Tapi kemudian aku membaca kejadian yang mirip di medsos. Seorang ibu lagi versus cowok-cowok yang ternyata kakak-adik.

Aah ...

8. Terakhir, apa pesanmu untuk pembaca terkait ini?

Sudah jelas kan?

Sahabat sejati semakin langka sekarang. Sesama jenis cenderung dicurigai. Lain jenis berisiko berubah perasaan.

Jadi, kalau kamu benar-benar punya sahabat sekarang, pertahankan sebisa mungkin. Jangan biarkan orang lain merusaknya. Jangan pula kamu rusak sendiri dengan prasangka dan pengkhianatan.

Kuncinya: take and give. Komunikasi dua arah.

9. Terima kasih sudah menjawab semua pertanyaan dengan jelas dan fun.

Sama-sama. That's me.

Ok, it's done. Sent.

Salam

Ardi

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro