Look! My Invitation Letter!!
Severus menjalankan perintah dengan baik. Dengan pensiunnya Horace Slughorn, sang Potion Master mendapatkan posisi dalam mengajar ramuan dengan mudah. Ditambah informasi tentang Harry Potter yang masih hidup dan iming iming sebagai mata mata membuatnya mendapatkan posisi sebagai kepala rumah Slytherin.
Semenjak sang ayah mengajar, Harry sedikit kesepian, anak itu tinggal bersama Draco dan Narcissa di Malfoy Manor. Ia menghabiskan waktunya dalam tumpukan buku atau berlarian di dalam bangunan megah itu bersama Draco sampai kedua bocah itu kelelahan. Draco juga mengajaknya untuk bermain di halaman, belajar menaiki sapu, atau sekedar mandi hujan.
Siang itu, Narcissa memanggil mereka untuk makan siang. Dua pasang kaki kecil berlarian menuruni tangga dengan semangat, tawa menggema di seluruh lorong. Candaan terus berlanjut hingga dua anak itu sampai di ruang makan.
"Ayo duduk, makanan sudah siap~" tutur wanita itu dengan lembut, surai pirangnya tergerai bebas. Ia sangat cantik, senyum di wajahnya sangat lembut dan penuh kasih sayang. "Yes Mommy!!/Momma!!" Seru kedua anak itu dengan bahagia. Harry terbiasa memanggil Narcissa Momma, ia hanya di besarkan oleh Severus, Narcissa adalah satu satunya sosok ibu yang bisa ia miliki.
"Rry, Sev tidak datang malam ini?" Tanya Draco setelah ia menelan sepotong daging panggang, Harry menggeleng pelan, ia memotong daging di piringnya. "Dad tidak akan pulang sampai musim panas, aku memintanya untuk tidak memaksakan diri pulang seminggu sekali. Dia terlihat sangat lelah..." jelas si anak beriris hijau cerah.
"Kamu tidak merindukan Sev?" Anak bersurai pirang itu kembali bertanya, Harry mengerutkan alisnya sambil menatap Draco, "tentu saja aku merindukannya, jangan bercanda Dray!" Dengan gemas anak bersurai hitam itu mencubit paha sahabatnya. Cubitan itu di sambut dengan pekikan kesakitan dan tawa dari Narcissa.
⚡⚡⚡
Hari ini tanggal 31 Juli 1991, pukul 10 lewat 15.
Ulang tahun Harry James Potter atau Hadrian Lilius Snape yang ke 11 tahun. Hanya satu bulan setelah ulang tahun Draco pada 5 Juni. Di hari itu mereka merayakan ulang tahun Harry dengan meriah, dekorasi tersebar di seluruh Malfoy Manor, sama meriahnya seperti ulang tahun Draco bulan lalu. Narcissa benar benar bekerja keras atas semua ini, wanita itu merancang dan hampir mengerjakan semuanya sendiri.
Hadiah yang di terima oleh Harry mungkin tidak sebanyak hadiah Draco bulan lalu, Harry tidak berteman dengan anak anak pelahap maut lain seperti Draco, ia tidak mudah berteman dengan seseorang, maka dari itu ulang tahunnya hanya di rayakan oleh Ayahnya, Draco, Narcissa, dan Lucius.
Harry meniup lilin kue ulang tahunnya dengan harapan dia bisa masuk ke Hogwarts untuk menemani sang Ayah. Walau sang ayah selalu pulang dan menghabiskan waktu penuh dengannya saat musim panas, itu tetap tidak membuatnya melepas rindu. Ia menginginkan lebih banyak waktu bersama ayahnya, Harry menyayangi Severus dengan sangat dalam. Inti magis mereka bahkan terhubung, berdenyut hidup dengan warna keemasan cerah.
Setelah memakan kuenya, ia berlari menuju tempat hadiah, menemukan dua surat dengan segel lilin berlambang H di tumpukan paling atas. "Itu baru di kirim pagi ini, dan sepertinya kalian akan senang dengan isinya~" ujar Narcissa sambil melihat dua anak berusia 11 tahun yang duduk di depan tumpukan hadiah. Penasaran, Harry membaca amplop surat pertama,
"Mr. Draco Lucius Malfoy
Malfoy Manor
Wiltshire, England
England"
Harry menyerahkan surat itu pada Draco, di lihat dari ekspresi si pirang, itu adalah surat yang menggembirakan. Anak bersurai hitam itu bisa mendengat Draco tertawa riang dan memperlihatkan surat itu pada ibu dan ayahnya, ia mendengus geli dengan kelakuan sahabat-saudaranya. Ia pun membaca surat kedua,
"Mr Hadrian Lilius Snape
Malfoy manor
Wiltshire, England
England"
Severus menghampirinya dan mengusap bahu sang anak. "Apa ini?" Tanya Harry pada ayahnya. Severus tersenyum lembut, "buka dan bacalah," ia berujar lembut. Harry mengangguk, membuka surat dengan hati hati lalu membacanya dengan seksama.
Matanya melebar ketika membaca surat tersebut. "A-aku akan memasuki Hogwarts?!" Dia memekik dengan tidak percaya. Severus tersenyum lembut, mengangguk untuk menanggapi pertanyaan sang anak. Harry benar benar bahagia, ia membaca surat itu berulang kali. "Tapi dalam surat, aku harus mengirim balasan sebelum tanggal 31 Juli..." kebahagiaan anak itu perlahan pudar.
"Mengingat jarak Hogwarts dan Malfoy Manor sangat jauh, itu pasti dikirim seminggu yang lalu. Aku tidak keberatan mengantar surat balasan kalian." Tutur Lucius dengan tenang. Wajah Harry kembali ceria, ia buru buru pergi ke kamarnya untuk membuat surat balasan. Begitu juga Draco.
Beberapa menit kemudian kedua anak itu selesai dengan surat mereka. "Aku akan memastikan ini akan berada di Hogwarts sebelum makan malam tiba," ujarnya lembut. Kedua anak itu menjerit girang dan memberikan surat mereka pada orang dewasa untuk di tanda tangani dan di segel dalam lilin.
Tak lama, Harry kembali ke hadapan kado bersama Draco. "Ku rasa kamu harus buka yang ini Rry!" Draco memulai, mengambil sebuah kotak kado berwarna hijau gelap, Harry mengambil kado itu dan membukanya. Matanya berbinar mendapati sebuah Golden Snitch yang indah. "Itu pasti dari ayah!" Gumam Draco pada Harry sambil melirik sang ayah yang tertawa padanya.
Snitch itu mulai aktif, merentangkan sayap kecilnya yang bergemerisik pelan. Gerakan snitch itu mulai terbang dengan kecepatan tidak normal. Mata Harry dan Draco tidak bisa lepas dari Snitch itu, mereka terus melihat pergerakan snitch yang luar biasa cepat. Ah Narcissa senang dengan ini, kedua anak itu memiliki bakat menjadi Seeker, oh ia sangat tidak sabar ingin membelikan mereka berdua sapu keluaran terbaru dan yang terbaik!
Dengan aktif Harry membuka hadiah lain sementara Draco mengejar Snitch kemanapun dia bisa. Dua jubah hitam dan perak, dengan sebuah jubah formal berwarna merah maroon dengan motif perak dari Narcissa. Ia tau anak bersurai hitam itu menyukai Warna merah. Lebih tepatnya merah secerah ruby dan merah maroon.
Harry mendapatkan buku tentang mantra dan ramuan tingkat lanjut dari Severus. Sepertinya sang ayah tau anaknya tengah jenuh dan membutuhkan bacaan baru. Walau hanya diberi bacaan, tidak berarti Harry tidak bisa melakukannya. Ia telah menguasai semua mantra tahun ke 3, ramuan tingkat tinggi, rune, herbologi beserta transfigurasi dan sihir penyembuhan adalah praktek sehari harinya. Ia suka berkebun bersama Narcissa dan mengobati Draco ketika si pirang tanpa sengaja terluka karena kebodohannya.
Harry tersenyum pada semua orang yang ada di ruangan itu, menatap sisa dua hadiah terakhir. Ia mendapat coklat dari Draco, sangat banyak coklat. Harry terkekeh sejenak dan menatap hadiah terakhir. Wajah para orang dewasa memucat sejenak, itu bukan hadiah salah satu dari mereka.
Seperti biasa, harry membuka bungkus hadiah dengan rapi, tidak menyobek, tidak mengguncang hadiahnya. Ketika membuka kotaknya anak iris hijau cerah itu hanya bisa terpana. Seekor anak Vipera Berus berwarna abu abu menatap kedua iria hijau dengan sama terkesimanya. Ular itu mengangkat kepalanya dan mendesis pelan, seolah mengerti, Harry tersenyum lebar. Vipera Berus bukanlah ular yang mematikan, atau tidak dengan Vipera Berus biasa, yang ini adalah salah satu Magical Vipera Berus. Anak bersurai itu membuka mulutnya, namun ia bicara dengan bahasa parseltongue.
Orang dewasa menahan nafas sementara Draco dengan gembira menyapa ular itu, mengira ular itu juga akan mengerti apa yang dia katakan.
------
A/N: Makin lama makin ngawur, ya begitulah semua ceritaku, ga ada yang bener~
Tertanda
GM999
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro