Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

013

RAMEEEINNNNN AYOOOO

+

perihal nata yang tidak suka jevin, itu memang benar adanya.

kadang ada kalanya begitu nata tatap cowok itu dengan mata kepalanya sendiri, nata merasa kesal setengah mampus.

seperti pagi ini. jevin berdiri di depan pintu apartemennya dengan membawa plastik isi makanan. lalu dengan tidak tahu dirinya berlari masuk begitu pintu terbuka. membuat nata yang bahkan belum cuci muka total jatuhin rahangnya.

"ngapain lo ke sini???" nata berujar dengan nada tinggi. gadis itu menatap jevin tidak percaya. kalau saja ada alat pengukur rasa kesal, nata pastikan mungkin rasa kesalnya berada pada urutan paling atas.

"gua disuruh nganterin ini buat lo. dari mamah."

"lo pikir gue bisa disogok pake makanan?!" nata berkacak pinggang. "kalau lo belum bisa bawain gue kim taehyung, jangan harap gue maafin!"

"hah? kim-apa?"

"nggak jadi!" nata mendelik. "gue gak perlu makanan dari nyokap lo. bawa pulang aja sana!"

"ck, ck. nata, nata. kalau orang ngasih itu hargai sedikit." ucap jevin, cowok itu membuka toples kacang di meja kemudian memakan isinya. "lo gak capek apa?"

"apa?"

"mau sampe kapan gua sama lo perang terus?" ucapan jevin membuat nata diam sejenak. "gimana pun juga- mau gak mau gua saudara lo, 'kan?"

nata mendengus geli. "lo cuma saudara tiri." ia menatap jevin mengejek. "selebihnya lo bukan siapa-siapa."

jevin mengangguk. cowok itu tersenyum kecut. "kalau gitu gua pergi."

"yaudah sokin. daritadi kek anjir."

jevin berdiri. "gua jadi anak yatim sejak tujuh tahun, nat." ada jeda, jevin menarik nafas, "tapi lo belum. hargai papah lo selagi dia masih ada."

nata mendecak. "udahlah. gausah ngomongin soal saling menghargai sama gue. nyokap lo sendiri gimana? bukannya nyokap lo sama nyokap gue sama-sama perempuan? kenapa nyokap lo sebagai wanita dewasa gak ngerti?"

jevin tersenyum. "sori ganggu." kemudian cowok jangkung itu berjalan menuju pintu keluar.

"woi tunggu,"

jevin berhenti. kepalanya menoleh ke samping, menunggu nata bicara.

nata mengulum bibirnya sekilas. "makasih makanannya."

+

you got a new message from krystal

krystal
| jeff?
| papah mau ketemu

bagi jeff sosok kakaknya adalah satu-satunya harapan. satu-satunya keluarga yang mampu kasih rasa sayang walaupun sama-sama tidak mengerti apa arti rumah.

jeff keluar dari mobilnya. matanya tatap gedung tinggi yang menjulang. kantor papahnya. sewaktu kecil jeff selalu pandang gedung tinggi papahnya dengan penuh decak kagum. binar matanya selalu bertanya-tanya sehebat apa papahnya jadi orang penting di sana. papahnya orang hebat, tapi nggak menjadikan hebat buat anaknya sendiri.

"papah mau kamu lanjut kuliah ke jerman."

jeff tidak pernah bicara banyak. tapi tuntutan papahnya gak pernah masuk akal buat dia. dari dulu, bahkan sampai sekarang pun begitu.

"aku nggak mau." tolak jeff. lalu menyerahkan kembali berkas yang papahnya kasih ke dia. "aku nyaman kuliah di sini."

"di sini nggak menjadikan kamu apapun." ujar papahnya, sambil sesap kopi hitamnya. "buat apa, jeff? kamu punya otak pintar, kamu manfaatin buat kuliah yang lebih bagus di sana. urusan biaya? gampang. papah tanggung sampai kamu lulus."

jeff hela nafas. jeff ngerti papahnya selalu mau dirinya jadi nomor satu. tapi persetan. jeff bisa maju pakai caranya sendiri.

"aku tetep nggak mau." tolak jeff mentah-mentah. "apa karena mba krystal gagal, papah jadi lariin semuanya ke aku?"

"jeff. kalau kamu mau jadi kayak papah-"

"aku nggak mau jadi kayak papah, kenapa juga aku mau?"

dua puluh tahun dirinya hidup, ini pertama kalinya jeff menyela.

+

"halo?"

"ngapain lo telpon malem-malem anjir?"

"ke kamar gua sini."

"gila lo? sekarang jam dua belas!"

"ck. lo bisa gak sih sekali-kali jadi anak baik?"

"bRO, you're not my daddy."

"terserah. pokoknya ke sini."

telpon ditutup. nata mendengus. gadis itu melihat jam di dinding. hampir jam setengah satu. dasar jeff edan, pikirnya.

sekalipun mengomel, ujungnya nata tetap datang ke kamar jeff.

"gitu kek daritadi." ucap jeff saat nata masuk kamarnya dengan wajah memberengut.

"ini namanya pemaksaan tau gak!" sungut nata.

jeff tidak menjawab. ia justru menarik nata ke balkon dan paksa cewek itu duduk di depannya. nata mendelik. dia baru saja ingin melayangkan banyak umpatan, namun berhenti ketika lihat banyak sekali bekas rokok bergeletak di sekitarnya.

"gua butuh lo sekarang." ujar jeff. nata membeku. "nurut dulu. jangan berisik. temenin gua disini."

nata kulum bibirnya. gadis itu menarik wajah jeff untuk menghadapnya. "you okay?"

gelengan pelan jadi jawaban. jeff ketawa. "bokap gue brengsek."

jeff lepasin tangan nata yang tangkup pipinya. "lo tau, hidup gua sangat amat terencana. segalanya bokap gue atur. tapi- persetan, nat. gua gak pernah banyak minta. gua gak perlu itu semua. gua cuma perlu dia dengerin gua sekali aja."

nata ngernyit waktu jeff buka satu bungkus rokok dan ambil pemantik dari kantong celananya. "gue udah pernah bilang jangan ngerokok kalau ada gue?"

jeff natap nata. kemudian dekatin wajahnya sama gadis itu. "i want to kiss you if i could."

nata kekeh kecil. "terus apa?"

"ya?"

"habis cium gue lo bakal bilang kalau ini kelepasan kayak kemarin?"

jeff angkat alisnya. lalu ketawa pelan. "hahaha, nggak. yang ini tulus dari hati."

jeff menarik dagu nata. kemudian kedua bibir mereka bertemu.



+


CIAAAA OFFICIAL GAKK NI????

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro