Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

20. Foto

Sebelum bel masuk pelajaran pertama berbunyi, Gretel dan teman-temannya ngumpul di kantin tempat biasa mereka nongkrong. Selagi asik bergosip ria bareng Evelin, ponsel Gretel berdering dan itu membuat mood-nya buruk. Ternyata Miko yang menelpon dan memintanya untuk menemuinya sekarang. Awalnya Gretel tidak mau, tapi ia akhirnya menurut karena Miko bilang akan berbicarakan hal penting. Kaki kurus itu pun melangkah ke tempat yang dijanjikan kekasih gelap saudaranya itu.

Di taman tepatnya di bawah pohon Miko menunggu nenek sihir itu. Tak lama orang yang ditunggu datang mendekatinya memasang tampang jutek bukan main.

"Mau ngomong apaan?!" ketusnya, membelalakkan mata.

"Tanyanya santai dikit bisa nggak, sih?" serang Miko yang tidak nyaman dengan nada bicara dan juga tatapan Gretel.

"Cepet, aku nggak punya banyak waktu buat kau."

Miko merogoh saku celanannya dan mengeluarkan segepok uang, lalu mengulurkannya pada gadis itu.

"Apaan nih?" tanyanya bingung yang tiba-tiba disodorkan uang sebanyak itu.

"Ini tabunganku. Kamu bisa ambil semuanya asalkan kamu hapus foto itu dan berhenti jahatin Hansel," tawar Miko dengan penuh harapan agar rasa bersalahnya terhadap sahabatnya bisa berkurang sedikit.

Gretel melipatkan tangannya di atas perut dan menatap tajam cowok di hadapannya. "Nggak bisa! Aku nggak butuh uang kau. Foto itu nggak bisa dibeli dengan apa pun. Paham!" Ia pun langsung pergi tampa pamit. Namun langkahnya dicegat cowok kurus itu.

"Please, Gretel. Aku rela lakuin apa aja asal hapus foto itu. Ok, aku berlutut sekarang di depan kamu."

Miko tanpa mikir panjang langsung melakukannya. Ia benar-benar putus asa sehingga tidak memikirkan murid-murid yang berada di situ melihatnya.

"Apa-apaan kau. Berdiri! Malu tau diliatin. 'Ntar ada yang ngadu ke guru bilang aku nge-bully kau," ucapnya mulai cemas sambil lirik kiri-kanan.

"Nggak bakal. Sampai kamu mau nurutin permintaanku," Miko kekeh dan ia juga mencengkeram pergelangan kaki kanan gadis itu.

Gretel tidak bakal mengabulkan permintaan Miko yang jelas bukan siapa-siapanya dia. Kehabisan ide ia pun menendang kuat tangan Miko dengan kaki kirinya, lalu lari menjauh dari cowok gila itu.

Miko benar-benar tidak tau lagi harus berbuat apa. Hidupnya tidak tenang karena nenek sihir itu. Dengan wajah ditekuk ia balik ke ke kelasnya dengan rasa bersalah yang mendalam.

Cowok berkulit pucat itu rupanya sudah sedari tadi ada di dekat mereka. Tadi kebetulan ia lewat taman dan melihat Gretel menuju taman itu dan mengikuti. Ia bersembunyi di balik bunga-bunga taman hingga tak terlihat oleh Miko dan Gretel dengan tujuan menguping karena penasaran dengan sikap Gretel yang berubah padanya dan juga Hansel yang mau saja disuruh-suruh gadis itu. Ia tidak paham dengan percakapan mereka hingga saat Gretel pergi barulah ia mengejar gadis itu dan menanyakan peri hal foto tersebut.

"Kak Gretel!" Mail berteriak hingga Gretel pun menghentikan langkahnya dan mebalikkan badan. Ia pun mendekati gadis itu.

"Ada apa? Sorry, sekarang aku nggak bisa berteman dengan kamu lagi."

"Kenapa, Kak? apa ada hubungannya sama foto yang Kakak omongin sama abang tadi?"

"Tau dari mana kamu? Kamu nguping, ya?"

"Iya. Jelasin sama aku foto apa itu?"

"Anak kecil kayak kamu nggak berhak tau." Gretel pun pergi dan Mail tidak mengejarnya dan justru pergi ke arah berlawanan.

***

Di depan perpustakaan Mail bertemu Hansel. Hansel menyapanya dan ingin berbincang sebentar dengannya.

"Hai Mail," sapanya hingga Mail pun mendekatinya.

"Iya, Bang Hansel."

"Aku mau bicara sebentar sama kamu."

"Bicara apa, Bang?" tanya Mail penasaran. Ia bahkan menduga mungkin mau membahas tentang pertemanannya dengan Gretel.

"Aku mau minta tolong sama kamu. Kamu mau, 'kan?" pintanya sambil memegang ke dua tangan lawan bicaranya dengan ekspresi sangat berharap.

"Minta tolong apa, Bang? Kalau aku bisa, aku mau bantu, kok."

"Kamu temenan lagi ya sama Gretel. Aku nggak suka dia kembali berteman dengan Ucup dan teman-temannya. Aku takut dia lakuin hal buruk lagi. Dia bisa nge-bully lagi jika masih terus sama mereka."

"Aku sih maunya juga gitu, Bang, tapi Kak Gretelnya yang nggak mau temenan ama aku. Belum lama ini dia putusin hubungan pertemanan kami. Maaf, Bang, untuk saat ini aku nggak bisa berbuat apa-apa," ucap Mail lesu.

"Coba kamu usahin lagi. Aku tau kamu juga nggak mau Gretel terjerumus lagi. Kalau kamu terus diam, kamu akan menyesal, Mail."

Menyesal. Mail tidak mau itu terjadi. Dia juga tidak mau Gretel balik mem-bully murid-murid sekolah ini. Sejak awal berteman ia sangat menyayangi gadis itu. Ia bahkan ingin merubah gadis itu keluar dari perangai buruknya. Namun, apa? Sekarang ia dicampakkan. Ia bingung harus berbuat apa ditambah saudara kembar gadis itu meminta bantuan padanya. Mau tak mau ia harus bergerak. Demi pertemanan mereka kembali.

"Baiklah akan aku usahakan, tapi aku mau tanya suatu hal sama Abang."

Hansel senang Mail mau membantunya. "Kamu mau tanya apa?"

"Kenapa sekarang Abang jadi pelayan teman-temannya Kak Gretel? Apa ini ada hubungannya sama foto itu?"

Senyuman Hansel luntur. Mata Hansel membulat, ia terkejut mendengar pertanyaan Mail. Dari mana juniornya itu tau tentang foto aibnya. Apakah dia sudah melihatnya? Pikiran cowok itu kacau jika terus teringat hal itu.

"Soal itu aku nggak bisa jawab. Terima kasih udah mau bantu aku. Aku pergi ke kelas dulu, bel juga udah bunyi."

Cowok ramah itu pergi dengan rasa takut yang terus menyelimutinya. Semua ini karena sadara kembar yang sangat jahat padanya. Entah kemana hati nurani gadis itu yang tidak memandang bulu menargetkan saudaranya sendiri.


Jangan lupa vote dan komen
Terima kasih sudah mampir😊

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro