Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

5

"Hoaammm!" Takemichi menguap lebar. Mulutnya terbuka lebar membentuk huruf 'O' dan membuat seekor lalat nyaris masuk ke mulut Takemichi tapi tidak jadi karena bau mulut Takemichi. Ia meregangkan tangannya.

"Sepertinya kau lelah Takemichi, beristirahatlah di sana," usul Mikey menunjuk ke ujung jalan dimana terdapat sebuah bangku panjang.

"Tidak, terima kasih Mikey-kun," tolak Takemichi halus.

Saat ini Takemichi berada di kuil Musashi. Mereka tengah mengikuti rapat dan baru saja selesai. Kini mereka tengah berbincang-bincang akrab baik pemimpin maupun anggotanya. Takemichi yang memang pada dasarnya lelah enggan untuk mengikuti saran Mikey karena merasa tidak sopan.

Barulah ketika suasana sudah mulai sepi dan hanya bersisa beberapa orang yang sebagian itu pemimpin Touman baru ia tidur.

Tidak biasanya Takemichi lelah. Ia lelah karena sibuk memikirkan soal kejadian kemarin, kejadian dimana Hanma tiba-tiba datang dan mau mengajarinya berkelahi.

Aneh bukan?

Makanya semalam penuh ia mengambil jatah tidurnya untuk berpikir soal ini. Matanya menatap ke sekeliling hingga berhenti di Kazutora yang juga kebetulan melihat Takemichi juga.

Takemichi yang menatap Kazutora langsung menutup mata agar tidak ketahuan oleh Kazutora.

"Takemichi," panggil seseorang.

Takemichi membuka matanya dan melihat ke atas ternyata Kazutora sudah ada di depannya. Takemichi langsung bangun dan duduk.

"Ma-maaf Kazutora-kun. Tadi aku bukan lihat kamu tapi lihat pohon di belakangnya," kilah Takemichi bohong.

"Hihi... Tidak apa-apa," sahut Kazutora sambil terkikik pelan.

"Ada apa Kazutora-kun?" tanya Takemichi.

"Hari ini kita akan latihan di tempat biasa. Hanma sudah menunggu," jawab Kazutora menatap Takemichi.

"Tapi... Kalau ketahuan gimana? Kan masih ada mereka," tunjuk Takemichi ke arah Mikey dan kawan-kawannya.

Kazutora menggeleng pelan, "Tidak masalah."

Takemichi berpikir sejenak lalu mengangguk pelan. Ia bangun dan langsung berjalan mengikuti Kazutora.

"Kami balik dulu ya!" teriak Kazutora ke Mikey yang tengah bermain bola.

"Ya!" sahut Mikey dari kejauhan. Ia mengalihkan pandangannya dari Kazutora dan Takemichi ke arah bola.

Beberapa detik kemudian ia menatap kembali Kazutora dan Takemichi yang pergi bersama.

"Mau kemana mereka?" gumam Mikey. Ia memicingkan matanya menatap lurus ke arah Kazutora dan Takemichi, "Ada yang tidak beres."

________

"Hanma-san!" teriak Takemichi ke arah Hanma. Hanma menoleh dan tersenyum kecil seraya melambaikan tangan.

"Are Baji-san?" Takemichi menggeleng kepala ke kiri ketika melihat Baji bersama Hanma.

"Iya, kenapa? Tidak suka?" cerocos Baji dengan raut muka marah.

Takemichi tersenyum ia mengibaskan tangannya, "Tidak Baji-san."

"Maa...maa... Sudah yuk! Takemichi mari kita latihan lagi," ajak hanma.

"Humm!" Takemichi mengangguk semangat dengan senyum lebarnya terpatri di wajah.

"Pelajaran kedua, cara memukul lawan. Buka kaki selebar bahu. Gunakan tangan kiri atau kananmu tergantung dimana si musuh berada. Bila dia di kanan gunakan tangan kiri begitu juga sebaliknya." ujar hanma menerangi.

Takemichi mengangguk antusias, ia membuat gerakan yang dijelaskan Hanma tadi.

"Saat tangan musuh datang untuk meninjumu bergeser sedikit lalu gunakan tanganmu yang ini untuk memelintir tangan si musuh dan tonjok ulu hati."

Takemichi mengikuti perkataan Kazutora dan ia sudah siap meninju Hanma.

*Bugh

Hanma terjatuh. Ia memegang perutnya dan meringis. Namun ringisan itu berganti menjadi tawa.

"Astaga kurus sekali sih kau, Takemichi." lontar Hanma.

Kazutora dan Baji yang mendengarnya langsung tertawa keras. Takemichi yang dibegitukan langsung membuang muka kesal. Ia mengepalkan tangannya erat dan menghentakkan kakinya ke tanah.

"Kalau begitu aku pulang," gumamnya kesal.

"Lihat marahnya saja seperti perempuan," tambah Baji menunjuk Takemichi.

Wajah Takemichi menjadi merah padam. Ia segera berlari ke Baji lalu melompat kecil dan memelintir tangan Baji dan membantingnya.

Ketiga orang itu sontak terkejut bukan kepalang. Mereka menatap Takemichi cengo. Tidak ada pembicaraan diantara mereka selama beberapa menit.

"Gila! Takemichi kau keren sekali!" puji Kazutora ia langsung merangkul Takemichi erat.

"Hahaha sekarang Baji yang lemah. Lihat Takemichi saja bisa melawanmu," ejek Hanma ke arah Baji yang terbaring di tanah.

"Urusai!" teriak baji tidak terima.

Takemichi langsung mendatangi Baji dan mengulurkan tangannya untuk membantu Baji. Baji pun menerima uluran tangan itu tapi malah menarik Takemichi hingga membuat Takemichi terjatuh di dada bidangnya Baji.

"Sialan kau ya!" teriak Baji sambil mengacak-acak rambut Takemichi.

"Gomenasai Baji-san," gumam Takemichi berusaha menghalau tangan Baji semakin mengacak rambutnya.

Baji berhenti dan melihat lawannya ini.

Deg-

Baji menegak ludahnya sendiri. Bagaimana tidak take dengan rambut pirangnya yang biasanya ia tampilkan berdiri dan kini terlihat rambut pirangnya yang jatuh membuat kesan Takemichi terlihat menggemaskan. Jangan lupakan wajahnya yang kelelahan dengan nafas yang tersengal-sengal dan bibir sedikit terbuka.

Oh shit!

Baji merutuk pikirannya sendiri. Bagaimana bisa wajah lawannya yang terlihat kelelahan berbanding terbalik dengan pikirannya. Dasar mesum! batin Baji. Ia memukul kepalanya keras.

"Baji-san, daijobou desu ka?" tanya Takemichi. Ia mendekatkan wajahnya menatap Baji yang terlihat memerah.

Baji mendorong kepala Takemichi membuat Takemichi terjatuh. Ia mendengus kesal dan segera pergi dari sana.

'Aku masih normal tahu!' batin Baji menutup wajahnya memerah.

"Aneh," ujar Takemichi pelan. Ia menoleh ke Hanma, "Aneh bukan?"

Hanma hanya mengangguk. Matanya masih menatap kepergian Baji.

'Sepertinya Baji mulai suka dengannya.'

______

Jam sudah menunjukkan pukul 4. Kazutora dan Takemichi tengah berbincang kecil. Begitu juga dengan Hanma yang sedang berbincang dengan Baji. Mata Baji sesekali melirik ke arah Takemichi.

Hanma yang menyadarinya pun tersenyum kecil. Ia melirik ke arah Takemichi yang tengah tertawa bersama Kazutora.

"Kau suka dengannya?" tanya Hanma.

"Tidak!" teriak Baji tegas. Ia menggeleng kepalanya cepat dan menatap Hanma kesal.

"Jika tidak mengapa kau terus melihatnya?" tanya Hanma.

"Aku hanya merasa heran bukankah dia anggota Touman mengapa ada dia disini?" tanya balik Baji

"Itu aku yany pinta. Aku menyuruhnya datang kesini untuk mengawasi anak itu atas perintah Kisaki. Kau tahu? Kisaki sangat tidak menyukainya jadi aku harus mengawasinya." balas Hanma sambil menyeringai.

"Untuk apa ia di awasi?" tanya Baji heran.

"Untuk dibunuh agar tidak menghalau rencana Kisaki." jawab Hanma penuh penekanan.

Baji tersentak, ia kemudian menatap Hanma yang menatapnya tajam dan beralih ke arah Takemichi yang menatapnya dengan tatapan membunuh.

Baji yang menyadari perubahan Hanma langsung berlari ke arah Takemichi.

"Hari ini kita pulang," tegas Baji. Ia menarik tangan Takemichi dan membawanya pergi.

Kazutora yang melihatnya pun menahan Takemichi namun tidak berhasil.

"Balik." perintah Baji ke arah Kazutora.

Hanma yang melihat Baji dan Kazutora pergi langsung menyeringai puas.

________

"Baji-san... Baji-san... Baji-san..." panggil Takemichi yang kesakitan karena tangan dipegang erat oleh Baji.

"Mulai besok tidak usah ke sini lagi," perintah Baji. Ia menaiki Takemichi ke atas motor dan langsung tancap gas.

"Takemichi—" belum melanjutkan perkataan Kazutora,  Baji langsung membawa Takemichi pergi dari sana.

Kazutora mengernyitkan alisnya. Ia melihat ke belakang dan melihat Hanma tersenyum.

"Sialan! Apa yang kau katakan pada Baji sehingga membuat Baji membawa Takemichi pulang cepat!" bentak Kazutora.

"Tidak ada kok. Emangnya dia nya saja yang aneh," jawab Hanma cuek bebek.

Kazutora memutar bola mata kesal, "Padahal kan aku masih ingin mengobrol lagi dengan Takemichi." gumamnya.

"Ada apa?" tanya kembali Kazutora tidak yakin ketika melihat Hanma tertawa.

"Sepertinya kau menyukai Takemichi ya?" tanya Hanma ke arah Kazutora.

"Tidak!" balas Kazutora cepat.

"Hihi... Ketahuan!! Kazutora sepertinya kau harus berlomba untuk mendapatkan Takemichi. Kulihat Baji juga menyukainya,"

"Apa!" teriak Kazutora tak percaya. Ia menatap tajam Hanma. Sedangkan Hanma hanya mengangguk pelan sambil tersenyum.

"Sini kubisikkan ide untuk mendapatkan Takemichi," Hanma menyuruh Kazutora mendekatkan dirinya.

"Itu tidak mungkin!" Kazutora berteriak tak percaya dengan ide gila Kazutora.

"Mungkin!" sahut Hanma yakin.

_______

Baji membawa motor kebut. Ia masih tidak percaya orang yang ada dibelakangnya akan mati dibunuh oleh Kisaki.

Anak ini tidak ada sangkut pautnya dengan yang terjadi di Touman. Apa alasan Kisaki mengincar Takemichi. Padahal ia baru saja masuk ke geng ini. Dia tidak tahu apa-apa bukan?

Bagaimana bisa agar Takemichi tak dekat dengan Hanma.

Apa ia melindunginya saja? Tapi siapa dia? Melindungi Takemichi? Kenal juga tidak! Lebih baik ia mengurusi masalah yang ia alami saat ini bukan?

"Baji-san?" panggil Takemichi lembut.

Baji menoleh ke arah Takemichi sekilas, "Ada apa?"

"Baji-san sepertinya ada masalah ya?" tanya Takemichi.

"Tidak." telak Baji.

Takemichi hanya tersenyum kecil, "Baji-san jika ada masalah bisa beritahu aku. Meski kita baru kenal. Aku ingin jadi teman dekat Baji-san. Aku ingin kita saling berbagi cerita bersama sehingga tidak ada jarak diantara kita."

Baji menekuk alisnya heran. Takemichi yang terbawa suasana langsung sadar akan kalimatnya sendiri.

"Ah maaf... Baji-san. Kebiasaanku yang selalu mengeluarkan apa saja yang ada dipikiran ku," lirih Takemichi menyembunyikan wajahnya di balik tubuh Baji.

"Kenapa kau ingin menjadi temanku?" tanya Baji.

"Soalnya Baji baik banget habis itu perhatian lagi. Meski Baji kelihatan garang tapi Baji baik banget. Oh satu lagi, Baji keren banget...." cerocos Takemichi dengan bola matanya yang membulat dan terlihat berbinar-binar.

Ditambah suaranya yang sengaja ia panjangkan di akhir kalimat dan tangannya ia gerakkan kesana-kemari membuatnya terlihat menggemaskan.

Baji tertawa kecil. Ia tak bisa menahan tawanya tak kala melihat orang dibelakangnya terlihat begitu antusias saat berbicara. Belum pernah ia melihat ada orang yang begitu antusias ketika berbicara. Apalagi yang dibicarakan itu dirinya.

"Hmm... Gimana ya? Boleh saja sih. Tapi kau harus selalu bersamaku," jawab Baji sambil tersenyum miring.

"Ya aku mau," sahut Takemichi semangat. Ia tertawa lebar menunjukkan giginya.

Baji pun tersenyum dan perjalanan pulang mereka terasa begitu hangat.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro