018
+
jam setengah dua belas nata membuka pintu apartemennya dan mendapati jeff yang membawa selimut dan bantal bersamanya. nata mengernyit, "lo mau tidur di sini?"
"iya." jawabnya singkat, kemudian pemuda itu menguap. "langsung tidur boleh gak? gue ngantuk, capek."
"yaudah lo tidur karpet ya, gue temenin di sofa sekalian mau lanjutin nonton haikyuu." ujar nata sembari meletakkan gelas berisi sisa minuman serealnya di atas meja.
jeff mengacak rambutnya, sambil melangkahkan kakinya masuk. "apaan deh lo nonton orang main voli kok gak selesai-selesai."
"apaan si orang gue ngerewatch." nata mendelik. "udah sana kalau ngantuk buruan tidur!"
jeff mencebik. setelah itu jeff berjalan mendorong meja yang berada di antara tv dan sofa. pemuda itu mengambil alas tidur yang memang sengaja disimpan nata untuk ia menginap. jeff menata guling dan bantalnya. meminta selimut kepada nata sebelum akhirnya jeff berbaring dan menghela napas.
akhirnya.
jeff lagi-lagi menguap. pemuda itu mengangkat selimutnya hingga leher dan menatap tv yang menyala. jeff tidak mengerti selera tontonan nata jadi ia hanya diam saja. beberapa menit kemudian nata datang dan duduk di sofa sambil membawa toples biskuit.
"lo udah tidur?" tanya nata. kakinya menoel kaki jeff. jeff menoleh.
"belum. kecilin tv-nya." ujar jeff.
nata mengecilkan tv-nya dan membiarkan jeff memejamkan mata dan tidur. 4 episode berlalu, nata menaruh toples biskuitnya dan mengambil air untuk diminumnya. nata melirik jeff yang sudah bernapas teratur, pemuda itu memang lebih cepat tidur dibanding nata. entah kenapa, tapi nata bersyukur ketika tahu kalau jeff sudah jarang nongkrong dan sudah lebih bisa tidur teratur dibanding waktu pertama kali dia bertemu dengannya. nata juga sama, dia jadi lebih makan dengan benar dan teratur.
nata membaringkan tubuhnya. gadis itu menatap langit-langit apartemennya. kemudian lagi-lagi melirik jeff. nata mengulurkan tangannya turun untuk menyentuh dan merapihkan poni-poni jeff di dahinya. nata tersenyum. pacaran, bukanlah hal yang pernah mau dia lakukan sebelumnya. nata tidak tau kenapa perasaannya kepada jeff bisa sebesar ini. tidak paham kenapa sikap jeff bisa membuatnya bersemu tanpa diminta.
tiba-tiba nata teringat tentang pesta pernikahan sepupu jeff. nata menghela napas, lalu mengambil ponselnya dan mencari kontak bundanya. nata mungkin akan diomeli jika bunda tahu kalau nata masih belum tidur jam segini. tapi nata tidak ambil peduli dan memutuskan mengirim pesan kepada bundanya menanyakan apakah bunda punya dress hitam seperti kata jeff.
beberapa menit berlalu, nata merasakan matanya memberat. gadis itu menguap dan memutuskan untuk mematikan tv. ketika matanya terpejam, entah kenapa secara tiba-tiba wajah papanya muncul di dalam benaknya membuat nata sontak kembali membuka mata. nata cemberut.
mau sekesal apapun, tetap ada kala dimana nata ingat papanya dulu.
waktu kecil, papanya sering bawa mainan koleksi dari mcdonald. nata juga ingat mereka sering sama-sama menyusun lego. papanya juga sering mengepang rambutnya meski berantakan. nata menarik napasnya dan merasakan sesak di dadanya. kenapa masa kecil rasanya berlalu secepat itu.
kadang, nata benci ketika dia harus tumbuh dewasa. waktu lulus sma dulu nata sempat berpikir bahwa penyesalan terbesarnya adalah tumbuh dewasa. ketika dia perlahan mengerti dan tau bagaimana cara kerja dunia. ketika dia tau apa maksud perasaan janggal kenapa papa dan bundanya tidak lagi bertemu. nata berasa patah hati.
nata menarik napasnya. ah, sudahlah. ini hanya satu hal buruk dari sekian banyak hal baik. masih banyak hal yang harus nata syukuri.
+
"gak muat....."
nata cemberut, sambil keluar dari kamar mandi dan menyerahkan dress hitam yang dibawakan bundanya kepadanya siang itu. ayu menghela napas, "jelas gak muat badanmu lebih tinggi dari bunda."
"gimana dong... huhuhu..." nata menatap bundanya. ayu menggaruk kepalanya bingung.
"mmm, beli aja deh kalau gitu. nih, bunda kasih uangnya,"
"gak mau. bunda apaan sih." nata mendecak. "gak mau beli, uangnya ntar dibuang-buang."
"loh? kok buang-buang? orang bajunya dipake buat kamu juga, kan?"
"ya tapi pasti ntar gak bakal aku pake lagi." nata merengek.
tok tok tok!
pintu kamarnya diketuk. nata menyahut. setelahnya pintu perlahan terbuka dan kepala jeff muncul dari pintu, pemuda itu mengerjap. mendadak gugup ketika ditatap sebegitu intens oleh ayu. padahal ayu biasa saja. jeff berdeham, "gimana... bajunya?"
"gak muat." sungut nata.
"udah bunda suruh beli gak mau kamunya." cibik ayu. jeff tersenyum canggung sambil mendengar perdebatan nata dan ayu, bingung mau merespon seperti apa.
"bunda tuh ya, kan udah aku bilang dress itu mahal. ya aku gak mau lah."
"yaudah sana kamu ke pestanya pake baju gombar-gomber aja."
"bukan gombar-gomber itu namanya oversized!" nata mendengus sambil beranjak berdiri. "udah lah, mau makan dulu. laper."
"yaudah. mau makan apa?" tanya bundanya. nata mengerjap.
"bunda.. mau makan bareng?"
"iya. katanya ada restoran baru deket sini. bunda mau cobain. sekalian aja." ujar ayu, seolah tak ada beban di kalimatnya. nata membulatkan matanya dan menatap jeff seolah berkata, "anjir bunda ajak gue makan bareng."
jeff hanya terkekeh dan mengacungkan jempolnya. nata mencebik. maksudnya apa coba, ngapain acungin jempol.
"ajak pacar kamu." ucapan ayu yang tiba-tiba membuat jeff reflek tersedak. nata menganga. ayu mengambil tasnya di kasur. "biar kita makan sama-sama."
+
kalian pernah ga sih... lagi diem terus keinget masa kecil kalian WKWKWKWK. di satu sisi gue gak mau balik ke masa kecil sih, soalnya dari dulu gue emang kepengen cepet-cepet remaja biar kalau nonton bisa cukup umur (walaupun sekarang masih 15). btw, ini gue nulisnya pake laptop soalnya hp gue dicas jadi gue edit ntaran aja. ini baru gue lanjutin, sebenernya gue udah mau update dari minggu lalu tp mager :p ini juga pertama kalinya gue pake fakechat. menurut kalian gimana? semoga suka yaa </3
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro