01 Perkenalan
Rizu Kiyomori (22 tahun)
Tarian jari di atas keyboard memberikan suara khas ketikan yang masih memenuhi ruangan itu, suara rintik hujan bahkan tidak sedikitpun mengganggu aktifitas wanita kantoran berjas pastel tersebut. Sesekali diraihlah botol air dan diteguknya kala tenggorokan terasa kering, bukan suatu hal yang asing jika wanita berusia 22 tahun tersebut masih berada di kantornya kala kegelapan sudah menyelimuti Tokyo
Beberapa waktu lalu seorang office boy sudah mengingatkan bahwa ini sudah lewat jam 8 malam, rasa penasaran menghambat fokusnya pada pekerjaan yang tengah ia geluti, diliriklah jam dinding pada salah satu sisi ruangan, sialnya jarum pendek itu sudah melebihi angka 11
“Hm… pulang sebelum tengah malam? Ah… untung aku bukan Cinderella”
Gerakan merenggangkan otot mulai ia lakukan, jarinya tidak lagi berada di atas keyboard melainkan dibiarkan menggantung ke bawah bersama lengannya yang mulai terasa pegal. Perhatiannya tertuju pada ponselnya yang bergetar di atas meja kerjanya, menunjukan ikon berbentuk gagang telfon berwarna hijau, tanda seseorang menelfonnya. Dan benar saja, Pak Direktur ternyata
“Halo, selamat malam Pak. Kiyomori disini, ada yang bias saya bantu?” jawabnya dengan nada formal
Helaan nafas kasar terdengar di seberang panggilan, sebelum digantikan oleh suara baritone pria berkedudukan tinggi di perusahaan itu
“Pu-lang! kau dengar perintahku? Sekarang kau harus pu-lang!”
Terdengar sedikit penegasan pada kata ‘pulang’ yang disebutkan dengan cara dieja, Rizu tau kebiasaan atasannya dalam menegur kebiasaan umum miliknya yang baik di sisi kinerja pkantornya, namun buruk di sisi kesehatannya
“Tapi Pak, beberapa laporan harus saya edit dan saya kirimkan secepatnya. Jika tidak selesai malam i-“
“PU-LANGGGGG!!”
Rizu memberikan jarak lebih jauh antara ponsel dan telinganya, memperkecil kemungkinan adanya kerusakan pada telinganya akibat selaan ngegas atasannya, ia kembali angkat bicara
“Baik Pak, pagi ini akan langsung saya kirimkan pada Bapak. Semoga tidur Bapak nyenyak dan keberuntungan datang di esok harinya. Selamat malam”
“Hn... selamat malam. Cepat pulang!”
Panggilan disudahi, begitu pula rentetan laporannya yang terpaksa ditunda dalam proses koreksi dan editing. Ia mulai berjalan menyusuri lorong perusahaan, hanya suara pertemuan antara hak sepatu dengan tinggi 5 cm dan lantai keramik yang menemani langkahnya, ia menghampiri lift untuk segera turun dan keluar dari gedung tinggi itu. Tersadar bahwa hujan masih membasahi tanah, dengan segera ia membuka payung yang sedari tadi sudah digenggamnya dan berjalan melewati hujan.
🍁🍁🍁
Malam tetaplah malam, tidak hanya rintik hujan dan kegelapan yang menemaninya, sesekali suara wanita malam yang berlalu lalang bersama penyewanya juga mengusik pendengarannya, hal yang biasa ia jumpai kala pulang larut malam, terbesit rasa syukur dalam hatinya bahwa ia tidak harus berakhir seperti ’mereka’. Tidak butuh waktu lama untuk mencapai apartemennya, beruntung jaraknya hanya terpaut 300 meter dari kantor
Dibukalah pintu apartemen dengan menggunakan Card Access System, menampakan apartemen high class dengan ukuran 10×10 meter. Bukannya membersihkan diri dan beristirahat, wanita itu memilih untuk mendudukkan diri di atas sofa ruang TV, membuka laptop dan melanjutkan pekerjaannya
Belum lama jarinya menari di atas keyboard, sepasang tangan besar merengkuh pundaknya. Tidak ada sedikitpun perasaan takut maupun terkejut dari sosok wanita berusia 22 tahun tersebut, ia hanya terus melanjutkan pekerjaannya. Dapat ia pastikan identitas pria yang ada di belakangnya, ia mengenal aroma parfum dan model jam tangan yang dikenakan pria itu, sebuah rasa sakit muncul dari area daun telinganya memaksanya untuk menghentikan aktifitasnya, ditataplah pria yang ada di belakangnya
Nakamoto Tadashi (28 tahun)
"Pak, jika anda butuh sesuatu untuk dimakan, silakan cari di lemari pendingin atau lemari lain di area dapur"
Pria yang dipanggil 'pak' hanya mendengus kesal dan memilih untuk duduk di samping Rizu, pria itu kembali berulah dengan melingkarkan tangannya di pinggang Rizu, sang wanita hanya menghela nafas pelan dan kembali melanjutkan pekerjaannya
"Rizu Kiyomori, tidakkah gaji dariku masih kurang untuk pekerja kantoran dan wanitaku?"
Rizu menghentikan ketikannya, memberikan tatapan mengintimidasi yang seolah berkata 'Aku profesional dan jangan ganggu aku!', namun tidak sedikitpun memberikan dorongan pada pria itu untuk pergi menjauh
"Kau wanita bisex yang sempurna di mataku, tidak salah orangtuamu mengirimmu dari Prefektur Kanagawa untuk melanjutkan kuliah di Tokyo"
Rizu tidak merespon dan terus melanjutkan pekerjaannya
"Kudengar kau lulus dengan nilai terbaik di angkatanmu, pantas saja Dosen dari jurusan Management langsung menghubungi HRD perusahaan ini"
"Hn..." balasan singkat dari Rizu
"Ayolah... tidakkah kau ingin sedikit berbaik hati pada duda berusia 27 tahun ini? Aku ma-"
"Ralat! Anda sudah berusia 28 tahun Pak"
Pria itu sedikit terkejut hingga melepaskan tangannya yang sedari tadi masih melingkari pinggang wanitanya, dilihatnya jam tangan yang dikenakan di tangan kirinya, menunjukan pukul 00.05, sontak pria itu tertawa dan memeluk wanita di sampingnya, sang wanita melanjutkan perkataannya
"Selamat ulang tahun Pak, semoga Nakamoto Tadashi-san yang sedang memelukku ini diberkati sisa umurnya"
"Oya oya... jangan mendoakanku seolah aku akan segera mati! Kita harus merayakannya"
Ditemani sebotol wine dan laptop yang masih menyala mereka memulai pesta kecil-kecilan, tangan pria yang kini berusia 28 tahun itu menutup layar laptop wanitanya, menghasilkan sedikit dengusan dari sang wanita
"Hey Rizu... santailah, biar kubantu kau. Beri aku kesenangan di hari ulang tahunku dan ingatlah bahwa aku tidak sedikitpun peduli dengan perilaku bisex-mu! Aku masih menganggapmu sebagai seorang wanita"
Tadashi-san mulai menurunkan jas pastel Rizu ke batas bahu hingga terlepas sepenuhnya, menandakan bahwa sang wanita telah lepas dari kewajibannya sebagai pegawai kantoran dan boleh memulai mode bebasnya. Jangan tanya bagiamana akhirnya! Seorang pria berstatus duda tanpa anak bersama dengan wanita berstatus single dalam satu apartemen tidak akan menyia-nyiakan momen bahagia di malam ini, cukup mereka yang tahu.
TBC
Maaf kalau ada salah-salah
Silakan tinggalkan jejak berupa komen dll
Kalau ada yang kurang jelas juga boleh tanya kok
See ya...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro