Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

22

Note before start:
Yang heran karena sudah vote chapter ini, jangan bingung ya. Ini recycle chapter pengumuman kemarin. Jadi buat kalian yang udah vote, sumbangkan saja komentar kalian agar paus bahagia hahaha.

Fan-Art: ©Lentera_4 (Instagram)

Yang mau kirim fanart di IG aja yaa, soalnya Wattpad gabisa kirim gambar wkwkkwkw.

Menurut penelitian dan survei yang dilakukan, mengirim fanart kepada original author/artist dapat membuat mereka bahagia (kode lv paus).

BTW IG-ku Cindyana_H & Prythalize_Wattpad

Ini pertama kalinya ya, aku promote IG-ku. Sebenarnya dulu aku pengin privasiku aman, tapi toh sudah banyak dari kalian yang udah tau wkwkwkwk. FANARTNYA DITUNGGU YA! #PausNgode

Dan yang masih ngira Aqua World bakal terbit, BACA AUTHOR NOTE kemarin sampai ngerti. Aku cape jelasinnya. Kok malah aku yang diprank balik? -_-

Drop emotikon apapun yang berwarna biru muda! <3

Oke, let's get start!

***

Hanyalah sugestimu, saat kau merasa bahwa waktu berjalan lebih cepat ketika kau bahagia dan berjalan lebih lambat ketika kau menderita.

Waktu tidak pernah memihak kepada siapa pun.

***AQUA World***

Operasi pencarian sampan tipe A dan U pun dimulai tepat setelah makan siang di Kota Apung berakhir. Sebenarnya aku yakin mereka lebih berharap dengan ditemukannya sampan tipe U daripada A, sebab aku ingat persis bagaimana mereka memintaku untuk meninggalkan sampan tipe A itu--sampai akhirnya aku kembali dipertemukan kembali dengan sampan itu berkat kedatangan Ath.

Jadwal makan para penduduk Waterfloatt dan kami seharusnya sudah sama. Namun tidak ada satu pun dari kami yang memakan pil kenyang. Kejadian yang terjadi pagi ini sangatlah mengguncang emosi dan rasanya keinginan untuk mengenyangkan perut sudah pergi entah kemana.

Bisa ditebak apa yang Ath lakukan selama makan siang. Ya, dia bergabung dengan para penduduk untuk makan daging bersama. Para penduduk masih memperlakukannya dengan sama karena tadi pagi Ath hanya diam menyimak perselisihan yang dianggapnya sebagai tontonan paling menarik yang bisa diikutinya.

Para penduduk memuji sikap pemuda bermata biru itu karena mampu bersikap tenang dalam situasi yang sangat frustrasi seperti tadi. Terlebih lagi, saat Ath menawarkan diri untuk ikut mencari sampan itu. Tentu saja, para warga Kota Apung tidak tahu bahwa mereka sedang memuji musuh terbesar mereka.

Dua kostum untuk menyelam telah disediakan dan telah diputuskan siapa yang akan memakainya. Dillon dan Ath.

Sejujurnya aku tahu bahwa Ath tidak peduli dengan hilangnya sampan itu, tentu saja. Memangnya apa urusannya jika sampan kami hilang?

Ath tidak akan mencari sampan itu, karena dia akan menyelinap pergi ke Pasifik, dan sebenarnya aku tidak terlalu ingin Ath ke Pasifik dengan kostum penyelam. Bukan tentang kami akan kehilangan satu kostum itu, tapi karena bisa saja Ath membahas rencana tentang Kota Apung bersama dengan para makhluk air di bawah sana. Mempertemukan Ath kembali dengan makhluk laut ... itu benar-benar ide yang buruk, karena aku tidak tahu sifat asli Ath.

Namun ada satu hal besar yang membuatku tidak jadi menahan kepergiannya walau aku tidak mau; pada kostum penyelam yang cukup canggih itu telah dilengkapi dengan berbagai fitur canggih dan salah satunya adalah fitur perekam gambar dan suara.

Dan Ath tidak perlu tahu soal itu.

Nael dan yang lain juga tidak perlu tahu kalau aku akan mengaktifkannya ketika beberapa saat sebelum Ath menceburkan diri ke dalam air. Saat ini yang paling kubutuhkan adalah bukti bahwa sikapku yang saat ini memihak kedua belah kubu ini memang hal yang paling membingungkan. Saat Ath kembali bersama dengan segala hal yang telah direkamnya tanpa diketahuinya, aku baru akan memutuskan siapa yang akan kupihak.

Kalau ternyata Ath bukanlah sosok yang baik, aku akan memberitahu semua orang yang ada di Kota Apung tentang identitasnya.

Ya, mencari pembuktian terlebih dulu adalah hal yang benar. Aku sangat yakin dengan itu.

"Kau tidak makan?" tanya Nael setelah kulihat dirinya menelan pil dengan paksa.

Kulemparkan senyum dan menggeleng pelan, "Nanti saja."

"Kau tidak perlu secemas itu. Kita pasti akan menemukan sampan itu," sahut Nael sambil tersenyum hangat.

Aku membalas perkataannya dengan anggukan yakin. Tentu saja kami akan menemukan sampan itu, cepat atau lambat. Karena sangat mustahil bagi sampan tipe U untuk tenggelam tanpa dikoyak-koyak hingga kedalaman sekian sentimeter. Makhluk laut tidak punya cakar yang tajam untuk merusaknya. Pisau Dillon juga tidak sepanjang itu untuk bisa menjangkau mata pisau dengan bagian pemompa udara pada sampan tipe U.

Sampan itu pasti sedang terdampar di antara pegunungan-pegunungan di sekitar kami. Seperti yang pernah kujelaskan sebelumnya, letak Kota Apung berada di antara pegunungan-pegunungan yang tinggi. Ada penahan kota dari tiga arah yang berbeda dan yang kami temukan saat itu adalah sisi tambang, sementara dua penahan lainnya berbahan rantai dan terletak di dua pegunungan lain yang agak jauh.

Aku hanya perlu memastikan hal utama yang terpenting, bahwa Ath harus kembali. Karena jika dia tidak kembali bersama kostum penyelam itu, aku tidak akan bisa melihat isi rekamannya nanti.

Saat ini semua elektronik dan teknologi sedang offline, jadi aku juga tidak bisa meminjam salah satu ponsel dan menonton langsung apa yang sebenarnya ditangkap dari alat perekam itu.

Dillon dan Ath sudah memakai kostum itu dibantu oleh Nael dan Yyil. Sementara Zuo menjelaskan kecanggihan kostum itu agar Dillon bisa menggunakannya dalam waktu darurat.

"Yang kau pakai di kepala itu ada senter yang terang, kau tinggal menekan tombol kecil yang ada di dekat telinga. Kalau dalam kegelapan total, cahaya senternya bisa menjangkau kira-kira lima meter di depanmu. Bisa bertahan dua jam, kalau digunakan secara terus menerus tanpa berhenti," terang Zuo sambil menunjuk tombol merah.

Dillon tidak berkomentar, hanya menganggukkan kepalanya termangut.

Zuo kembali menerangkan, "Lalu, selanjutnya kantong di bagian tangan kirimu. Itu ada pisau darurat yang sudah diolesi racun. Hati-hati dalam menggunakannya, karena itu bahkan bisa membunuh paus biru dewasa. Perlu diketahui kalau pelindung pisau itu tahan air dan bisa menjaga kualitas racunnya. Menggunakannya di dalam air akan membuat racun itu cepat hilang, jadi hanya gunakan kalau benar-benar darurat. Oh, dan jangan pernah gunakan, kalau kau sedang terluka."

"Di tangan kananmu ada jam yang akan menunjukkan kedalaman dan tekanan air, kalau kau penasaran. Ada fitur kantong udara juga di jam itu, jadi kau tinggal menekan tombol merah dan dia akan mengeluarkan kantong udara, jadi kau akan kembali ke permukaan," jelas Zuo panjang lebar. "Karena kau biasanya menyelam tanpa alat, aku tidak akan memberimu tabung oksigen. Oksigen itu mahal."

"Sebenarnya aku bisa menyelam tanpa kostum aneh ini, tapi ini agak menarik," ucap Dillon.

Kostum menyelam itu berbahan elastis dan membuat penyelam mudah beradaptasi di bawah air, dilengkapi dengan berbagai kelebihan. Didesain oleh seseorang yang bernama belakang Clonehurte, dari Kota Watersource. Watersource sendiri adalah sebuah kota paling besar, paling maju dan tempat produksi pil secara massal. Dulu keinginanku adalah menjelajahi Kota Watersource, tetapi sudah pasti kota megah itu juga sudah tenggelam.

"Sudah ya? Kalau begitu aku akan langsung mulai," kata Dillon yang hendak melompat turun, tetapi langsung ditahan oleh Zuo.

"Tunggu, aku baru menjelaskan fitur yang di tangan. Yang di bahu, leher, dada, perut, pinggang, dan kaki belum." Zuo menatapnya serius. "Dengarkan dulu semua kegunaannya sampai selesai. Yang di lehermu itu..."

Zuo kembali menjelaskan. Sepertinya ini akan memakan waktu.

Satu hal yang perlu diingat, Zuo hanya menerangkan kegunaan alat-alat itu kepada Dillon, dan tidak kepada Ath karena mereka semua mengira bahwa Ath adalah manusia. Memang lazim sekali bagi manusia normal untuk mempelajari semua kecanggihan pada teknologi masa kini. Sebelum memasuki tingkat sekolah yang lebih serius, kami semua memang telah dituntut untuk memahami teknik penyelamatan diri dalam kostum penyelam. Jadi, hal semacam ini memang sudah sangat wajar untuk manusia biasa.

Dan seperti yang kukatakan tadi, Ath tidak perlu mengerti kegunaan alat itu. Lagipula, dia tidak akan membutuhkannya.

"Kenapa kau melihatku seperti itu?" tanya Ath dengan tatapan penuh selidik.

Aku membalasnya dengan gelengan kepala. "Aku heran denganmu."

"Apa yang kau herankan? Mengapa makhluk keren sepertiku nyata?" tanyanya.

Kutatap mata tosca-nya dengan tatapan datar, "Sebelum kau mampir di Kota Apung dan membuat orang-orang di sini menyadarimu, bukankah kau bisa lebih dulu mampir ke Pasifik? Maksudku, kau bisa lebih dulu ke sana sebelum kemari."

Ath memiringkan kepalanya sedikit, lalu mengelus dagunya seolah dia punya kumis tipis seperti milik Bryon. Padahal dagunya bersih dari apapun.

"Bagaimana mengatakannya, ya? Hmm ... Aku tidak yakin aku bisa ke sini setelah dari sana. Aku ingin bertemu lebih banyak manusia, mempelajari mereka dan bertemu lebih banyak Skye-Skye," balasnya setengah bercanda.

"Pemikiran satu orang berbeda dengan orang lain," timpalku. "Kau tidak akan bisa menemukan Skye-Skye lain, karena yang punya pemikiran konyol dan aneh seperti ini hanya aku."

"Walaupun aneh, kau menyenangkan, kok!" hibur Ath.

"Jadi, ada peluang kalau kau tidak kembali ke Kota Apung?" tanyaku agak cemas.

Jika ada, itu artinya rencanaku untuk mengaktifkan fitur perekam akan berakhir sia-sia. Dalam waktu yang singkat seperti ini, aku tidak yakin kalau Ath akan langsung menjelaskan makhluk apa dia sebenarnya dan apakah kenaikan air ada hubungannya dengan mereka.

"Kalau aku tidak kembali, ikuti saran Dillon," sahut Ath yang membuatku bingung sejenak. "Anggap saja kalau aku sudah mati kehabisan napas dan hanyut terseret ombak."

Dan aku semakin tidak mengerti dengan hal yang seharusnya kulakukan.

"Apa yang sedang kalian diskusikan? Sepertinya serius sekali."

Nael datang dengan nada bercanda. Di tangannya, sudah ada sebuah tabung oksigen. Manusia memang membutuhkannya dalam eksplorasi di bawah air, tetapi Ath tidak membutuhkannya. Nael tidak tahu soal itu.

"Itu, Skye khawatir sekali aku tidak kembali." Ath langsung membalas sambil tertawa geli, sementara aku memutar bola mataku kesal.

Nael ikut tertawa. Namun dari penglihatanku, dia memaksakan tawanya. Orang baik seperti Nael tidak bisa membiarkan candaan tidak lucu Ath berlalu sia-sia.

"Ya, wajarlah Skye khawatir. Eksplorasi dalam air sangat berbahaya, apalagi ada makhluk air yang bisa saja menakutimu."

Ath mengelus tengkuknya, tetapi masih tertawa pelan, "Haha, makhluk air, ya? Tenang, aku tidak takut dengan mereka."

Ucapannya sukses membuatku memelototinya.

Belum sempat Nael menunjukkan ekspresinya dari jawaban tanpa pikir panjang dari Ath, pemuda bermata biru itu melanjutkan, "Maksudku, aku sudah ada di dalam air, mereka tidak akan bisa menarikku ke dalam air lagi, kan?"

Nael mengangguk kecil dan memasang ekspresi heran, tetapi dia tetap mengulum senyum, "Kalau ada apa-apa, langsung tekan tombol darurat di perut, ya. Kau mungkin memang anak renang, tapi tidak ada yang salah jika menggunakan tombol darurat."

Ath hendak membalas lagi, sebelum akhirnya aku memutuskan untuk ikut bergabung dalam obrolan, "Langsung pasangkan saja tabung oksigennya, aku bisa bantu pasang."

Nael pun tanpa pikir panjang menaruh tabung oksigen di punggung Ath. Ath hanya mengerutkan kening bingung saat menggendong alat itu, tetapi dia tidak mengomentari apapun.

"Kalau kau butuh bantuan, aku akan ada bersama Yyil. Kami akan memeriksa keadaan lebih dulu. Kurasa Zuo juga masih menerangkan kegunaan alat pada kostum penyelam." Nael mengucapkannya saat Ath telah menggunakan kostumnya dengan rapi. "Skye, kau mengerti cara memeriksa keadaan tubuh, kan?"

Ah, sepertinya aku pernah mempelajarinya di aturan penyelamatan hidup.

"Yang menghitung denyut dan napas per menit itu, ya?" tanyaku agak ragu.

"Iya. Karena kita tidak punya alatnya, kau hitung manual saja. Kalau keadaan Ath sudah ideal dan sesuai standar, langsung mulai pemanasannya saja."

Aku menghela napas lega, karena jawabanku benar, "Oke."

Usai kepergiaan Nael, Ath menyentuh punggungnya dengan tidak nyaman. "Aku merasa seperti kura-kura yang membawa rumahnya."

"Itu tabung oksigen," balasku singkat. "Mungkin kau tidak butuh, tapi manusia butuh oksigen untuk bertahan. Kalau kau tidak ingin dicurigai, bawa saja tabung oksigennya. Kau tidak mungkin beralasan kalau kau punya bakal seperti Dillon 2.0."

"Jangan menyamakanku dengan dia," celetuk Ath kesal.

"Habisnya tidak semua manusia bisa punya bakat seperti Dillon. Oh, dan satu lagi, oksigen itu mahal, jadi kau harus membawa tabung oksigennya kembali."

Ath menaikkan setengah alis, "Kalau tidak kembali?"

Aku terdiam selama beberapa saat, "Sebenarnya, tabung oksigen itu memang hanya sekali pakai. Aku hanya ingin wadahnya kembali agar bisa dibuang di tempat yang lebih layak atau berakhir di tempat daur ulang. Dan aku akan senang, kalau kau bisa kembali."

Ath menatapku selama beberapa saat, lalu membalasku dengan senyuman heran.

"Kembali kemana? Tempat asalku kan dari bawah sana."

Kumalingkan wajahku karena kekecewaan yang datang. Aku telah salah bicara. Aku terlalu panik karena membayangkan bahwa ini akan menjadi kali terakhir kami berbicara, sementara aku masih belum tahu apapun tentang Ath kecuali fakta bahwa dia adalah makhluk air yang ditakuti oleh semua orang.

"Kalau urusanku sudah selesai, kita pasti akan ketemu lagi, kok! Ingat, bumi itu bulat," hiburnya.

Aku tidak butuh Ath untuk menghiburku, karena sebenarnya aku punya tujuanku sendiri melakukan satu hal. Dan itu sudah cukup membuatku merasa bahwa aku adalah seorang pengkhianat besar.

"Tidak perlu mengatakan soal bumi itu bulat dan lain-lain. Selama sampan itu tidak ditemukan, kami tidak akan kemana-mana," balasku.

"Dan kalau pun kalian sudah tidak di sini, aku pasti bisa menemukanmu lagi," ucapnya dengan percaya diri.

"Ya, ya, aku percaya," balasku tidak terlalu peduli untuk mendengar detailnya, karena Ath akan berbicara soal betapa hebatnya dirinya, jika itu terus terjadi.

Dari jarak beberapa meter, terlihat Zuo melambai-lambaikan tangannya dan menunjukkan sandi yang mengatakan bahwa dia telah selesai menjelaskan semua fitur pada kostum penyelam. Cukup lama juga Zuo menjelaskan, tetapi sepertinya dia telah menjelaskan semua fiturnya. Sekarang adalah saatnya bagi mereka untuk masuk ke air.

"Sepertinya aku sudah dipanggil." Ath mulai melangkah mendekati Zuo, sementara aku terus berpikir tindakan apa yang harus kulakukan agar aku bisa mengaktifkan fitur perekam itu.

Alat perekam ada di bagian kepala, tepat di bawah senter. Jika ingin mengaktifkan fitur itu, harus menyentuh bagian pucuk kepala selama tiga detik. Dan itu sesuatu yang sulit untuk dilakukan secara alami. Ath pasti akan curiga.

"Ath, bisa menunduk sedikit? Aku ingin memeriksa penerangnya."

Dan akhirnya keluarlah alasan terklasik dan terkonyol yang pernah ada.

"Hm? Tidak apa-apa. Aku tidak akan menggunakannya," balas Ath.

"U-uhm, harus dipastikan dulu kalau memang tidak rusak, agar kau tidak disalahkan ... Kalau misalnya kau ke sini lagi dan ternyata rusak."

Alasan yang tidak penting sekali, tapi akhirnya Ath benar-benar menunduk.

Kuangkat tanganku di puncak kepalanya dan bersentuhan dengan sensor untuk mengaktifkan perekam dan juga tidak sengaja digelitik oleh rambut hitamnya. Aku mulai menghitung dalam hati.

Satu ... Dua ... Tiga.

Kuangkat tanganku dan memeriksa bagian kamera yang memang sangat kecil dan nyaris tidak terlihat. Namun sudah ada sensor merah yang tidak sengaja kutangkap. Ya, sepertinya alat perekamnya sudah aktif. Sekarang tinggal menunggu rekaman jejak selama dia berada di bawah sana.

"Sudah selesai," balasku, yang membuat Ath kembali pada posisinya semula.

"Baiklah, kalau begitu," balas Ath sambil melangkah ke arah mereka semua. Aku mengikuti dari belakang dengan perasaan serba salah juga.

Saat sudah sampai di sana, Dillon berbicara lebih dulu, "Akan kuusahakan kembali sebelum petang."

Zuo melirik ke arah Ath, "Karena tabung oksigen kita hanya bisa tahan 5 jam pemakaian non-stop dengan tekanan normal, kurasa kalian berdua harus fokus mencari di area pegunungan saja."

"Oh, jadi aku bukan menggunakan kostum ini untuk menyelam?" tanya Ath.

"Alat pemancar kita hilang bersama sampan, jadi kita tidak bisa menghitung kedalaman maksimal kau bisa menyelam. Ingat, di kolam dan di lautan itu berbeda. Sebaiknya kau fokus di pegunungan saja, karena peluang di pegunungan lebih banyak daripada tenggelam," balas Zuo panjang lebar.

"Seperti yang kau tahu, yang hilang itu adalah sampan tipe U yang memang sulit untuk ditenggelamkan. Jadi memang peluangnya hanyut di pegunungan." Yyil menambahkan.

"Ah, baiklah kalau begitu," ucap Ath sambil termanggut-manggut.

Dia pura-pura serius, padahal dia tidak akan menjalankan misinya. Ath akan memanfaatkan peluang ini untuk mampir di Pasifik. Setidaknya itulah yang dikatakannya kepadaku.

Manik biru itu tiba-tiba menatap ke arahku, membuatku tersentak dan mengedipkan mataku bingung.

"Kenapa?" tanyaku.

"Kau jangan sampai jatuh ke air ya," sahut Ath singkat. "Katanya kau ditandai makhluk air, kan?"

Kuanggukkan kepalaku dan menatapnya datar. Ya, dan makhluk yang menandaiku adalah pemuda bermata biru yang sedang berbicara denganku. Aku tidak bisa menyebutnya terang-terangan.

"Biasanya kau memang ceroboh. Dulu kau sampai jatuh ke air berulang kali dalam waktu yang dekat." Ath berbicara seolah dia memang sudah lama mengenalku. Padahal dia membicarakan tentang momen saat kami bertemu untuk yang pertama kalinya.

"Iya, aku tidak akan ceroboh lagi," balasku agak jengkel--tapi kututup-tutupi dengan senyuman yang kupunya.

"Aku serius, lho. Jangan sampai jatuh, ya," ulangnya lagi. Aku bisa merasakan bahwa ini kali pertama Ath benar-benar serius dalam menyampaikan pesan.

"Iya," balasku sambil melirik sekitarku karena merasakan keheningan yang tidak wajar.

Nael, Zuo dan Yyil mengerjapkan mata saat melihat kami, sedangkan Dillon menatap kami dengan tatapan sedatar-datarnya, seolah mengatakan, "Aku tidak peduli, tapi apa kalian bisa cepat?" lewat tatapannya itu.

"Oke, kalian berdua hati-hati!" Yyil bersuara untuk memecah keheningan.

Selanjutnya Ath dan Dillon tidak lagi tampak begitu menceburkan diri dalam air. Siang hari itu mendung dan kurasa Dillon akan membutuhkan senter itu.

Ath ... Kurasa dia tinggal menggunakan kekuatan cahaya lasernya yang katanya memang berguna untuk menyesuaikan penglihatan mereka dalam kegelapan.

Baru saja menghela napasku, Yyil langsung datang dan menyenggol tanganku beberapa kali. Senyuman mencurigakannya muncul, cukup membuatku bingung apa yang sebenarnya tengah dipikirkannya.

"Aku tahu hubungan kalian itu kakak dan adik kelas, tapi apakah ada kakak kelas yang menunjukkan perhatian seperti itu?" tanya Yyil sambil menaik-turunkan alisnya.

"Itu hal yang wajar, kok," balasku mencoba meyakinkan Yyil, tapi gadis itu tidak mau mendengar.

"Bukankah kau beruntung sekali bisa menemukan kakak kelasmu dalam kondisi seperti ini?" tanya Yyil, disetujui oleh Zuo, karena pemuda itu mengangguk kecil.

Aku tersenyum kecil, "Ah, iya. Kurasa."

Nael yang tadinya melihat ke arahku pun kini beralih pandang ke arah dimana penduduk Waterfloatt yang sedaritadi tidak berhenti menatap kami sejak sebelum kepergian Dillon dan Ath.

"Lebih baik sekarang kita berpikir, bagaimana caranya kita bisa bertahan selama 5 jam di kota yang penuh dengan orang-orang yang membenci kita, tanpa Dillon yang akan menengahi," ucap Nael.

"Aku masih berpikir kalau Dillon yang menghilangkan sampan kita, jadi aku tidak akan minta maaf sampai sampan kita ketemu," ucap Zuo keras kepala.

"Kupikir mungkin pelakunya adalah Bryon. Bisa jadi saat Dillon berpatroli, Bryon keluar dan memotong tambang. Kau ingat kan, pisau yang kau berikan? Itu cukup tajam untuk memotong tambangnya," ucap Yyil kepada Nael.

"Uh, tapi bagaimana kalau mereka benar? Kalau makhluk air yang melakukannya?"

Detik itu, satu-satunya yang terlintas di kepalaku adalah Ath.

Bagaimana kalau dia yang melakukannya? Bagaimana kalau dia yang berbohong?

Bagaimana kalau...?

Bagaimana kalau Ath sengaja melakukannya agar mendapat kesempatan untuk menyelinap pergi ke Pasifik tanpa dicurigai?

***TBC***

21 Mei 2019, Selasa.

[A/N]

HALOOO!

Semoga bisa menemani sahur kalian~

Paus update untuk memenuhi janji. 1/2 sudah diupdate dan itu artinya masih ada satu chapter lagi yang harus dipublish sampai dengan sepuluh hari mendatang!

Gimana chapter Aqua World hari ini? Terasa pendek? Padahal ini 3000 kata :'D

Tapi kalem, saudara-saudaraku sekalian, masih ada satu chapter lagi yang harus kuselesaikan karena TMoA akan dipublish fisik. Horeeeee!

Dan sebenarnya kepalaku kayak lagi uji nyali karena aku harus nulis: MAMERAH (horror) di era 90-an.
Red String di zaman now.
Revive di latar waktu ambigu.
Aqua World di tahun 3000-an.
Pusing pala Paus.

👀599k
⭐80.5k



^
BUKAN TARGET YANG HARUS DIPENUHI PEMBACA AGAR AKU UPDATE. INI ADALAH DOKUMENTASI YANG KUTINGGALKAN SAAT AKU UPDATE. ENTAHLAH SUDAH BERAPA KALI PAUS INGETIN, TAPI MASIH AJA ADA BEBERAPA ORANG YANG SALAH TAFSIR, "EH, KAK UDAH LEWAT". YAIYA UDAH LEWAT, KAN AKU UPDATENYA PAS MATA SAMA VOTENYA SEGITU. DAN AKU PAKE CAPSLOCK BUKAN KARENA NGEGAS, TAPI BIAR KELIATAN WKWKWKW. BUAT YANG BACA DALAM HATI KAYAK LAGI TERIAK-TERIAK GITU, MAAF YAAA. BIAR KELIATAN WKWK.

Ternyata kalau pake capslock, jadinya keliatan lebih panjang wkwkwkwk.

And before it happened, happy 600k for Aqua World! <3
Semoga endingnya sesuai harapanku dan ekspektasi kalian yaaaa. Amiiin.

Oke, see you!

Cindyana / Prythalize

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro