Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

04. Orang Tak Dikenal

Lonceng bernyanyi pertanda jam pelajaran yang berlangsung telah berakhir, saatnya istirahat untuk murid-murid SMA Nusa Bangsa. Tidak hanya peserta didik yang beristirahat, para guru pun begitu. Mereka bernapas lega, terbebas sejenak dari mata pelajaran yang banyak menguras tenaga dan pikiran.Murid-murid berhamburan keluar dari kelas, walaupun tidak semuanya—masih ada yang menetap dalam kelas.

Cowok berambut keritik dengan potongan yang rapi—tidak panjang—menghampiri Hansel yang belum beranjak dari kursinya.

“Sel, kembaran kamu buat ulah lagi, tuh,” ucap Bimo—temen sekelas Hansel—berdiri di depan meja cowok pintar itu.

“Maksudnya?” tanya Hansel dengan kening berkerut, mendongak menatap Bimo.

“Itu, si Gretel di istirahat pertama malakin murid-murid baru.”

Hansel tergelonjak. Ia berdiri sejajar dengan Bimo. “Serius kamu, Bim?!” Matanya membulat, kaget mendengar pernyataan cowok pendek itu.

“Iya, aku serius. Mending kamu temui saudaramu. Kasih tau dia jangan malakin anak-anak. Entar ada yang ngadu ke guru, yang rugi orang tua kamu juga,” saran Bimo sambil menepuk bahu Hansel. Kemudian, ia pergi meninggalkan cowok pintar itu, keluar dari kelasnya.

“Heran, liat kembaran lu. Apa benaran kalian bersaudara?” tanya Tika yang duduk di depan meja Hansel yang tiba-tiba ikut campur.

“Kembar nggak harus sama, kan?” Hansel balik bertanya dengan ketidak sukaannya.

Tika berdecak, “Kenap—” Belum selesai cewek itu berbicara, Hansel pergi dengan wajah memerah.

Hansel pergi mencari adik kembarnya untuk mempertanyakan laporan yang ia terima. Tempat pertama yang ia pijaki yaitu kelas XI IPS 5—berada di lantai dua, berbeda dengan gedung kelasnya, tepatnya diseberang gedung MIPA. Ketika memasuki kelas itu, tidak ditemui Gretel di sana.

Ia bertanya kepada siswi berambut panjang, dikuncir kuda yang duduk meja paling depan di dekat pintu. “Maaf sebelumnya gangguin waktu kamu. Aku mau tanya, kamu tau kemana perginya Gretel?” tanyanya dengan ramah dan juga disertai senyuman.

Siswi bernama Cika itu tersipu malu didatangi oleh cowok yanng terkenal tampan dan ramah di sekolahnya. Ia yang tadinya membaca novel pun bangun dari duduknya.

“Hai Hansel. Kenalin aku, Cika,” ucapnya memperkenalkan diri sembari mengulurkan tangannya. Hansel pun membalas menjabat tangannya. “Gretel jam istirahat jarang di kelas. Biasanya sama temen-temen segengnya nongkrong di kantin atau tempat lain.”

“Terima kasih, Cika, atas informasinya.”

Hansel pun pergi ke kantin sesuai yang diinformasikan teman sekelas adik kembarnya. Informasi itu benar. Kini sosok yang dicarinya tampak asyik tertawa bersama teman-temannya di sebuah meja panjang paling ujung sebelah kiri.

“Gretel, aku mau ngomong sebentar sama kamu,” pintanya berdiri di belakang Akbar—yang berhadapan dengan Gretel.

Gretel mendongak dan juga ke empat temannya menatap Hansel bersamaan.

“Aku ngurus nih anak bentar, ya?” ucapnya beranjang dari perkumpulan itu, lalu pergi bersama kakak kembarnya menjauhi kantin.

“Mau ngomong apa?” tanya Gretel, ketus.

“Bisa nggak kamu tuh nggak melakukan hal-hal yang merugikan kamu dan juga orang lain? Jadilah gadis baik dan jangan menyakiti orang lain,” pinta Hansel menasehati adik kembarnya. Sayangnya, lawan bicaranya itu hanya diam dan memutar bola matanya, seakan tak peduli.

“Dan satu lagi. Tinggalkan teman-temanmu itu. Mereka hanya membuatmu semakin buruk. Ibarat berteman dengan penjual parfume, wanginya akan melekat di tubuhmu. Bertemanlah dengan orang-orang baik. Aku yakin kamu perlahan akan menjadi gadis baik juga.” Hansel memegang bahu Gretel. Namun gadis itu segera mengibas tangannya, menatapnya dengan sebal.

“Kamu nggak punya hak buat ngatur-ngatur hidupku. Aku ya, aku. Kamu ya, kamu. Urus saja hidupmu sendiri. Jangan ikut campur dengan kehidupanku!” Bentaknya dengan mata berapi-api.

Gadis itu pergi dengan emosi yang belum redup. Sedangkan, kembarannya mengembuskan napas kasar, menatap punggung gadis itu yang semakin hilang dari pandangannya. Hansel kecewa karena belum bisa membawa kembarannya ke jalan yang benar.

***

Sore ini, di depan layar TV LED 42 inc, Gretel duduk di sofa berwarna hijau ketupat, memegang remote, menukar-nukar siaran televisi. Tidak ditemuinya siaran yang bagus hingga keputusan terakhir menetap di acara reality show yang mendatangkan para tamu artis-artis yang sedang populer.

Tingnung!

Suara bel rumahnya berbunyi, namun gadis itu tampak tidak peduli. Ia terus menonton tanpa bergerak untuk memeriksa.

“Hansel, periksa ke luar, Nak. sepertinya ada yang berkunjung!” teriak mama dari dapur.

“Iya, Ma.” Hansel pun bergegas memeriksanya ke luar. Sesuai dugaannya, Miko lah yang datang karena sebelumnya mereka sudah janji akan pergi ke luar.

Teman akrab Hansel itu pun dibawanya masuk ke rumahnya. Miko duduk di ruang tamu, menunggu Hansel menukar pakaiannya. Sebelum Hansel menukar pakaiannya, ia mengajak adik kembarnya ikut bersamanya.

“Tel, kamu masih marah ya sama aku? Bagaimana kalau kamu ikut bareng aku dan Miko ke luar. Kita jalan-jalan naik mobilnya, Miko. Mau, ya.”

Mama datang dan ikut nimbrung percakapan anak-anaknya. “Kamu ikut aja, Gretel. Daripada kamu keluyuran nggak jelas, mending mainnya sama saudara sendiri. Lebih aman buat anak gadis.” Mama bersikap manis membujuk anak gadisnya.

Gretel menghela napasnya. Sebernarnya ia malas ikut bersama kakak kembarnya itu. Entah kenapa, ia menurut saja. Seakan tersihir oleh bujuk rayu Mamanya yang jarang-jarang bersikap lembut kepadanya.

“Baiklah, aku tukar baju dulu,” jawabnya dengan wajah datar.

Senyum Hansel mengembang. Ia berharap dengan ini Gretel tidak marah kepadanya lagi.

***

Mereka bertiga pergi ke sebuah Mal yang ada di kota Pekanbaru. Miko tadinya kaget karena Gretel juga ikut bersama mereka. Sahabatnya Hansel itu sedikit tidak suka. Demi temannya ia menurut saja, walaupun keadaan sangat canggung.

Hansel sempat menawarkan untuk nonton di bioskop. Karena selera ketiganya yang sangat berbeda—Hansel menyukai film fantasi, Miko yang ingin sekali nonton film romantis, dan Gretel yang sangat menyukai film action—rencana itu tidak jadi. Mereka makan dulu di Hok**n, setelah itu main di area permainan.

Di area permainan itu membuat mereka menjadi akrab. Mereka menikmati hari mereka. Gretel yang tidak menyukai suadara kembarnya itu bahkan menghilangkan rasa itu. Ia bahagia hanya dengan sebuah permaian tanpa disadarinya. Lelah dan juga mengingat waktu yang terus berputar, mereka menyelesaikan bermain di sana.

Sebelum pulang, Mereka membeli sesuatu dulu untuk dibawa pulang. Hingga seseorang—ber-hodie navy, berkulit sangat putih—mendatangi mereka.

“Maaf, Abang-abang, Kakak-kakak, mengganggu waktunya. Saya mau tanya, toilet di sebelah mana, ya?” tanya cowok itu yang tampak seusia mereka atau mungkin lebih muda.

“Kamu lurus aja dari sini,” tangan Hansel mengarahkan tempatnya, “terus kamu di dekat patung pakaian itu belok kiri, jalan terus. Ntar kamu bakal nemu palang tulisannya ‘toilet’. Di situ tempatnya.”

Cowok itu terus melirik Gretel hingga membuat gadis itu tidak nyaman. “Apa liat-liat?!” bentaknya dengan mata yang hampir keluar.

“Gretel, kamu nggak boleh gitu.” Hansel menegur dengan halus.

“Cewek kok kasar gitu,” sindir Miko, heran.

“Makasih ya, Bang, Kak.” Cowok itu terseyum. Ia pun pergi sesuai petunjuk arahan yang Hansel berikan.

“Gretel, bisa nggak kamu tuh kalo ngomong tu nggak ketus begitu. Bahkan sama orang nggak dikenal  cobalah sopan sedikit,” ucap Hansel menasehati saudaranya.

“Justru orang tak dikenal, makanya aku begitu. Palingan anak tadi tu Cuma modus doang. Aku liat sendiri dia terus liatin aku dan aku nggak suka!”

Malas berdebat dengan adik kembarnya itu, Hansel memilih pergi ke kasir untuk membayar belanjaannya. Miko pun mengikuti Hansel tanpa bertaya apa pun. Sedangkan Gretel mematung di tempat, ia capek terus berdebat dengan kakak kembarnya itu. Mereka jarang bersependapat dan itu sangat menguras tenaga adan emosi.

.
.
.

Akhirnya Apology update juga
Mariz mau berbagi sedikit kebahagian nih

Mengingat cast Apology ini cowok-cowoknya anak I-Land. Mariz mau ngucapin selamat atas terpilihnya 7 member yang akan debut bersama "Enhypen"

Dua tokohku Hansel dan Mail ada di situ. Sayangnya tokohku Justine nggak lolos saat final😭

Btw, mereka cakep-cakepkan😘😍

Udah sekian curcol dari Mariz
Jangan lupa vote dan komen
Terima kasih😄

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro