Part 3
Nama saja tidak cukup bagi Anthony, dia lalu mencari informasi lebih banyak lagi tentang Veanye. Ternyata umurnya tidak jauh berbeda dari Renata. Veanye adalah seorang mahasiswa jurusan sastra yang suka membantu orang-orang yang kurang mampu. Mulia sekali batin Anthony.
Entah apa yang ada di pikiran Anthony, sekarang dia sedang bersandar di depan mobilnya menunggu Veanye keluar dari kampusnya. Anthony ingin menjemputnya.
Sial dia tidak bisa berpikir jernih sekarang. Pengaruh Veanye sungguh membuat Anthony gila.
Akhirnya gadis yang di tunggu-tunggu keluar. Dia berjalan menuju gerbang tapi tunggu ada seorang laki-laki yang sedang berjalan bersamanya dan mereka terlihat begitu akrab.
Anthony sedikit tidak suka bukan sedikit tapi benar-benar tidak menyukai gadisnya berjalan dengan laki-laki lain.
Gadisnya?
Karena Anthony sudah mengklaim gadis itu adalah miliknya. Bagaimana pun caranya dia harus bisa mendapatkan gadis itu.
Gadis itu terlihat tersenyum bahagia bersama laki-laki itu, Anthony berpikir kalau umur mereka tak jauh beda. Mungkin teman satu kampusnya.
****
Tubuh Veanye tiba-tiba menegang, aura kebencian muncul ketika dia melihat laki-laki yang tidak diinginkannya sedang bersandar pada mobilnya. Untuk apa laki-laki itu datang ke sini?
Veanye memutus kontak mata dan membuang muka ketika melewati Anthony. Tapi tiba-tiba tangannya di cekal.
" Tunggu. " suara itu dari laki-laki itu, laki-laki yang sangat dibencinya, Anthony.
" Lepaskan aku." perintah Veanye tajam.
" Aku tidak akan melepaskanmu, aku akan mengantarkanmu pulang. " katanya.
Veanye menyipitkan matanya, kemudian berdecak sebal.
" Maaf apa kita pernah kenal atau bertemu sebelumnya? " tanya Veanye telak seketika itu membuat cekalan Anthony lepas.
Anthony tak percaya gadis itu pura-pura tidak mengenalnya. Dirinya seperti orang bodoh sekarang.
Veanye menatap tajam Anthony, matanya seperti belati tajam yang langsung menghunus ke dalam jantungnya, membuatnya mati seketika.
" Sam, ayo kita pergi. " ajak Veanye pada laki-laki yang sedari tadi menyaksikan adegan antara dirinya dan Anthony.
Gadis itu membalikkan tubuhnya dan berjalan menjauh meninggalkan Anthony yang masih mematung.
Kenapa gadis itu begitu sangat membencinya? Apakah dirinya tidak pantas mendapatkan kesempatan untuk meminta maaf?
Anthony berpikir keras, dia tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkan Veanye.
****
Sejak kejadian di kampus waktu itu Anthony tidak menyerah bahkan semakin gencar mengikuti kemana saja Veanye pergi.
Dan dia disini sekarang, di depan toko bunga sedang memandang Veanye yang sibuk dengan macam-macam bunganya.
Veanye menghembuskan napasnya, dia merasa jengah karena terus menerus di tatap oleh Anthony. Kenapa laki-laki ini tidak menyerah dengan sikap dingin dan acuh tak acuh yang di berikan oleh Veanye.
" Pergilah. " akhirnya Veanye mengusirnya.
Ini adalah pertama kalinya Veanye mengusirnya, sebelumnya dia akan mendiamkan Anthony dan kemudian pergi meninggalkannya.
" Aku tidak akan pergi sebelum kau memaafkanku. " kata Anthony yang masih tidak beranjak dari tempat duduknya sekarang.
Veanye menatapnya tajam, " Apa yang sebenarnya kau inginkan? " tanyanya kemudian.
" Aku hanya ingin minta maaf dan menjadi temanmu. " jawab Anthony santai.
" Teman? Cih...sampai kapan pun aku tidak sudi berteman dengan laki-laki brengsek sepertimu, mengerti! " ucap Veanye tegas.
Anthony terkekeh, " Benarkah, jangan sombong Nona, mungkin nanti kau yang akan memohon padaku agar aku mau menjadi temanmu. "
" Cih... Itu hanya akan terjadi dalam mimpimu. " ucap Veanye kemudian pergi meninggalkannya.
Pembicaraan yang konyol pikirnya. Sejak laki-laki itu datang hidupnya tidak setenang dulu.
Argghh.. Kenapa dia harus bertemu dengan laki-laki yang brengsek dan juga menyebalkan seperti dia.
****
Sudah seminggu Anthony tidak mengikutinya dan tidak datang ke toko bunga. Veanye merasa hidupnya lebih tenang. Dia berharap laki-laki itu tidak akan datang lagi menemuinya.
Akhirnya laki-laki itu menyerah juga dan tidak mengganggunya lagi.
" Apa yang sedang kau pikirkan? " sebuah suara menyadarkannya dari pikirannya sendiri.
" Tidak ada. " jawab Veanye sambil menyunggingkan senyum manisnya.
" Pasti gara-gara laki-laki itu sudah tidak datang menemuimu. " tebak laki-laki yang sekarang sudah duduk disampingnya.
Veanye menghembuskan napasnya dan tersenyum manis. " Kau benar Sam."
Laki-laki yang di panggil Sam itu hanya menjawab dengan anggukan. Sam adalah sahabatnya sejak dia masuk kuliah. Dia laki-laki yang baik dan bukan anak orang kaya, jadi Veanye merasa nyaman berteman dengannya.
" Sebenarnya siapa laki-laki itu? " akhirnya pertanyaan itu terucap dari mulut Sam. Sebenarnya dia sudah sejak lama dia ingin menanyakannya tapi dia takut akan membuat Veanye marah.
" Hanya laki-laki brengsek dan bajingan. " jawab Veanye malas.
Sam mengernyitkan dahinya. Dia berpikir bagaimana bisa Veanye mengenal laki-laki seperti itu.
" Dimana kau mengenalnya?" tanyanya lagi.
Veanye menghembuskan napasnya. " Di sebuah pesta pernikahan. "
Sam menyipitkan matanya, dia sangat mengenal Veanye, gadis itu membenci apa pun tentang pesta.
" Pesta? " tanyanya sedikit terkejut.
" Ya, pesta pernikahan Renata. " jawabnya.
Sam tahu siapa Renata, Veanye pernah bercerita bahwa ada seorang gadis yang sedang hamil bekerja di toko bunga milik ibunya. Ibunya merasa kasihan karena gadis itu hamil dan laki-laki itu tidak mau bertanggung jawab.
" Gadis hamil yang bekerja pada ibumu itu kan?"
" Benar, laki-laki itu mau bertanggung jawab dan menikahinya. " ucapnya pada Sam.
Sebenarnya Veanye tidak tahu pasti cerita mengenai Renata. Yang dia tahu Renata hamil di luar nikah dan dia mengambil kesimpulan sendiri bahwa laki-laki itu tidak mau bertanggung jawab.
" Lalu bagaimana bisa laki-laki itu setiap hari membuntutimu? " rasa penasaran Sam sangat besar sehingga dia terus menerus bertanya.
" Entahlah, bisakah kita tidak membahas laki-laki itu, hidupku sudah mulai tenang tanpa dia yang selalu membuntutiku." ucap Veanye malas.
" Baiklah, sekarang kau mau kemana? " tanya Sam mengalihkan pembicaraan.
" Aku lapar, ayo kita makan siang. " ajak Veanye.
" Baiklah. "
Sam tahu Veanye sedang menyembunyikan sesuatu. Tetapi dia tidak akan memaksanya untuk bercerita. Dia akan menjaga Veanye dengan caranya sendiri.
****
Dev menatap seorang laki-laki yang sedang terbaring tak berdaya di sebuah ranjang rumah sakit. Ada perban yang melingkar di kepala dan juga tangannya. Ada perasaan khawatir pada sahabatnya ini.
" Pulanglah, kasihan Renata dan Vae, mereka lebih membutuhkanmu daripada diriku yang menyedihkan ini." ucap Anthony pada sahabatnya Dev.
Dev berdecak sebal. " Ini semua karena permintaan Renata yang menyuruhku untuk menemanimu disini. "
" Terimakasih Dev, " ucap Anthony tulus.
" Tidak perlu berterima kasih ini semua aku lakukan untuk Renata. " ujar Dev lagi.
Anthony tersenyum dia tahu bahwa sahabatnya ini mengkhawatirkan dirinya.
Hanya saja Dev selalu bisa menyembunyikan perasaannya.
Seminggu yang lalu dia mengalami kecelakaan mobil setelah pulang dari toko bunga milik Bibi Jessy. Dan menurut cerita dari Renata dan Dev, dirinya tidak sadarkan diri selama dua hari dan itu membuat mereka khawatir.
Entah bagaimana Anthony juga tidak terlalu ingat, yang dia ingat tiba-tiba ada sebuah truk yang menabrak mobilnya hingga terbalik. Dan setelah itu dia tidak ingat apa-apa lagi.
Anthony menatap sahabatnya yang masih duduk di sofa sambil membaca koran tetapi dia tahu bahwa Dev sedang mencemaskannya. Setelah dia sadar Dev sering menungguinya sampai tengah malam lalu beranjak pulang. Sedangkan Renata akan datang pada siang hari itu pun hanya sebentar karena dia khawatir jika meninggalkan Vae sendiri di rumah walaupun banyak pelayan.
" Pulanglah." perintah Anthony sekali lagi.
Tidak ada respon dari Dev, dia masih sibuk dengan korannya.
" Aku sudah tidak apa-apa, disini ada banyak dokter dan perawat kau tak perlu khawatir. " lanjutnya.
Dev menghembuskan napasnya kasar.
" Baiklah aku akan pulang, besok aku akan kembali. " ucapnya yang sudah berdiri dan melangkah meninggalkan Anthony kemudian menghilang di balik pintu.
Anthony merasa ada yang aneh dengan kecelakaan yang dialaminya. Tetapi dia segera mengenyahkan pikiran buruknya itu dan kemudian dia ingat pada gadisnya. Sudah seminggu dirinya tidak bertemu dengan Veanye. Anthony merindukan gadisnya.
***
Hay readers,
Maaf ya kalau update nya lama, karena saya sedang sibuk.
Happy reading.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro