Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

9. Memulai Misi

Note:

Seluruh cerita oleh Andy Wylan hanya diunggah pada platform W A T T P A D. Jika menemukan cerita ini di situs lain, maka kemungkinan situs tersebut berisi malware.

Selamat membaca!

---------------------------

Map Nordale

---------------------------

18, Bulan Putih. Tahun 1938.

"Jadi, Profesor pergi selama sebulan kemarin untuk mengumpulkan komoditi rahasia," kata Kamilla memulai. Saat itu malam telah tiba. Mereka berkumpul di sebuah kedai di Stasiun Stentin, tengah menanti kereta yang akan membawa mereka ke Kota Paru, sebuah kota pelabuhan di ujung provinsi Gerbang Barat. Kamilla membeberkan catatan kecil di meja, di antara mangkuk-mangkuk sup daging hangat yang memadamkan dinginnya cuaca malam itu.

"Namanya ... tavva. Semacam herba untuk bumbu dapur, cukup jarang dan mahal, tetapi sedikit tavva mampu membuat sepanci sup terasa begitu lezat."

"Oh, itu memang sangat enak," sahut Rayford, tak menyangka dengan apa yang didengarnya. "Desa tempatku tumbuh dahulu punya ladang kecil untuk menanam tavva, dan cuma bisa dipanen di waktu-waktu tertentu saja. Harganya memang mahal sekali, tetapi rasanya begitu luar biasa, melampaui bubuk kaldu."

Kamilla menjentikkan jari. "Nah. Tremaine berencana untuk menjualnya di wilayah Sisi Selatan, bukankah mereka pecinta makanan berbumbu kuat? Atau begitulah, yang dikatakan Asisten Yasmin. Selama sebulan mereka mengumpulkan tavva dari berbagai tempat. Tetapi, Yasmin tidak menemaninya sampai penyerahan tavva ke kapal-kapal pengangkut. Itu urusan yang hanya boleh diketahui para Tremaine, jadi Yasmin kembali terlebih dahulu. Ia tidak lagi saling kontak dengan Profesor sampai sekarang, yang itu berarti, Yasmin tidak menuliskan surat apa pun atas nama Profesor."

Rayford dan Jamen berhenti mengunyah. Mereka saling tatap dalam kecurigaan yang tak terucap. "Kalau begitu siapa yang menulisnya?"

"Kalau Profesor sendiri yang menulisnya, mengapa tulisannya kaku dan siapa yang mengirimkannya?"

Selama sesaat penghuni meja itu senyap, sementara meja-meja di sekeliling mereka ramai oleh gelak tawa para pria dan riuh tangis bocah-bocah kecil yang merasa kedinginan.

Kamilla menyendok sup dengan kalut. "Kita pikirkan itu nanti. Ada yang lebih penting sekarang. Saat aku menemui Yasmin tadi, ada berita buruk yang berkaitan dengan komoditi ini. Kabarnya kapal pengangkut tavva terakhir karam di lautan dan muatannya hilang. Kapalnya dibakar."

"Fortier?"

Kamilla mengangguk. "Mereka mencurinya."

"Apa kira-kira pelaku pembakaran kapal ini juga berkaitan dengan entah siapa yang melukai Profesor?" gumam Rayford. "Karena itulah yang kupikirkan. Seharusnya pelaku pembakaran itu tahu bahwa tavva sedang diangkut dan siapa yang mengumpulkannya."

"Aku mulai berpikir bahwa siapa pun yang melukai Tuan Rikarden pasti berusaha mencari tahu darimana tavva itu didapatkan," tambah Jamen. "Maksudku, mereka bersaing, bukan? Dan ... luka-luka sayatan itu ... kau tak perlu menyiksa orang sedemikian rupa kalau hanya berniat membuatnya pingsan. Luka-luka itu pasti dibuat satu-persatu agar Profesor mau menjawabnya."

Wajah Kamilla memucat. "Aku—aku tak pernah menduga seperti itu. Bagaimana kau bisa mencapai kesimpulan demikian? Meski aku tak bisa memikirkan hal lain yang lebih masuk akal, tetapi sangat mengerikan kalau benar-benar terjadi!"

Rayford dan Jamen saling melirik. Yo, tak ada yang tahu masa lalu Jamen selain kedua tuannya. Maka ia meringis sungkan. "Itu, er ... adalah pengalaman seseorang yang kutahu dari masa lalu."

Kamilla menghela napas, mengabaikan kenyataan bahwa Rayford tengah melotot kepada Jamen yang seketika menyibukkan diri bersantap. "Kalau begitu kita harus mencari kapal Fortier yang membawa tavva ini. Dan, oh, Yasmin berpesan kepadaku agar selalu memberi kabar kepadanya. Kita takkan sendirian, kawan-kawan. Para pengawal Tremaine juga selalu waspada dan siap bergerak, jadi kita hanya perlu membantu menemukan siapa pelaku yang melukai Profesor, lalu menyerahkannya kepada para Tremaine."

"Bagus. Setelah apa yang terjadi di Parasian kemarin, aku sempat khawatir kita harus bersiap-siap dengan sebuah penyerangan atau sebaliknya."

Jamen mengerjap. "Lantas bagaimana denganku? Aku tak mungkin bisa melawan bahkan seorang Host!"

"Tugasmu adalah mencari penginapan untuk kami dan mengurus semacamnya, Jamie," kata Rayford. "Dan mengumpulkan informasi sebisamu."

Jamen mendesah. "Memang itu sebatas yang bisa kulakukan."

Terdengar peluit nyaring berbunyi, disusul raungan kereta yang memasuki stasiun. Itu kereta mereka! Maka ketiganya buru-buru menandaskan sup, bersiap untuk perjalanan lima jam menuju Paru. Mereka baru mendapat kabar dari seorang mata-mata Tremaine yang menyusul ke stasiun beberapa saat lalu. Kabarnya ada kapal tanpa nama dengan kontainer serupa milik Tremaine berangkat dari sebuah pelabuhan di Paru. Para pengawal Tremaine juga tengah mengejarnya, dan tim Rayford cukup bergabung untuk mencari target mereka.

"Kereta menuju Paru, tuan-tuan dan nyonya-nyonya!" seorang petugas menyeru dari luar kedai. "Sepuluh menit!"

Rayford menatap kedua rekan timnya, mengangguk, dan mereka pun beranjak dengan ketegangan merayap.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro