2
Takemichi berjalan gontai ke arah Naoto. Mengapa alurnya berbeda. Bukankah seharusnya Akkun tidak menjadi jahat dan setahunya hanya Mikey saja. Takemichi menghela nafasnya dan menatap Naoto dengan wajah sendu.
"Naoto terus bagaimana dong sekarang?" lirih Takemichi.
Naoto hanya terdiam dan membawa Takemichi ke kasur untuk duduk kembali. Ia kemudian mengambil kursi untuk duduk di depan Takemichi.
"Dengar Takemichi! Aku tidak bisa berbicara terus. Kau tahu saat ini kita tengah di kejar-kejar oleh Mikey, Akkun dan anggota geng Touman lainnya. Saat di masa depan ini Mikey menjadi seorang kriminal ditemani dua temannya yaitu Kisaki Tetta dan Akkun. Aku tidak tahu alasan apa mereka menjadi jahat. Namun kau terus menerus dicari oleh mereka. Sebenarnya apa yang kau perbuat saat kembali ke masa lalu sih?" decak Naoto sambil menggusar rambutnya kasar.
Takemichi hanya terdiam menatap Naoto dengan wajah sedih dan sedikit air mata melimpah di pipinya. Dia sendiri pun tidak tahu. Apa yang ia perbuat. Setahunya ia hanya bermain dengan teman-temannya dan selesai. Itu saja.
Tapi justru mengapa di masa depan ini semua kacau. Padahal kan ia belum bertemu secara langsung dengan Mikey.
Takemichi hanya menggeleng lemah ke arah Naoto. Naoto hanya terdiam dan menghela nafas. Ia sedikit keterlaluan dengan temannya ini. Padahal ia baru bangun pasti ia juga tidak tahu apa yang terjadi di masanya depan. Lagipula siapa dia bagi Takemichi, pasti sudah berjuang keras disana.
"Maaf ya," ucap Naoto dengan suara kecil sambil menunduk namun masih bisa terdengar oleh Takemichi.
Takemichi hanya tersenyum dan mengangkat kepala Naoto, "Sudah jangan terlalu menyesal. Aku tak apa."
"Sekarang apa yang harus kita lakukan, Naoto?" tanya Takemichi menatap Naoto.
"Pertama cari tahu alasan Mikey menjadi jahat dengan temanmu itu Akkun. Setelah itu hentikan pembunuhan Baji. Buat mereka sadar semua," titah Naoto.
"Apakah Hina mati di masa depan?" pertanyaan Takemichi membuat Naoto tersentak. Ia menundukkan badannya dan mulai menangis.
"Huhu...hiks... Kau tahu Takemichi, Hina mati terbunuh dengan mengenaskan. Aku dikirim sebuah video oleh email tidak dikenal berisi penyiksaan Hina oleh orang bertopeng dan serba hitam. Mereka terus tertawa sambil meneriaki hinaan. Di akhir video mereka menulis sesuatu dengan darah kakakku. Dan kau tahu apa yang ia tulis —" ucapan Naoto terpotong.
Ia tak sanggup menahan tangisannya. Ia menjambak rambutnya dengan kasar. Dan membanting tangannya ke meja disampingnya sampai memerah. Matanya yang sembab menatap Takemichi dengan tajam
"—disana tertulis, 'Sekarang kau telah kehilangan orang yang kau sayangi. Sama sepertiku yang kehilangan orang yang kusayangi, Takemichi. Dimana Takemichi kau sembunyikan?' Itu tulisannya,"
Takemichi berjangkit dari duduknya. Menutup mulutnya yang menganga lebar. Bola matanya nyaris keluar karena terlalu melotot. Ia gemetaran. Tidak tidak mungkin itu terjadi pikirnya.
Hina telah mati. Telah mati oleh orang tidak dikenal. Air mata mulai mengalir deras. Ia meraung-raung.
"S-siapa yang mem-b-bunuh hina, Naoto?" lirih Takemichi dengan suara terbata-bata.
"Aku tidak tahu tapi aku bisa pastikan dari logo di baju mereka paling atas. Itu logo Touman," ucap Naoto di sela tangisannya.
"MAAF...MAAF INI SALAHKU. INI SALAHKU NAOTO. HUHU AKU TELAH MEMBUAT HINA MATI. INI SEMUA SALAHKU NAOTO. PUKUL AKU! PUKUL SAJA! HUHU... HIKSS...AAAAAAHHHHHHHH!!"
Takemichi berjalan kearah Naoto dan berjongkok meraih tangan Naoto untuk memukulnya. Ia menangis keras meraung-raung. Menyalahkan dirinya atas kepergian Hina. Seorang yang tak ada sangkut pautnya dari permasalahan ini.
Naoto hanya terdiam tak sanggup memukul Takemichi yang tampak menangis keras. Wajahnya memerah. Air mata terus berlinang saling berlomba untuk jatuh. Dan bibirnya yang bergetar.
Belum sempat acara tangisan mereka selesai. Suara gedoran pintu keras memekik telinga kedua orang yang tengah menangis. Naoto berjalan pelan sedikit mengintip dari bawah. Dan menoleh ke Takemichi dengan wajah terkejut.
"Kau harus pergi Takemichi. Cepat! Mereka datang! Mereka semua datang!" gelisah Naoto mendorong Takemichi. Takemichi yang tak tahu hanya terdiam. Ia ingin lari kemana?
"Jangan dorong-dorong aku Naoto," Takemichi tampak kesal ketika didorong keras.
"Kau— harus pergi. Itu sepertinya orang orang yang ada dalam video pembunuhan Hina," Takemichi hanya menegak ludah. Ia langsung kotar-katir.
"Aku kemana?" tanya Takemichi.
"Ikut aku!" Naoto menarik tangan Takemichi namun tertahan oleh Takemichi.
"Aku mau ambil semua foto-foto dan berkas itu dulu. Agar tidak ketahuan mereka," ucap Naoto.
Naoto terdiam. Ia menatap Takemichi sedikit terpukau melihat dirinya meski di saat situasi genting ia masih tenang dan bertindak dewasa. Naoto tersenyum sesaat menatap Takemichi.
"Ayo pergi!" Rupanya Naoto menyediakan jalan pintas dibalik lemari agar langsung keluar menunju parkiran luar.
Mereka segera berlari dan menaiki mobil Naoto. Takemichi hanya terkesima.
"Naoto darimana kau memiliki ide seperti itu?" tanya Takemichi
"Semenjak kejadian mereka menculikmu," balas Naoto.
"Hah? Menculik?"
"Menculik apa— ahh!" Ucapan Takemichi terhenti ketika melihat sebuah mobil menabrak mobil mereka. Naoto segera berbelok membuat Takemichi terjatuh ke sebelah Naoto.
"Ma-maaf," ucap Takemichi.
Mereka berjalan tanpa menentu arah hingga sampai ke tengah hutan. Naoto segera memarkirkan mobilnya di balik pohon. Dan membawa Takemichi ke dalam. Sekali lagi Takemichi dibuat bingung sekaligus terkesima karena melihat rumah di tengah hutan.
"Untuk sementara waktu kita tinggal disini. Untuk menghindar dari mereka, ok?" tanya Naoto meminta persetujuan
"Hmm iya," Takemichi hanya mengangguk.
Naoto menarik tangan Takemichi dan membuat Takemichi langsung kembali ke masa lalu. Karena mereka berpegangan tangan.
"Ah sial! Bagaimana bisa aku lupa!" decih Naoto sambil mengangkat Takemichi yang tertidur.
Beralih dari Naoto yang menggendong Takemichi masuk ke dalam rumah mari kita berselancar ke Takemichi yang tengah tertidur di kelas. Tidurnya terganggu karena sebuah benda mengenai kepalanya. Ia terbangun dari tidurnya nyenyak nya itu dan mengambil benda yang ternyata spidol.
"Ini pak spidolnya tadi kelempar," ucap Takemichi berdiri menyerahkan spidol itu. Bukannya berterima kasih guru itu malah memukul kepala Takemichi.
"Aww," pekik Takemichi.
"Gara-gara kau tidur. Kau jadi melindur ya," bentak guru itu.
"Maafkan saya," Takemichi menunduk dan segera duduk ditempatnya.
Disebelahnya Akkun hanya tertawa melihat tingkah temannya itu.
"Makanya jangan tidur," nasehat Akkun sambil mengusap rambut Takemichi.
"Kau bukannya bangunkan aku," Takemichi hanya berjenggut. Menyiku tangan Akkun yang hampir membentur kepalanya ke meja.
"Habisnya waktu kau tidur. Kau lucu sih," puji Akkun. Takemichi hanya mengalihkan pembicaraan.
'Heleh pintar juga alasannya ya,' batin Takemichi.
Takemichi menatap jendela tiba-tiba saja ia jatuh ke masa lalu karena kesalahan Naoto. Ia memeriksa kantong celananya dan mendapati foto Akkun, Mikey dan Kisaki. Ia melihat foto-foto lainnya. Disitu ada foto Takemichi yang sedang tertidur dengan latar yang tidak ia ketahui.
'Siapa yang memfotonya?' batinnya. Ia benar-benar pusing sekali. Kenapa semuanya jadi rumit berbeda dengan cerita sebelumnya. Ini benar-benar keluar jalur. Sekarang ia lakukan adalah mencari tahu dan menghentikan mereka.
*Tiiittt tiiittt
Suara telepon berdering di kantong bajunya. Hape lipat itu ia buka dan bertuliskan nama 'Draken' disana dan mengangkatnya.
"Moshi-moshi Draken-kun. Ada apa?"
"Takemicchi nanti kau ikut pertemuan Touman di tempat biasanya ya. Ada rapat penting nih,"
"Ahh iya iya... Baik aku tutup ya. Terima kasih,"
***
Takemichi langsung berjalan keluar sekolah dan pergi ke tempat Touman berkumpul kalau bukan di kuil Masashi. Sesampainya di sana ia disambut hangat oleh seluruh anggota Touman. Mereka menyapa Takemichi dan beberapa ada yang tersenyum dan meminta fotonya. Takemichi hanya diam,
batinnya,'Woahh aku terkenal nih.' sambil tersenyum sumringah ke kamera.
"Takemicchi kau sudah datang ya?" suara Mikey menginterupsi Takemichi.
"A-ah i-iyaa hehe..." kekeh Takemichi sambil mengusap rambut belakangnya.
"Ayo ikut aku ke atas. Ada yang ingin aku tunjukkan kepadamu," Mikey meraih tangan Takemichi dan menuntun ke atas.
"Selamat ya untuk Takemicchi. Kamu sudah masuk jadi anggota Touman," puji Mikey sembari tersenyum manis dan beralih ke depan.
"Eh? Kok bisa?" tanya Takemichi
"Karena Takemicchi sudah menyelamatkan Draken dan kau akan dimasukkan ke divisi Mitsuya,"
Takemichi menoleh dan melihat ke Mitsuya. Mitsuya yang sedari tadi melihat Takemichi tersenyum melihat wajah Takemichi yang kebingungan.
"Selamat datang di divisi kedua, Takemicchi. Aku Mitsuya. Dan wakilnya Hakkai. Salam kenal!" sapa Mitsuya.
"Salam kenal Mitsuya-kun!" Ucap Takemichi tak kalah semangat.
Mitsuya hanya tertawa,"Selepas ini ikut aku ya ke sekolah untuk mengukur badanmu untuk seragam nanti,"
"Aku boleh ikut berarti ya?" tanya Takemichi sedangkan Mitsuya tersenyum kaku mendengar pertanyaan Takemichi.
"Iyalah kau ini bagaimana sih? Orang kau mau diukur badannya masa Mitsuya suruh si Mikey datang," timpal Baji di samping Mitsuya tiba-tiba
"Eh- hehe maaf Baji-kun dan Mitsuya-kun," balas Takemichi.
"Baiklah ayo kita pergi!" ajak Mitsuya.
"Tunggu dulu– Mikey-kun kenapa aku tiba-tiba bisa jadi anggota. Maksudku apa ada tes atau harus menunggu waktu lama baru bisa?" tanya Takemichi
"Tidak Takemicchi kau telah menyelamatkan Draken jadi sebagai gantinya aku memilihmu menjadi anggota Touman karena kau telah melindungi teman kami. Dan mau mengorbankan nyawamu demi teman kami," jelas Mikey.
"Jadi seperti itu. Terima kasih ya Mikey mau mempercayaiku dan menjadikan aku sebagai anggota Touman. Itu sebuah kehormatan. Kau bisa mempercayaiku sebagai gantinya," Takemichi mengarahkan tangannya ke dadanya sambil tersenyum menunjukkan deretan giginya.
Mikey yang melihat itu hanya terdiam sejenak sebelum ia ikut tersenyum ke Takemichi, "Baiklah tapi kau jangan mengkhianati kepercayaanku ya."
"Siap bos!" Takemichi memberi hormat dan berlalu ke Mitsuya.
"Ayo kita pergi bos Mitsuya!" ucap Takemichi dengan tegas sambil memberi hormat
Mitsuya hanya tertawa saja melihat tingkah temannya ini begitu juga dengan yang lain ikut tertawa.
"Ayo Takemicchi!" jawab Mitsuya ikut memberi hormat.
Mikey menatap kepergian Mitsuya dan Takemichi geleng-geleng kepala.
'Dia sungguh menarik sekali. Mirip denganmu, bang.' batin Mikey.
TBC
Huhu dah lama banget aku ga update nih cerita. Lagi sibuk-sibuknya sama sekolah nih. Maaf banget ya semuanya. Ku harap kalian memakluminya.
Btw makasih ya sudah baca cerita aku beri vote masukkan cerita kalian ke book kalian. Uhh aku terharu :((
Apa lagi ya? Keknya cukup disini dulu kali pembicaraan kita. Sampai jumpa semuanya di cerita selanjutnya. Ku harap kalian menyukainya ya^^
Btw sekedar nanya lagi nih ada yang bisa tebak alurnya ga? Jangan lupa vomment yaa~
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro