Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Epilog: Akhir Peran Caellan Caltine

Wow, ini adalah judul bab paling emosional bagiku ^^;

- - - - - - - -


12, Bulan Tua. Tahun 1930.

"Saya tidak tahu kemana Tuan Rayford pergi," suara Jamen menggaung di telinga Caellan. "Tetapi saya kira bukan hal-hal yang mencurigakan. Mantel yang biasanya dibawa bepergian selalu sarat aroma tanah dan buku; dia hanya mondar-mandir di Brisbury Gardens atau barangkali toko-toko buku. Dia juga sering mengamati judul-judul di tumpukan buku Anda, Bos."

Caellan bergumam pelan. Ia membayangkan segala hal yang baru saja diceritakan Jamen melalui telepon. Mungkin, mungkin saja, Rayford berusaha mencari tahu buku-buku apa yang bisa menjadi referensinya selama bersekolah di Elentaire, sembari mempelajari lebih jauh berbagai macam herba di Brisbury Gardens, pasar bunga terbesar di Nordale. Karena Rayford tidak bisa merayakan euforia bersama Caellan, pemuda itu pasti mencari hiburan di luar apartemen.

Caellan tersenyum tipis. Bocah yang sederhana.

"Dia akan berangkat ke Elentaire nanti malam," kata Caellan. "Baik-baiklah dengannya. Kalau perlu, bilang saja bahwa kau tak bisa meneleponku siang ini karena aku sibuk."

"Anda memang menelepon saya dari luar, bukan?"

Caellan menggigit ibu jari. Bagaimana Jamen Pierce tahu? Pria ini sebenarnya memang perlu diwanti-wanti, tetapi inilah segala kelebihan yang bakal menguntungkan Rayford jika mengabdi sebagai asistennya. Lagipula Caellan tak mau Jamen berada terlalu dekat dengannya.

"Ya," katanya, dan mengawasi ke luar jendela boks telepon yang sedang ditempati. Letaknya strategis, berada di dekat gerbang perumahan elit, tetapi cukup tersembunyi dari jalan yang disusuri Rayford saat memasukinya. Caellan memandang sang adik semakin menjauh, mendongak mengamati rumah-rumah besar dengan gelengan kepala. Tidak butuh waktu lama hingga Rayford berbelok ke arah bangunan stasiun di dalam perumahan itu.

"Aku harus pergi, Jamie," kata Caellan. "Dan ingat, masaklah sesuatu yang Rayford sukai."

"Tenang saja, Bos! Saya baru kembali dari toko kelontong," jawab Jamen, dan Caellan berterima kasih kepadanya. Ia menutup telepon dan bergegas meninggalkan boks.

Caellan membawa mobilnya masuk ke perumahan, mengikuti arah yang dilalui Rayford tadi, dan berhenti sejenak di persimpangan yang teramat sepi. Sang kaisar sudah muncul dan membukakan pagar menggunakan Energinya. Caellan tanpa sadar mengeratkan genggaman pada stir. Dasar orang-orang pamer, batinnya, dan memerhatikan Rayford mengekori Cortessor ke dalam stasiun yang nyaris terbengkalai.

Caellan melajukan mobilnya lagi, kali ini untuk memarkirnya di samping bangunan, tersembunyi oleh ilalang lebih tinggi dan bayang-bayang pohon mapel. Ia menanti cukup lama, bahkan membuang-buang waktu satu jam, sekadar menanti Rayford keluar lagi bersama sang Cortessor.

Caellan menegakkan tubuh. Ia memerhatikan lekat-lekat adiknya berterima kasih kepada sang kaisar, lalu bergegas pulang melalui jalan yang sama. Cortessor tetap berdiri di pagar hingga Rayford lenyap. Lalu, pria itu pun berbalik dan memberi isyarat kepada Caellan.

Pemuda itu menyeringai. Mengerikan. Dia bahkan tak perlu menyapukan pandangan ke sekeliling dulu untuk mengetahui letak persisnya Caellan menyembunyikan mobil.

Saat Caellan menyetir mendekat, Cortessor tersenyum. "Maaf, maaf! Rupanya lebih lama daripada yang kukira," katanya. "Rayford bertanya cukup banyak. Dia pemuda yang begitu bersemangat."

Cortessor membuka pintu jok penumpang depan, tepat di samping Caellan, dan alih-alih sang pemuda menjalankan mobilnya kembali, ia mengawasi Cortessor dengan senyum tak percaya.

"Apakah aku menyopiri kaisar sekarang?"

"Kapan lagi?" Cortessor menyeringai. "Maukah kau mengantarku kembali ke kerajaan? Aku masih ada keperluan dengan Raja."

"Luar biasa," gumam Caellan. Ia mulai berpikir apakah Cortessor takkan protes dengan gaya menyetirnya yang agak ugal-ugalan, lantas Caellan memutuskan untuk taat peraturan saat ini; dia takkan menyetir lebih daripada batas kecepatan maksimum. Dia akan menjadi warga negara yang taat seutuhnya selama satu jam ke depan. "Dan bagaimana kalau orang-orang melihat Anda menumpang pada mobil biasa begini?"

"Ini bukan mobil biasa. Ini mobil yang cukup mahal ...."

"Maksudku—"

"Ya, aku tahu." Cortessor terkekeh. "Jangan khawatir," tambahnya, dan tepat sebelum Caellan mencapai pos jaga perumahan, ia melambaikan tangannya dengan ringan. Seberkas asap hitam menyembur, melapisi tiap-tiap kaca, kemudian menipis lenyap.

Caellan sangsi, tetapi takkan banyak bertanya karena yang melakukannya adalah kaisar dinasti sendiri. Ia melewati pos jaga tanpa mengundang perhatian, kemudian membaur pada jalan raya yang cukup lengang.

Sembari Caellan menyetir, Cortessor mengetuk-ketukkan jemarinya dengan ringan pada kursi jok. "Omong-omong, bagaimana situasi kalian? Tidak ada ancaman dan segalanya?"

Caellan menggeleng. "Kalau aku boleh jujur, Yang Mulia, ini membuatku skeptis. Bukan berarti aku menginginkan kekacauan, tapi ...." Caellan terdiam sejenak, memikirkan kata yang tepat. "Nampaknya para Cortessian tak terlalu peduli. Kemarahan mereka ketika sidang penobatan itu hanyalah reaksi sesaat."

"Sejujurnya, aku juga terheran-heran." Cortessor mengusap dagu. "Tetapi tak masalah. Itu berarti orang-orang tidak menganggap kalian sebagai ancaman. Jangan tersinggung, tetapi—percayalah padaku—itu adalah keuntungan bagimu."

Caellan tersenyum. "Mengapa, tentu saja aku lega. Berbeda dengan Rayford; dia barangkali akan tersinggung. Dia berharap banyak, dan mengantisipasi sedikit berlebihan, tetapi itu bisa dimaklumi. Sejak pertama kali keluar desa, dia sudah disambut berbagai hal sampai-sampai beranggapan bahwa dunia memang penuh dengan kejutan."

Ujung bibir Cortessor tertarik. "Ini membuatku teringat sesuatu. Kau yakin tidak keberatan melepasnya sendirian di Elentaire? Apa dia tidak akan ketakutan?"

"Kalau kupikir-pikir lagi, Rayford memang butuh lebih banyak ... pengalaman mendebarkan."

"Oh, tidakkah kau ingin bersikap lebih lembut sedikit ...? Dia melalui banyak sekali hal dalam kurun waktu empat tahun saja."

"Walau ingin, aku tidak mau, atau Rayford tidak akan percaya diri." Caellan menghela napas. "Dan ini semua selalu bermula pada sebab Par yang terlalu lama memengaruhinya."

Caellan kembali menambahkan. "Mungkin perubahan sikapku memang agak mengejutkan baginya, dan Rayford selalu curiga akhir-akhir ini, tetapi itu baik baginya; dia akan terbiasa waspada saat di Elentaire. Dia tahu dia tidak boleh mengandalkan siapa-siapa selain dirinya."

Caellan melambatkan mobil saat sebuah trem melintas di depan persimpangan. Orang-orang pun mulai menyeberang sembarangan mumpung mobil-mobil memelan. Hebat. Tak ada yang tahu kalau mobil ini sedang mengemudikan kaisar mereka. Padahal biasanya orang-orang akan memandang mobil Caellan lekat-lekat, kagum akan model keluaran terbaru yang jumlahnya dapat dihitung jari.

"Kau ingin membuat Rayford menjadi sosok yang utuh," Cortessor menyimpulkan. "Kau yakin? Kau tidak mau ... em, katakan saja, menunjukkan jalan kepada Rayford, selagi dia masih bocah? Aku yakin kau sudah membuat rencana luar biasa untuk mengarahkan masa depan Klan Caltine, sebagaimana sekarang Donatino memercayakan Klan Vandalone kepadamu."

Caellan menyeringai. "Oh, Rayford adalah bocah bagiku. Selamanya." Jawabannya membuat Cortessor terkekeh pelan. "Dan, tentu saja, Yang Mulia. Tentu saja aku memiliki banyak rencana untuk menetapkan masa depan klan kami ... mana mungkin aku menyia-nyiakan usaha Anda yang sudah berjuang meresmikan klan pemberontak ini?"

"Aku nyaris khawatir."

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," kata Caellan, dan kini mobil kembali berjalan. "Anda pasti sudah menyadarinya juga; perhatian khalayak selalu terpusat pada Rayford, bukan aku. Bahkan Anda barangkali juga terlalu terpaku padanya, sehingga luput memerhatikan apa yang kulakukan, dan muncullah kekhawatiran—mengira aku tidak melakukan apa pun."

"Oh Caellan, aku tidak bermaksud mengabaikanmu, tetapi tak ada yang perlu kucemaskan padamu, dan ...." Cortessor terdiam sejenak. Alisnya terangkat "Ah. Itu maksudmu," katanya, saat menyadari bibir Caellan tak henti-hentinya menyunggingkan senyum.

"Orang-orang mengabaikanku," kata Caellan enteng, "karena mereka tahu tak ada yang menarik dari pemuda yang baik-baik saja, sementara ada bocah naif yang mendapat suntikan Energi dari mana-mana, dan ia masih saja tidak percaya diri. Pemuda semacam Rayford adalah aktor panggung yang menarik perhatian para Cortessian. Ia akan menjadi tontonan yang menarik."

"Kau ingin memanfaatkan situasi itu dengan membuat Rayford semakin bercahaya. Begitu?"

Caellan mengangguk. "Dan semakin terang suatu cahaya, maka semakin gelap dan panjanglah bayangan di baliknya."

Cortessor membetulkan posisi duduknya, sekonyong-konyong mulai menyukai arah pembicaraan ini. Ia tak keberatan saat mobil itu mulai terjebak kemacetan di jalan arteri menuju pusat kota. Justru ini adalah kesempatan sang kaisar untuk mendengar lebih banyak dari pemuda brilian di sampingnya ini, tanpa didengar siapa-siapa lagi selain dirinya saja.

"Kau yakin tak mau mengangkat dirimu juga? Kau sudah punya segalanya, Caellan, yang kau butuhkan hanya secuil kesempatan agar para Cortessian memerhatikanmu. Aku bisa—"

"Tidak, Yang Mulia." Caellan menyela, dan seketika terdiam sejenak, sadar bahwa dirinya baru saja memotong pembicaraan orang nomor satu di negeri. Ups. Ia refleks melirik, memastikan bahwa Cortessor bahkan tak menyadari itu karena sibuk tenggelam pada pikirannya sendiri.

"Sungguh?"

"Ya," Caellan menjawab dengan tegas. "Lagipula aku sudah pernah membicarakan ini dengan Rayford; tentang keputusannya untuk memercayakan masa depan klan kepadaku, dan keinginannya untuk menjadi pembuka jalan. Ia sadar, dengan kesempatan yang Anda berikan untuk belajar di Elentaire, maka dia bisa membuka banyak jalan untukku."

"Keputusan bagus, meski kuakui—cukup sayang sebab engkau hanya akan bertahan di Nordale saja, sementara Rayford suatu saat nanti akan diperlukan di berbagai penjuru dunia."

"Sejak awal aku memang tidak berniat ikut campur terlalu dalam dengan kehidupan para setengah monster." Caellan memutar bola mata. "Aku sudah cukup muak dengan segala hal yang ditinggalkan Par. Aku nyaman dengan kehidupanku sebagai Nikolan Vandalone, dan aku tidak akan mengubahnya hanya karena klan kami telah diresmikan."

Cortessor mengangguk-angguk pelan. Kalau Caellan sudah berkata demikian, maka tak ada gunanya mempersuasi lebih jauh lagi.

"Perjuangan kalian justru dimulai dari sini, dan itu akan memakan waktu yang sangat lama. Apa kau sanggup?"

"Aku memang tidak buru-buru," jawab Caellan. "Sebab aku menyadari bahwa hari-hari dan tahun-tahun berlalu seperti detik dan menit bagi para Cortessian; waktu tampaknya tidak terlalu berarti bagi kalian."

"Benar." Cortessor kini bersandar pada punggung jok dengan lega. Seutas senyum tersungging di bibirnya. "Bahkan dongeng kura-kura menyalip kelinci pun memang ada nyatanya."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro