29. Lord Caltine, yang Termuda
20, Bulan Tua. Tahun 1930.
Minggu pertama Rayford di Elentaire berjalan dengan lancar. Meski sempat ada kekacauan di hari pertama, tetapi setelah tujuh hari berlalu, rasa-rasanya kegemparan itu tidak lagi memengaruhinya. Rayford sama sekali tidak kepikiran dengan Anthoniras maupun Flarteus, dan tidak pernah melewati Kelab Parasian lagi karena lokasinya yang sangat jauh dari pondok pasangan Oliviare.
Selama tujuh hari itu pula Rayford sering menemani Andiane berbelanja ke pasar, mengunjungi toko-toko kelontong langganan yang akan memberinya bonus botol selai coklat atau rumput laut kalengan, hingga menghapal nama-nama profesor yang menempati pondok di sekitar mereka. Ia juga sudah mendaftar ulang dan berhasil bergabung dengan tiga puluhan calon murid di bidang konsentrasi medis.
Hari ini, pada hari kedelapannya di Elentaire, Rayford akhirnya mendapat giliran untuk mengambil seragam di tukang jahit khusus di kota. Alamatnya cukup dekat dengan Kelab Parasian, membuat Rayford sempat teringat akan hal-hal yang dilupakannya. Mencoba mempertahankan agar dagunya tetap terangkat, Rayford pun pamit kepada Viktor selepas sarapan. Andiane sudah lama menghilang sejak selesai menghidangkan kalkun panggang sisa semalam.
Viktor mengantarnya sampai ke pintu. "Berhati-hatilah, Ray," ujar sang tuan. Ia menguap sekali lagi. Sang lakar memang mendapat jadwal patroli malam semenjak seminggu terakhir. Ia baru pulang satu jam yang lalu, dan sudah lebih dari siap untuk tidur selepas menghabiskan coklat hangat. "Tempatnya dekat dengan Parasian. Pastikan kau tidak bertemu siapa-siapa."
Rayford menyeringai. Ia merapatkan kancing-kancing mantelnya. "Aku akan ekstra berhati-hati," katanya, lalu menyelipkan tangan ke saku mantel. "Aku hanya perlu ... oh, sebentar. Di mana kartu antrianku?"
Viktor memutar bola mata. "Coba cek kembali di kamar. Kemarin kau tidak memakai mantel itu saat mengambil kartu."
"Oh, benar." Rayford buru-buru berlari ke pondok tamu mungil di belakang pondok utama. Ia melewati sumur tua dan membuka kunci pondoknya kembali. Ia mengambil mantel satunya yang tergantung di kapstok dan meraba-raba sakunya. Oh, ketemu! Ia segera menarik kartu, dan—um, tunggu sebentar. Rayford tidak merasa menyimpan dua kartu di sini.
Ia membalik kartu asing yang juga tertinggal di saku mantel itu. Potongan kartunya memang sama, tetapi yang tertera bukanlah nama lengkap dan daftar ukuran tubuhnya, melainkan pesan singkat yang ditulis rapi.
Mampirlah ke Parasian selepas ambil seragam. Aku ingin mengobrol santai.
Saudaramu, Thony.
Bagaimana bisa pesan seperti ini muncul di sakunya? Rayford bahkan tidak bersinggungan dengan siapa pun kemarin, selain berkenalan dengan beberapa pemuda yang tengah mengantri tubuhnya diukur.
Rayford tersenyum kecut. Ah, dasar.
Sang pemuda baru selesai mengambil seragamnya sekitar satu jam kemudian. Ia mengantri cukup lama, dan kembali bertemu dengan seorang pemuda yang baru saja dikenalnya saat pengukuran tubuh kemarin. Namanya Igor Fortire, dan dia juga terdaftar sebagai calon murid cabang medis. Ia memang bukan seorang Guru, tetapi Igor bilang dirinya seringkali terluka karena Energinya sendiri, dan tak mau menghabiskan uang jajan tiap bulan hanya untuk berobat. Pemuda aneh, tetapi Rayford senang berkawan dengannya.
Kemudian, setelah berpisah dengan Igor di sekitar jajaran kedai pelabuhan, Rayford teringat akan pesan Anthoniras. Kelab Parasian pun nampak di ujung wawasan pandangnya.
Seraya membulatkan tekad dan mencoba meyakinkan diri bahwa ia bisa berpindah sekejap mata kalau-kalau sesuatu terjadi, Rayford melangkah menuju Kelab Parasian. Ketika ia menginjakkan kaki ke dalam lobinya yang berkilau, Rayford merasakan efek yang berbeda. Ini karena ia tidak lagi mengenakan liontin protea, sehingga Rayford merasakan tekanan kuat para murid aristokrat yang bersenang-senang di kelab itu. Rayford kemudian mencoba menelusuri jejak Energi Anthoniras, yang rupanya tidak terlalu sulit, karena sang ketua aliansi sengaja meninggalkan jejaknya dengan jelas di mana pun. Rayford hanya perlu mengikuti jejak terbaru. Ia menaiki tangga, menyusuri ruang duduk terbuka yang diisi sofa-sofa beludru, kemudian tiba di depan sebuah pintu ganda khusus. Di antara semua pintu ganda yang tersebar di lantai dua, hanya pintu ini yang disemati panji-panji Cortess.
Rayford mengatupkan bibir. Semoga saja ini ruang para Cortessian secara umum, bukan ruangan si pewaris menjengkelkan itu.
Rayford mengetuk dan pintu seketika dibuka oleh sesosok pengawal. Ia dipersilakan masuk, diizinkan untuk mendengar percakapan yang tengah ditukar oleh Anthoniras dan ... Flarteus. Rayford sontak membeku di dekat pintu, tak mau melangkah lebih jauh lagi saat menyadari Flarteus duduk membelakanginya. Pemuda itu sedang bersandar pada sebuah sofa beludru biru tua, sementara Anthoniras duduk agak jauh di seberangnya, pada kursi yang menghadap papan catur. Anthoniras menyadari keberadaan Rayford, tetapi tak memberikan sapaan apa pun karena Flarteus sedang berbicara.
"Dan, lagi pula," kata Flarteus, "mengapa ayahmu meresmikan mereka?"
Rayford sepertinya tahu siapa yang sedang dibicarakan. Ia refleks memutar bola mata, tetapi tidak repot-repot mengumumkan kehadirannya. Ia hanya melipat tangan.
Anthoniras mengulum senyum, seolah-olah sudah lelah dengan pertanyaan itu. "Andai saja aku tahu, Flar," jawabnya, sembari mengawasi baik-baik ekspresi sang Cortess. "Memangnya apa yang akan kau lakukan? Bahkan Dewan Erfallen tak bisa menghentikan ayahku."
Dewan Erfallen? Kalau tidak salah, Erfallen adalah satu-satunya klan yang tidak muncul saat sidang peresmian Caltine. Entah karena alasan apa, dan Cortessor pun tak menyinggungnya. Sayang, padahal—kalau boleh jujur—Rayford agak penasaran dengan klan Erfallen. Mereka sangat terkenal tanpa perlu melekatkan embel-embel dinasti sama sekali. Mereka disebut-sebut sebagai klan terkuat kedua di dinasti, dan mereka pula yang menguasai pasar ekonomi negeri. Hampir semua furnitur yang ada di rumah-rumah penduduk adalah produksi Erfallen. Hotel-hotel megah Erfaton yang tersebar di berbagai ibukota dunia pun merupakan bagian dari waralaba Erfallen. Klan yang bisa berdiri dengan namanya sendiri, dan anehnya tak muncul di sidang peresmian.
Kalau, andaikan saja, Klan Erfallen menentang keras resminya klan Caltine sampai-sampai tidak hadir, maka Rayford harus berhati-hati betul. Caellan sudah memperingatkannya soal ini. Meski Klan Cortess juga tak setuju, setidaknya mereka masih mau hadir di persidangan.
Rayford celingukan. Tidak ada pewaris Erfallen yang hadir, ya? Ia juga tidak mendengar apa-apa tentang pewaris con Caltine sama sekali—orang yang disebut-sebut sebagai sepupu asli Rayford dan Caellan. Rayford bakal cukup lega kalau mereka berdua memang sedang tidak bersekolah di Elentaire saat ini. Setidaknya Rayford tak perlu diintimidasi oleh empat pewaris sekaligus.
"Persetan dengan Dewan Erfallen!" sentak Flarteus, mengembalikan Rayford ke kenyataan saat ini. "Kau pikir siapa ayahku?"
Anthoniras menghela napas. "Ya, aku tahu, tapi ... ayahku adalah kaisar dinastinya."
Suasana menghening. Itu adalah kesempatan yang tepat untuk Anthoniras mengalihkan topik sebelum Flarteus menjawabnya lagi. Ia beranjak dari kursi dan mengisyaratkan Rayford agar mendekat. "Jangan mematung di situ saja, Ray. Mari duduk."
Rayford sebisa mungkin duduk paling jauh dari Flarteus, dan pemuda itu nampaknya tak terlalu peduli. Anthoniras berhasil mengakhiri perdebatan mereka dan Flarteus jelas-jelas tak menyukainya.
Anthoniras memilih duduk di sofa panjang yang sama dengan Rayford. Ia tersenyum lebar. "Kau sudah dapat seragammu, eh? Bagus. Kalau begitu apa kau sudah mendapatkan semuanya? Buku-buku?"
Rayford mengangguk. "Aku sudah mengambil buku-buku di perpustakaan kemarin." Dan, perpustakaan yang sangat besar. Rayford merasa seperti memasuki kota buku.
"Bagus." Anthoniras terdengar seperti Caellan barusan. "Kalau begitu kukira satu-satunya yang tersisa adalah memilih komunitas yang cocok untukmu, tetapi kupikir itu bisa kau lakukan kelak di tahun kedua dan ketiga. Ray, aku ingin kau bergabung seutuhnya dengan Aliansi Lima."
"Uh, tidak."
Senyum Anthoniras menghilang, dan tatapan Flarteus terarah kepadanya. "Apa?"
"Tidak, aku tidak mau." Rayford tidak gentar. Ia menggeleng sebagai penegasan. "Aku sudah tahu kalau aliansi ini secara otomatis mewadahi semua anggota dinasti, jadi aku tidak akan berperan lebih dari itu. Dan—dan aku juga tidak akan melakukan apa-apa yang kalian perintahkan."
"Kita tidak—aduh, Rayford. Mari kita lupakan apa yang terjadi kemarin, ya? Suasana hati Flar sangat jelek saat itu. Sungguh, maafkan kami."
Rayford mengangkat alis. "Ya, um, kalian mengulur-ulur nyawaku seperti bukan hal besar. Maaf, tentu saja aku memaafkan kalian, tapi—maaf, aku tidak bisa menerima lebih dari ini."
Flarteus akhirnya berbicara lagi. Kejengkelannya berlipat ganda. "Bukankah kau seorang Guru Muda, Rayford? Apakah mereka tidak mengajarkanmu tentang penyesalan?"
Woah. "Ya, tentu saja." Rayford terhenyak, tidak memercayai dengan apa yang didengarnya, sampai-sampai dadanya terasa sesak dan kepalanya memanas. Mulutnya membalas tanpa pikir panjang lagi. "Tetapi kau bukan tuhanku. Aku tidak punya dosa yang perlu kusesali kepadamu."
"Apa?" Flarteus beranjak, matanya melotot.
"Apakah aku kurang keras? Aku tidak menyesali apa pun," Rayford mengulang, dan terlihat dari ujung matanya bahwa Anthoniras sedang mengusap wajah dengan lelah.
"Begitu?" Flarteus mendekat. Kedua tangannya tersimpan di saku celana, dan caranya memandang rendah kepada Rayford mendorong pemuda itu agar ikut berdiri. Sesuai dengan usia mereka berdua, tinggi yang sejajar pun membuat Rayford mampu menekan intimidasi Flarteus.
Sang pewaris Cortess menyeringai remeh. Matanya mengerling penuh cemoohan kepada pakaian Rayford, yang hanya berupa kemeja sederhana di balik sweter murahan dan mantel selutut yang warnanya pudar.
"Tunggu hingga hari di mana aku akan menjadi Cortessor selanjutnya, Rayford." Desisnya. "Akan kuberikan kehormatan kepada para Caltine untuk menjadi yang pertama menyicip kemenanganku."
Rayford mengangkat dagunya. "Tentu," katanya. "Mari kita lihat apa yang terjadi kelak."
--- tbc ---
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro