Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

65. Kemenangan Kelam

Fortier resmi kalah.

Berita itu mampir di malam hari. Rayford dan Peter telah kembali ke kediaman Caltine. Anthoniras datang lagi, semata-mata untuk mengembalikan Par ke tubuh Rayford dan membantunya memendam kembali Energi yang tercurahkan. Situasi malam itu semula sudah kacau betul. Segera setelah tubuh Rayford kembali segar bugar, ia mencekik Par hingga vehemos yang masih lemah itu menggapai-gapai frustasi. Anthoniras memilih untuk tidak ikut campur. Tidak boleh, lebih tepatnya, sebab Rayford masih terbakar oleh emosinya sendiri.

Hingga, Caellan datang menengahi dan berkata bahwa Fortier telah dikalahkan. Seluruh pengawal Tremaine dan sedikit bantuan dari pengawal Flarteus Cortess berhasil mengepung Jess yang masih bersembunyi di Kornich, melawannya habis-habisan, kemudian disusul oleh Ashten dan Jarred pada saat-saat terakhir. Kekalahan para bangsawan muda Fortier menandakan hilangnya pergolakan. Tuan-tuan senior Tremaine dan Cortessor pun sudah menyurati tuan-tuan senior Fortier. Permintaan damai diterima dengan segan.

"Lepaskan aku!" pekik Par. Rayford melonggarkan cengkeraman dan monster itu seketika menyusup ke balik punggung Anthoniras. Dia mengutuk. "Dasar bocah jahanam, aku sudah membantumu dan inikah balasanmu?"

"Sudahlah." Anthoniras menghela napas. "Rayford telah melalui banyak hal."

Ucapan sang ketua aliansi menyentil Caellan. "Ahhh, lihat siapa yang berbicara."

Anthoniras mengangguk penuh penyesalan kepada Caellan. "Aku hanya melakukan apa yang perlu kulakukan. Sekarang Rayford telah menunjukkan kerelaannya membantu bahkan tanpa perlu menjadi seorang anggota aliansi, aku bersumpah takkan mengganggunya lagi untuk bergabung dengan kami."

Rayford menatapnya dengan tidak percaya. "Demi Tuhan, kau sungguh luar biasa. Semua orang menghilang dari sekelilingku, dan kau membuatku kembali ke masa-masa yang sudah berusaha kulupakan selama bertahun-tahun. Sekarang, kau mengatakan bahwa aku tidak perlu bergabung dengan aliansi keparatmu?"

Anthoniras terperanjat. "Kau mau bergabung? Kalau kau mau, tentu saja aku menyambut itu dengan lebih gembira daripada saat ini!"

Edan. Apa dia baru saja berusaha menyembunyikan kebahagiaan di balik topeng penyesalan? Par, yang menganga jelek dan mengerikan di pundak Anthoniras, seolah menegaskan apa yang terjadi. Bahkan sang vehemos pun terheran-heran dengan sikap sang Alvaguer.

"Tidak!" seru Par. "Rayford harus membayar kelakuannya kepadaku. Lunas!"

"Oh!" Rayford menyahut. "Aku tidak heran kalau ini semua terjadi atas keinginanmu, Iblis!"

"Kau membuatku seperti ini, maka seharusnya kau tersiksa lebih daripada yang sekarang!" Par berteriak, sekonyong-konyong membuat Anthoniras berjengit karena suara sang iblis menghentak-hentak di telinganya. "Bebaskan aku, Alvaguer! Biarkan aku mencabik-cabik bocah ini!"

Rayford mendesis. "Cobalah," tantangnya. "Sebelum Tuan U'mbrate datang mencarimu terlebih dahulu karena Eran telah lenyap, dan semua berujung kembali pada perbuatanmu!"

Anthoniras tahu-tahu berjalan mundur. Kakinya mulai melumat ke udara. "Oh, tidak. Tidak. Rayford, maafkan aku, oke? Maaf juga, semuanya. Sungguh. Aku tak mau ada pertikaian lagi. Aku akan mengembalikan Par kepada para con Caltine—jadi, selamat tinggal." Seiring dengan tubuhnya yang melumat sempurna ke udara, ucapan Anthoniras mengapung di udara.

Caellan termenung. Tadi sore, ketika Rayford dan Peter tiba dengan ber-Etad, Caellan sudah mencium aroma ketidakberesan. Di mana Eran? Namun situasi Rayford lebih genting. Kedua matanya harus disembuhkan cepat-cepat atau dia akan meledakkan tubuh siapa pun yang ditatapnya tanpa sengaja. Sekarang, setelah Anthoniras pulang membawa Par yang sudah mengobatinya, Caellan kembali teringat.

"Di mana Eran?" tanyanya, dan sesuai dugaan, Rayford tak segera menjawab. Ekspresi pria itu kaku, tak terjemahkan, dan tak ada suara yang keluar dari mulutnya. Caellan pun menatap Peter yang terduduk lemas di pojok ruangan. Sang vehemos menggeleng.

"Eran ... hilang."

"Apa?"

Peter mengangkat tangannya yang dibalut perban, mengisyaratkan ledakan dengan jemarinya. "Eran ... asap ... bum! Dan ... hilang."

Caellan menatap Rayford nanar. Sang adik kini mengusap wajahnya, menolak untuk bertukar pandang dengan siapa pun. Di balik tangannya yang menghalangi mata, Caellan melihat wajah sang Guru Muda kehilangan warna.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro