Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Apapun Dirimu 4

Bagian 4

Konferensi

"Berikut ini kami sampaikan secara up to date, kabar yang kami terima beberapa jam yang lalu, mengenai keberadaan salah satu anggota kekuarga Yamamoto yaitu Yamamoto Haruka, yang minggu lalu sempat menjadi pertanyaan publik. Setelah menerima konfirmasi dari tunangannya yang merupakan pengelola salah satu perusahan besar Hasegawa Corp-Hasegawa Satoru. Bahwa Yamamoto-san sedang berlibur ke luar negeri untuk mempersiapkan diri sebelum acara pernikahan. Kami menerima sebuah foto yang menunjukan Yamamoto-san sedang bergandengan tangan dengan seorang pria di Hawai"

"APA?" Pekik Nagisa terkejut.

~o0o~ Apapun Dirimu ~o0o~

Setelah itu terlihat sebuah foto Haruka dan seorang laki-laki muda sedang bergandengan tangan di punggir pantai. Walau foto laki-laki tersebut tidak jelas karena sedang menghadap kearah yang lain, dapat dipastikan itu adalah foto Natsume sahabatnnya sendiri. Sedangkan Haruka dengan wajah cerianya sedang menggandeng tangan Natsume dengan santai.

"Kedatipun info yang kami terima masih dipertanyakan kebenaranya. Tapi kami berani menjamin bahwa foto ini di ambil langsunng tampa ada campur tangan teknologi editing sama sekali. Selanjutnya adalah wawancara eksklusif kami dengan ahli telematika di bidang ini untuk mengetahui perihal keaslian foto tersebut. Selamat malam Matsumoto-san."

"Selamat malam." Kata seorang laki-laki setengah baya yang memegang sebuah IPad di tanganya.

Nagisa berdiri dari kursinya dan segera berlari mengambil Smart Phone untuk menghubungi Satoru.

"Halo Satoru,"

("Ya aku tahu alasanmu menelfon Nagisa.")Terdengar suara Satoru di sebrang.

"Bagaimana bisa menjadi separah ini. Jelas-jelas itu Natsume!" Nagisa menjambak rambutnya sendiri tanda frustasi.

("Aku saat ini sedang berada di rumah orang tuaku Nagisa. Orang tua Haruka juga sedang berada di sini. Tori sedang mengurus penjadwalan konferensi pers besok. Dan mereka menyuruhku segera berangkat ke Hawai setelahnya, untuk menjemput Haruka.") Nagisa merasakan ada nada tertekan dalam suara Satoru.

"Aku rasa memang sudah sewajarnya kalau mereka menyuruhmu untuk menjemputnya. Kau harus segera mengkonfirmasi mengenai hubungan Haruka dan Natsume. Dan apa kau sudah memberi tahu Haruka tentang hal ini?" Kata Nagisa.

("Ya, Sudah. Dia memposisikan dirinya di tempat yang aman dari kejaran pers. Untuk sekarang aku hanya perlu bersiap-siap untuk pertanyaan dalam wawancara besok, dan segera pergi ke Hawai setelahnya.")

Nagisa merasa sedih melihat Satoru yang harus menanggung semua bebanya sendiri. Saat ini mungkin hanya Nagisa yang dapat mengeti perasaannya sebagai seorang sahabat.

"Aku berharap semua baik-baik saja Nobi-can. Aku akan menunggumu di bandara. Jam berapa kau berangakat?" Nagisa mencoba memberikan kekuatan pada sahabatnya.

("Satoru-Sama.") Suara lain yang terdengar dari telfon.

("Aku akan menghubungimu lagi nanti Nagisa.") Lalu Satoru langsunng mematikan poselnya.

Nagisa menatap smartphonenya dengan sedih. Ia belum pernah meiliki kekasih selama hidupnya. Tapi Nagisa dapat mengerti perasaan yang dirasakan Satoru. Tentu saja ia sama sekali tidak percaya bahwa Haruka berselingkuh dengan sahabat mereka sendiri. Tapi ia dapat merasakan adanya kepedihan dari nada bicara yang baru saja Satoru sampaikan pada dirinya. Cinta memang rumit. Tapi yang membuat Nagisa heran adalah dia dapat merasakan perasaan itu saat ini. Tapi ia sendiri tidak tahu untuk siapa.

Dilarang copy fic ini

~Nagisa PoV~

Hari ini aku datang lebih pagi ke bandara. Jam 7 pagi aku sudah sampai di tempat tunggu. Di depanku ada sebuah televisi besar yang pastinya menyiarkan acara persiapan konferensi pres yang akan dilakukan oleh Hasegawa Nobi-can Satoru. Sepertinya semua orang dalam ruang tunggu juga penasaran dengan apa yang dikatakan Hasegawa muda itu untuk membela tunangannya.

"Betapa tidak tahu di untung si Yamamoto itu. Sudah dikasih pasangan setampan dan sesempurna Hasegawa-sama, masih saja cari yang lain." Kata salah seseorang yang duduk di sebelahku. Dasar Nobi-can Playboy sialan.

Jam 08.00 konferensi pers pun dimulai. Seluruh kursi di ruang tunggu yang tadinya sepi. Kini sudah di penuhi oleh orang-orang yang ingin menyaksikan acara tersebut, baik yang duduk ataupun berdiri. Ini masih merupakan salah satu ruang tunggu di bandara, padahal ada banyak ruang tunggu yang lebih besar di dalam Narita Airport. Sepertinya pidato seorang Hasegawa dianggap lebih seru dibanding pidato perdana mentri sekalipun.

"Hari ini kita akan menyaksikan Konferensi pers Hasegawa Satoru mengenai kelanjutan hubunganya dengan Yamamoto Haruka, yang diketahui sedang bersama pria lain di Hawai saat ini. Apa tanggapan Hasegawa Satoru mengenai pemberitaan ini. Maka berikut kami akan tayangkan live kepada pemirsa, konferensi pers secara langsung dengan Hasegawa Satoru. Silakan menyaksikan."

Kata salah satu repoter yang berada di tempat konferensi. Kemudian terlihat rombongan Satoru, Tori, tiga pengacara pribadi Satoru mengikutinya di belakang. Kerlap-kerlip jepetan kamera mengarah pada mereka. Satoru berdiri di depan semua audiens masih dengan ekspresi datarnya. Sekarang aku sadar, kau sangat pelit senyum Nobi-can.

Satoru menundukan kepala sebentar untuk memberi penghormatan pada semua orang yang datang. Kemudian duduk dan dikuti oleh seluruh jajaran dan peserta konferensi.

"KYA.. Hasegawa-sama Kakkoi..." Kata salah satu orang wanita yang sedang menyaksikan konferensi dari layar televisi bersamaku. Selanjutnya diikuti sautan-sautan suara jeritan pemuja fanatik Satoru yang lain. Aku menutup telingaku sebentar ketika teriakan-teriakan histeris para fangrils Satoru menggema di seluruh ruangan. Sampai hanya tersisa tatapan-tatapan bernafsu mereka.

Kembali pada situasi konferensi.

Setelah memperkenalkan diri dan para pengacaranya. Akhirnya pidato Satoru pun dimulai.

"Langsung saja. Silahkan seluruh hadirin melihat foto yang ada di layar proyektor." Satoru menampilkan gambar empat orang yang sangat familiar dimataku.

"Mereka adalah sahabat saya. Foto itu diambil saat kami SMA kelas 3. Tepatnya ketika kami berlibur di pantai. Sebelah kanan sendiri adalah Takashi Natsume, selanjutnya adalah Haruka, saya sendiri, dan... sahabat saya yang lain."Kata Satoru.

Dasar Nobi-can, kenapa tidak sebut namaku saja.

He-he-he.. apakah tidak ada yang mengenaliku? Jarang-jarang fotoku bisa mampang di Tivi. "Kalau begini ketenaran Ratu pink dan Tiga trio ganteng bisa bangkit lagi." Kataku sambil merapikan rambut.

Kemudian Satoru melanjutkan.

"Sekarang kita bisa membandingkan foto laki-laki yang bersama Haruka dengan foto Natsume yang merupakan sahabat saya." Kemudian layar proyektor menunjukan kedua foto tersebut. "Dapat saya pastikan foto tersebut merupakan foto Takashi Natsume, sahabat saya. Kepergian mereka bukan hanya urusan liburan semata, melainkan urusan bisnis. Natsume yang juga merupakan sekertaris Haruka sewajarnya untuk menemaninya di sana. Dan saya pun sudah mengetahui perihal mereka berada di sana sejak Haruka berangkat ke Hawai."Satoru mengakhiri kata-katanya. Kemudian sesi tanya jawab dibuka.

"Jadi kalau benar laki-laki tersebut adalah Natsume-san yang merupakan sahabat anda, bagaimana anda menjelaskan mengenai kemesraan yang ditunjukan dalam foto?" Kata salah satu reporter.

"Kami sudah bersahabat sejak berusia 10 tahun. Apa yang mereka lakukan dalam foto merupakan hal yang bisa menurut saya. Tidak ada lagi batasan sikap yang kami tujukan dalam persahabatan. Saya sebagai tunangan dan sahabat Haruka saja sama sekali tidak keberatan dengan hal itu. Maka seharusnya tidak ada yang perlu anda sekalian ributkan lagi di sini. Semuanya sudah jelas." Masih dengan ekspresi datarnya.

"Apakah Hasegawa-Sama sama sekali tidak merasa cemburu dengan kedekatan mereka. Mungkinkah rasa cinta anda pada Yamamoto-sama sudah berkurang?"Tanya Reporter yang lain.

"Perasaan cinta saya pada Haruka tidak perlu saya umbar. Karena menurut pendapat saya cinta itu bukan kata, tapi adalah tindakan. Maka dalam hal ini, dengan saya memutuskan untuk menikahi Haruka, sudah merupakan bukti keseriusan saya. Jadi, dari sana anda sekalian dapat mengukur sendiri seberapa besar cinta saya padanya." Lagi-lagi Satoru menjawab dengan tanpa ekspresi.

"Lalu Hasegawa-sama, bagaimana pendapat sahabat anda yang lain mengenai foto kemesraan tersebut. Dapatkah anda menyebutkan siapa sahabat anda yang berada di posisi paling kiri di foto?" Satoru langsung menunjukan tatapan paling menyeramkan pada repoter itu, dan mungkin membuat sang reporter kaget dan takut dengan perubahan ekspresi Satoru yang tiba-tiba. Tapi kemudian Satoru berhasil menata ekspresinya untuk kembali datar seperti semula, dan menjawab pertanyaan dari reporter itu.

"Anda sekalian tidak perlu tau siapa dia. Karna dia tidak ada sangkut pautnya dalam hal ini. Apa bila ada yang ingin berurusan denganya, maka dia akan berurusan langsung dengan saya. Sekian dan Terimakasih." Satoru berdiri di ikuti oleh seluruh rombonganya dan meninggalkan ruang konferensi.

"Wah sayang sekali Hasegawa sama belum putus dengan tunagannya. Padahal kalau mereka putus, seluruh wanita di Jepang pasti akan bersorak gembira." Kata seseorang yang duduk di belakang Nagisa.

Begitulah komentar-komentar yang disampaikan oleh pemirsa yang baru saja menyaksikan konferensi tersebut. Aku mendapati komentar-komentar yang unik, dari yang mendukung hubungan mereka, sampai yang menentang dan tidak setuju Satoru terus mempertahankan hubunganya. Bahkan ada beberapa komentar yang datang langsung dari lokasi diadakanya wawancara. Salah satunya adalah dari seorang artis cantik berusia 35 tahun yang terkenal akan kesensasionalanya. Tayuya Yuki.

"Padahal seharian kemarin sejak mendengar kabar Yamamoto-san selingkuh, saya langsung ke salon mempercantik diri, berharap seusai konferensi langsung bisa menghibur Hasegawa-sama. Tapi sayang sekali ya... Ha-ha-ha." Menertawakan kebodohanya saat diwawancarai seusai menyaksikan konferensi pers.

Tapi ada juga yang mendukung hubungan mereka seperti Mito Sikaku (25 tahun).

"Yamamoto-san dan Hasegawa-san, sama-sama berasal dari keluarga terpandang dan Mereka sungguh pasangan yang serasi. Kalau mereka menikah, pasti akan seperti pernkahan seorang pangeran dan putri di negeri dongeng."

Dan ada pula yang promosi.

"Aku adalah satu-satunya pewaris dari keluarga Hanezou yang sudah bekerjasama dalam dunia bisnis dengan keluarga Hasegawa. Aku tidak menerima pernyataan Hasegawa-san yang mempretahankan Yamamoto-san. Hasegawa-san terlalu baik untuk Yamamoto-san. Aku akan meminta Ayahku untuk memperkenalkanku pada keluarga Hasegawa Satoru," Kata seorang gadis kecil imut berusia 16-17 tahun yang berkomentar setelah menyaksikan wawancara.

Ya... dilihat dari segi ketampanan, aku 50:50 kalau dibandingkan dengan Nobi-can. Jadi lihat saja nanti Nobi-can berengsek. Saat aku kaya nanti. Aku bakalan punya fangrils lebih banyak daripada fangrilsmu.

~End Nagisa PoV~

Beberapa menit kemudian, dari arah pintu masuk bandara terlihat sebuah iring-iringan yang baru saja tamil di televisi muncul di depan mereka. Satoru dan para pengawalnya berjalan mendekati Nagisa, kemudian menggeret Nagisa untuk menjauhi kerumunan. Kejadian itu berlangsung terlalu cepat hingga tidak di sadari oleh orang-orang yang kini masih membicarakanya.

Dilarang copy fic ini

"Kurasa disini cukup." Satoru melihat sekelilingnya. Memastikan keadaan aman untuk mereka bicara. Para pengawalnya pun mengawasi mereka dari jarak aman untuk mencegah orang-orang mendekat dan tau keberadaan mereka.

"Aku berharap kau berhati-hati mulai sekarang. Aku tidak sengaja mengeksposmu dalam konferensi." Kata Satoru pada Nagisa.

"Kau bahkan tidak menyebut namaku selama konferensi. Tidak ada yang perlu kau cemaskan," Nagisa menatap sahabatnya lekat-lekat. Sejenak mereka terdiam tanpa mampu berlata apapun. Nagisa tahu ini akan menjadi perpisahan singkat antara dirinya dan Satoru. Dia merasa akan terjadi sesuatu yang besar ketika Satoru meninggalkanya. Tapi ia tidak ingin membebani Satoru dengan pikiran konyolnya.

Nagisa mengambil tangan Satoru, dan mengatakan kalimat perpisahan.

"Aku akan menunggumu pulang. Aku yakin Haruka juga tengah menunggumu. Sekarang kau bisa menjemputnya. Jemput pengantinmu Satoru. Bawa dia pulang." Nagisa memandang Satoru dengan tatapan yang dalam. Meskipun ia tersakiti oleh kata-katanya sendiri. Ia berusaha menampiknya.

Satoru hanya terdiam. Memandang dengan tatapan yang belum pernah terlihat oleh Nagisa sebelumnya. Sebuah tatapan yang syarat akan perlindungan dan kehangatan.

"Aku tidak akan lama Nagisa. Aku akan segera pulang. Jangan melakukan hal-hal konyol yang mencelakakan dirimu. Kalau kau sakit, langsung minum obat atau ke rumah sakit. Aku tidak ingin menemukanmu dalam kondisi lebih parah dari minggu lalu. Makanlah yang baik, jangan menunda-nundanya. Aku akan membuat celenganmu puasa kalau sampai kau tidak-" Satoru menghentikan bicaranya saat Nagisa memeluknya dengan erat.

"Iya-iya....Aku akan baik-baik saja," Nagisa menepuk-nepuk punggung satoru sambil menghirup dalam-dalam untuk yang terakhir kali, wangi yang selama ini menjadi favoritnya. "akan lebih bahagia bila kau membawa pulang Haruka dengan gaun putihnya." Nagisa melepaskan pelukanya. Ia berusaha tidak memikirkan bahwa kini dirinya tengah membohongi perasaannya sediri.

Mereka saling pandang sebentar. Sebelum peringatan Tori mengenai keberangkatan Satoru sampai pada telinga sang majikan.

Tampa berkata satu katapun, Satoru membalikan badanya dan berjalan menuju pintu masuk tanpa berbalik sekalipn. Dan membuat hati Nagisa semakin sedih melihatnya.

Kemudian pandanga Nagisa beralih pada sebuah jendela besar. Ia mengwasi sebuah pesawat Jet pribadi yang bertuliskan Hasegawa Air lepas landas mengudara membawa Satoru bersamanya.

Dilarang copy fic ini

Satoru duduk didalam pesawat Jet pribadi miliknya. Memikirkan segala problemanya kini.

Ini adalah keputusan yang paling tepat. Begitulah seharusnya yang ia pikirkan. Menjemput sang kekasih yang telah lama pergi untuk segera meminangnya. Tapi bagi Satoru sendiri, ini merupakan keputusan yang sangat berat karena harus meningglakan Tokyo. Apa alasanya?

Karena firasat.

Ya, Satoru yang lebih sering menggunakan otak ketimbang perasaan, kini harus takluk dengan perasaan jengah untuk pergi dengan alasan firasatnya mengatakan akan terjadi sesuatu yang tidak baik pada Nagisa.

Sikap aneh dan konyol yang akhir-akhir ini Nagisa tunjukan, membuat Satoru harus turun tangan untuk menempatkanya pada posisi sekertaris. Bahkan rasa ingin melindungi Nagisa yang semakin membesar, membuat Satoru kehilangan jati dirinya.

Akhirnya tampa membuang-buang waktu, Satoru bertekat untuk segera menyelesaikan permasalahan ini. Membawa pulang Haruka dan menikahinya akan membereskan semua masalah, hingga dia dapat menjalani kehidupan normal seperti sebelumnya. Itulah yang Satoru pikirkan. Tapi rupanya rencana Tuhan lebih rumit dari pikiran simpel miliknya.

Karena sekenario kecil nan rumit itu. Saat ini tengah berada di dalam diri Nagisa, dan menunggu untuk diketahui.

.

Bersambung.......

Vote n Follow please...

Next Chapter adalah pengumuman.... Harap Di baca....

Sayang di buang:

Yuki (Artis) : "Gak sombong ya... Yamamoto-san masih kalah cantik lah sama aku. Lebih baik, Yamamoto-san putusin aja. Aku siap menjadi penggantinya. Tapi menjadi yang kedua, juga boleh!" Sambil kedip-kedip.

.

Erin (pelukis) : "Padahal aku terlanjur melukis dirimu dalam hatiku Hasegawa-san. Kenapa kau tak melihatnya?" (ya emang gak kelihatan)

.

Kira (Tukang gali kubur) : "Aku sudah mengubur cintaku padamu dalam-dalam dan merelakanmu dengan Haruka."

Sekali lagi next Chapter adalah pengumuman.... Harap Di baca....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro