60. Bala Bantuan
Igor!
Rayford ber-Etad ke arahnya. Sang Fortier pun telah mengunci pandangan kepadanya, sehingga ketika Rayford mendekat, tak ada keterkejutan sama sekali.
"Mana Ivan?" tanya Rayford ngeri. Ia tidak siap kalau-kalau Igor menjebaknya lagi sementara Ivan menerjangnya. Ia refleks mengedarkan pandangan kedua kalinya.
Igor mengatupkan bibir rapat-rapat. "Tidak," bisiknya sebal. "Aku datang sendiri."
Rayford berputar menatapnya dengan risau. Alih-alih menyuarakan perasaan, pria itu mengawasi bagaimana Igor kini menatapnya dengan mata menyipit kesal. Kedua tangannya mengepal kuat-kuat dan udara di sekeliling mereka memanas.
"Kenapa kau melakukan ini?" bisik Rayford tak percaya.
Tepat saat itu seorang pengawal terlempar melintasi mereka, teriakannya memenuhi udara hingga tubuhnya terhempas ke cerobong asap di belakang Igor. Pengawal itu pun melebur ke udara.
Alis Igor berkedut marah. Dia pasti menyaksikan Peter melempar dan memukul para pengawalnya dengan ayunan tangan besi.
"Kau tidak ingin tahu, Ray," jawabnya. Jelas sekali tenggorokannya tercekat. "Kalau kau tahu, kau tidak mau berteman denganku lagi."
Rayford membeliak. Reaksinya cukup untuk memunculkan senyum tipis di bibir Igor yang sendu. "Apakah kau mau memercayaiku, Ray? Aku terdesak. Amat terdesak."
Kepalan Igor melonggar, seiring dengan udara yang kembali mendingin. Begitu pula Rayford. Bilah-bilah tulangnya menyusut dan membentuk jemari seperti semula. Matanya menatap nanar seiring dengan dugaan Eran yang berputar heboh di dalam benaknya sekarang.
"Apa kau sepertiku?" bisik Rayford. "Didesak oleh keluarga yang jauh lebih kuat?"
Igor mengangguk samar, seolah-olah seseorang tengah mengawasinya saat ini. "Dan siapa kita? Orang-orang yang tak punya apa pun. Kau ingat? Aku bahkan tak diterima masuk ke Kelab Parasian."
Perasaan lega membanjiri Rayford. Ingin sekali dia menghambur kepada sahabatnya selama tiga tahun ini, mengatakan bahwa mereka akan baik-baik saja dan berjuang seperti biasanya—lebih dari sekadar mengerjakan tesis bersama-sama. Tetapi, ah, bagaimana dengan para pengawal dan kedua kawan timnya? Rayford menoleh, mengawasi Eran dan Peter yang saling memunggungi dan berhadapan dengan para pengawal yang tidak terbatas jumlahnya. Peter nampak sempurna, tetapi Eran sudah jelas kelelahan.
"Ayah marah kepadaku," kata Igor lagi, menyedot perhatian Rayford. "Maksudku, dia menganggapku sebagai sebuah ... kegagalan. Mengapa putra seorang Lord Stas yang terkemuka tak bisa masuk kelab itu? Maka Ayah memanggil Ivan pulang, sekadar untuk membantuku masuk."
Rayford terperanjat. "Tetapi Lady Jess menghancurkan kelab."
"Ya. Itu rencana mereka." Igor mendesah. "Sungguh, aku tak ingin itu terjadi, Rayford. Yang kuinginkan hanyalah semua terjadi dengan damai."
"Apartemen Ashten dan Jarred juga dihancurkan."
"Itu di luar kuasaku! Aku bahkan tak tahu!"
Rayford menjadi lesu. Lidahnya kelu untuk mengingat lagi berbagai hal yang Fortier perbuat kepada Tremaine, semata-mata karena keinginan Jess untuk menguasai Aliansi Lima, ditambah bantuan Ivan yang ingin memasukkan saudara kembarnya ke sana—Igor.
Igor yang selama ini berada di bawah naungan Profesor bersama Rayford dan Kamilla!
Tubuh Rayford gemetaran, dan napasnya memendek ketika udara terasa mencekik. Oh, pandangannya bahkan mulai mengabur sekarang. Atau, lebih tepatnya lagi, udara beriak di sekelilingnya. Apa-apaan ini? Kenapa semua orang di sekelilingnya ... bahkan tanpa campur tangan Anthoniras sekali pun ....
"Maaf, Rayford." Mata Igor merah dan bibirnya tersembunyi dalam ketakutan.
"Kau ... kau bisa meninggalkan mereka, Igor," balas Rayford bingung. Lidahnya terlalu lembek untuk melontarkan kata-kata yang panjang. Setiap saran yang akan diucapkannya niscaya membuat dadanya sesak. "Kau tak perlu bersama mereka lagi ... kalau yang mereka lakukan hanyalah menyiksa dan memaksamu."
"Apa?" jawab Igor. "Oh, tidak. Tidak begitu, Ray! Mereka tak menyiksaku. Ayah sekadar marah, dan itu memang mengerikan, tetapi beliau tidak menyiksaku. Jess mau berbuat sejauh itu karena ... yah, apa kau lupa, Rayford? Kekeluargaan kami begitu erat."
Tidak sepertimu. Ucapan Igor satu ini bergaung keras di benak Rayford, membuat pria itu lengah mengenali mana situasi saat ini dan mana yang hanya tipu daya otaknya. Sehingga, ketika Igor melesat untuk menerjangnya, Rayford tidak siap. Pria itu terkesiap dan mundur, tersandung oleh keseimbangannya yang payah dan jatuh.
Igor akan membunuhnya.
Itu, kalau saja asap hitam tidak menjulur pekat dan menghantamnya. Namun pukulan itu tergolong lemah, sehingga Igor hanya terdorong mundur, dan menatap marah kepada Eran yang sudah melebur ke samping Rayford. Gadis itu nyaris muntah.
"Oh—aku tidak kuat ber-Etad bolak-balik."
Rayford tersentak. Kesadarannya telah pulih seutuhnya dan berpijak ke atap lagi. Dia menyaksikan Igor yang menyeka air mata dari pipinya, sebuah reaksi refleks ketika asap hitam menghantam perutnya, sementara Eran mengawasinya dengan penuh benci. Sayangnya, di mata Rayford, Igor menangis karena obrolan mereka tadi. Upayanya untuk menerjang Rayford adalah ilusi yang diciptakan benaknya kala udara berombak dan dadanya semakin sesak. Tak mungkin Igor melawannya!
"Hei." Rayford melompat. "Hentikan, Eran! Kau tak tahu apa yang terjadi pada Igor!"
"Apa? Aku dengar semuanya." Eran mendesis. "Dia berusaha mengacaukan pikiranmu dengan fatamorgana palsu."
Rayford menatap Igor dengan bingung. Jadi, tadi bukan ilusi? Itu sungguh-sungguh? Lantas apa penyebab sensasi menyakitkan tadi? Rayford lantas menyadari bahwa udara di sekeliling Igor telah beriak kembali. Matanya yang semula balas memandang penuh kebencian kepada Eran, kini membeliak kaget saat melihat apa yang terjadi pada atap di seberang mereka.
Ashten dan Jarred telah berada di sisi-sisi Peter, menggantikan Eran, dan menghadapi para pengawal yang jumlahnya berkurang drastis. Kedua saudara itu cukup mengangkat tangannya dan sekawanan poplar yang tumbuh di dekat mereka menjulurkan dahan-dahannya, menusuk para pengawal hingga melebur tuntas ke udara.
Ketika Ashten menambatkan pandangan pada Igor, sang Fortier sontak melangkah mundur. Rayford, belum paham dengan apa yang terjadi di belakang punggungnya, kaget saat mendapati Igor melenyap menjadi gumpalan api. Sosok itu pun melesat jauh ke angkasa, mengambil arah berlawanan dari lokasi kediaman Tremaine.
"Ya Tuhan, kabur kemana dia?" cetus Eran kesal.
Rayford terbengong-bengong sesaat. Sebentar ... oh, tunggu sebentar! Ia berbalik untuk memastikan situasi Peter, namun kejutan yang baik menyambutnya. Ashten dan Jarred tengah memukul para pengawal yang tersisa.
Ia menatap Eran bingung. "Bagaimana mereka tahu?"
Eran menggigit bibir dengan cemas. "Aku yang menelepon mereka, Ray. Maaf, gara-gara itu aku jadi terlambat." Wajahnya pucat dan bersimbah peluh. Rambutnya yang semula tertata rapi kini semrawut oleh embusan angin di puncak atap dan menempel pada lehernya yang berkeringat.
Eran menambahkan. "Aku curiga sesuatu yang besar akan terjadi, karena itu aku ... oh!" ia tersentak saat Rayford tahu-tahu merangkulnya. Gadis itu terdiam sesaat, merasakan sensasi menyesakkan ketika tangan Rayford melingkar di bahu dan meremas punggungnya. Oh, oh—Eran ingin sekali melempar pria itu dari atap sekarang, kalau saja Rayford tidak terisak pelan di telinganya.
"Terima kasih," bisiknya lirih. Eran menahan napas mendengarnya. Yo, apakah pria ini akan menangis lagi?
"Oh, Ray," balas Eran gugup. "Aku—aku hanya khawatir jika kita bertiga takkan cukup dan Tremaine bersaudara harus tahu apa yang sedang terjadi secara langsung. Bagaimana pun juga ini perang Tremaine dengan mereka, dan kau pasti enggan untuk melawan kawanmu sendiri."
Rayford melepaskan pelukannya, sadar bahwa gadis itu gemetaran dalam rengkuhan. Mengapa pula ia tiba-tiba memeluknya? Sebuah jabatan tangan pasti sudah cukup untuk Eran.
Rayford menghela napas. "Aku tidak tahu," jawabnya. "Bahkan Igor sekarang mencoba menjebakku. Dan ketika kau dan Peter tidak kunjung datang, kupikir aku akan benar-benar sendirian."
"Tidak mungkin," sergah Eran. Wajahnya yang pucat berangsur-angsur merona. "Kau tidak sendirian, Ray."
Sepintas kemudian Ashten tiba di samping mereka, sementara Jarred telah menghilang bersama Peter.
"Sudah kuduga." Ashten menggeram. "Kapal jebakan yang dikirim minggu lalu itu juga tidak berarti apa-apa. Memang ada perkelahian antar pengawal, tetapi itu saja. Kalau begitu, sudah jelas Igorlah yang membocorkan informasi kepada Fortier ... hei, kenapa kau?"
Rayford terhuyung-huyung. "Entah. Aku pusing sekali. Dia sempat memengaruhiku."
"Kau harus beristirahat, Ray," kata Eran cepat. "Ashten, izinkan kami pulang sebentar dan aku akan menyusul ke rumahmu setelah ini."
"Tidak usah," balas Ashten. Matanya memandang ke arah kemana bola api Igor melesat hilang. "Kita pergi ke rumah Rayford saja sementara Jarred akan berjaga di rumah. Kita harus memastikan pesta internal takkan hancur." Ia mendesah keras-keras. "Atau Yang Mulia Tremainor akan menyelesaikan ini semua dengan cara yang mengerikan."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro