Darkness Plan
Jaringan floo menyala pada siang itu, surai pirang yang di atur dengan klimis terlihat keluar dari nyala api hijau. "Selamat datang Dray!" Harry segera memeluk si pirang sambil membersihkan abu yang menempel di jubah Draco. "Karena Draco sudah datang, aku yakin aku bisa meninggalkanmu untuk membeli beberapa barang," Severus berkata dengan enggan.
Harry mengangguk dan membiarkan si pirang pergi ke kamar, "aku berjanji aku tidak akan meledakkan kamar atau ruang bawah tanah! Kami akan menjadi anak baik, Dad." Harry tersenyum meyakinkan. "Aku harap begitu..." gumam si iris hitam, "tidak ada coklat sampai aku pulang. Draco! Jangan biarkan Harry makan coklat!" Seru Severus memerintahkan kedua bocah itu. "BAIK SEV!" Sahut di pirang dari kamar.
⚡⚡⚡
Dua bocah itu menghabiskan waktu untuk bermain bersama ular dan ferret, menyeduh ramuan kecil, membaca, dan bermain catur sihir. Terkadang mereka juga menguji mantra atau melemparkan lelucon, tertawa lepas bersama hingga malam, membiarkan tubuh kelelahan dan beristirahat di ranjang masing masing.
"Sebentar lagi makan malam, Sev belum pulang," Harry mengangguk pelan, "Minny?" Peri rumah itu pum datang dengan cepat, "adakah yang bisa Minny lakukan untuk Tuan Muda Hadrian?" Minny membungkuk dengan hormat, "tolong bawakan kami makanan ringan, oh- dan dua gelas coklat hangat!" Harry meminta dengan riang, Draco mengernyit sebelum berkata, "tidak, tidak ada coklat untuk 'Arry kita sebelum Sev pulang. Dua gelas susu hangat saja."
"Ugh-! Ayolah Dray! Segelas coklat hangat tidak akan membuatku se-hyper itu!" Harry membentak kesal pada si pirang, namun yang di marahi hanya tersenyum angkuh dan menatap tepat iris hijau itu. "Jangan ada coklat. Pergilah," Draco mengusir si peri rumah dan mendekati si surai hitam perlahan.
"Kamu maniak coklat Rry, hentikan itu, itu menakutkan." Ujarnya saat duduk di pinggir ranjang Harry, iris hutan itu berputar malas dan mendengus resah. "Aku bukan maniak coklat dasar pencinta apel!" Draco mencibir, "aku suka apel, apel bernutrisi dan sehat! Apa salahnya?" Dengusan kembali teddengar dari si iris hitam, "apa salahnya, eh? 'Oh aku sangat mencintai apel! Oh apel menikahlah denganku! Ayo kita miliki ribuan anak apel! Bercintalah denganku!' Apa itu benar?" Harry memperagakan sifat Dramatis yang dimiliki oleh Heir Malfoy itu, membuat si pirang merona dan cemberut.
"Nah kan aku benar!" Tawa menggema setelah itu, makanan ringan dan dua gelas susu hangat telah di sajikan di atas meja, mereka menyesap susu perlahan sambil bercanda dan memaki satu sama lain.
Tak lama, Severus pulang dengan beberapa tas belanja yang di kecilkan. Pria itu segera membersihkan diri dan makan bersama anak anak. Setelah itu ia menyuruh putra dan putra baptisnya tidur.
Keesokan paginya, sinar mentari menyeruak masuk kedalam kamar kecil itu. Harry perlahan terbangun dan mendapati empat mata kuning cerah menatapnya dengan intens. 'Pagi Tuanku!' Coltello mendesis dengan gembira, ular hijau besar di sebelahnya pun menyapanya, 'selamat pagi Tuan Muda!' Harry melirik Draco yang masih terlelap di kasurnya sambil menelan salivanya dan segera duduk di atas kasurnya. "Selamat pagi Coltello, selamat pagi juga nona Nagini, apa yang membawamu kesini?"
⚡⚡⚡
Harry dan Draco bergegas mandi dan mengenakan pakaian mereka dengan rapi setelah mengetahui kalau Tuan kegelapan datang bertamu. "Ah sial, seharusnya aku tau kenapa Nona Nagini ada disini!" Harry mengumpat sambil mengancingkan jubahnya, Draco hanya mengutuk pelan sambil mengusap jubahnya yang kusut. Kedua anak itu pun segera menuju ke ruang tamu.
Kedua anak berkulit porselen itu mendapati dua pria yang tengah berbincang, salah satunya adalah Severus dan yang lainnya adalah Tuan Kegelapan. Luar biasa, Tuan kegelapan kini berwujud pria (yang sangat) tampan bertampang tiga puluhan dengan surai kecoklatan ikal dan iris darah terang. Oh betapa terpesonanya Harry pada kedua mata indah itu.
"Tuanku!" Kedua anak itu membungkuk dengan hormat ketika menyapa Tuan Kegelapan. "Saya berfikir anda mengurus hadiah saya dengan baik, benarkah saya?" Pria itu bertanya dengan tatapan penuh selidik. Harry mengangguk cepat dengan senyuman samar, "saya melakukannya Tuanku, pemberian anda adalah hadiah yang sangat cantik. Terimakasih banyak Tuanku!" Tuturnya dengan semangat tanpa menghilangkan sopan santunnya. Raut sang Penguasa kegelapan menunjukkan kalau dia puas, Severus lega mengetahui putranya tidak akan terluka.
"Sarapan ada di meja, begabung ketika kalian selesai." Severus memerintahkan dengan tenang. Kedua bocah itu mengangguk dan langsung pergi dari sana. Sebuah kekehan ringan membuat Severus siaga, takut kalau kalau Tuannya mulai menyerang. "Kau banyak berubah Severus, sepertinya anak itu membuatmu melembut." Apa Severus bisa mempercayai ini? Tuan kegelapan menggodanya? Serius? Setelah mendapatkan raganya dari Batu Betuah Tuan kegelapan memang mendapatkan sedikit emosinya kembali, sesuatu selain amarah dan ketakutan akan kematian.
⚡⚡⚡
Lucius datang melewati jaringan Floo tepat setelah kedua anak berusia sebelas tahun itu selesai sarapan. Sepertinya mereka berdua akan terlibat dan yang Harry tau pasti, ayahnya sangat keberatan atas arah rencana ini. Draco merasa kalau ia tidak akan suka kemana ini berakhir.
Rencananya adalah, mereka akan mengembalikan seluruh kewarasan Tuan Kegelapan yang hilang setelah terbentuknya Horcux dengan menuangkan jiwa yang menyedihkan kedalam buku harian lama milik Tuan Kegelapan.
Untuk membuat itu terjadi, Tuan Kegelapan dengan senang hati melepaskan ular kesayangan Salazar. Demi kelancaran rencana beberapa orang harus di korbankan.
Iya kan?
----------
Setelah berbulan bulan aku pertimbangin.. di tambah puasa aku ga ada semangat ngetik sama sekali, aku memutuskan untuk lanjut tahun kedua Hawwyy, tapi karena udah dua bulan ga nengok Harry Potter aku jadi agak agak lupa, ya nanti aku reread lah tuh 7 buku.
Ya maklum, aku oleng lagi ke Idv, mlbb, rewatch segala macem drama n donghua, sama aku lagi merana nontom Kamen Raida Saibah, seperti biasa kepincut karakter jahat, hikds.. Protagonis hot, antagonis lebih menggoda ~~
Maaf ya atas ke OOCan para Darksides... aku cuma ngetik apa yang ada di otakku. Kadang otakku bilang " ya, tulis/ketik ". Tapi pas kelar ngetik/nulis nya malah hatiku berkata, " OOC, GAUSAH DI UP GABAKAL SELESAE ANJ- "
And somehow.. hatiku menang...
Ah iya aku gabisa janji lagi up sehari sekali kayak dulu 😭akan ku usahain deh..
Meanwhile:
Liver/hati(organ) yang gatau apa apa: APA MENANG MENANG INI ANJ-
ok abaikan jokes garing bapak bapak ini/heh
.
.
Tertanda
GM999
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro