Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

• Sembilan Belas •

Louis's Mansion, Seattle.

10:00 am.

Setelah mendapat izin dari pemilik Mansion, Noel langsung menghubungi Smith dan memintanya untuk datang sesegera mungkin ke rumah besar itu. Bagaimanapun juga, ia tak dapat menghadapi kasus ini sendirian. Di sanalah peran penting Smith sebagai rekan yang sebenarnya.

Bermodalkan kecepatan tinggi dari mobil patroli milik kepolisian, Smith berhasil sampai hanya dalam waktu kurang dari dua puluh menit. Ia langsung disambut Wayne dan diantar masuk menemui Matthew juga Noel yang sudah sejak tadi menunggunya.

Bersama Matthew, Noel dan Smith pun diajak memasuki ruangan khusus yang di dalamnya terdapat sebuah monitor berukuran besar. Monitor pengawas cctv tersebut menempel pada dinding, sehingga siapapun bisa langsung melihatnya dengan jelas. Sedangkan di bawahnya terdapat satu meja panjang dengan komputer dan telpon rumah. Ruangan khusus ini tampak seperti ruangan-ruangan intelijen yang biasanya mereka tonton di drama aksi. Layar monitor sendiri menampilkan delapan bagian gambar dimana titik kamera pengawas dipasang saat ini.

"Aku harus mulai darimana?" Smith berjalan lebih dahulu dan duduk di depan meja. Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar dan berdecak kagum. Benar-benar keren, Smith merasa sedang berada di dalam sebuah drama detektif yang menegangkan dan penuh adrenalin hanya dengan menatap isi ruangan itu.

"Kita akan mulai mencari saat malam pesta itu berlangsung," kata Noel tegas.

Namun Matthew menyela, "Tapi saat itu, kamera-kamera ini sedang diperbaiki. Aku tidak yakin apakah kita bisa menemukan sesuatu." Ia melihat Noel lalu ke Smith bergantian. "Hari itu, semua kamera tiba-tiba rusak kecuali yang ada di luar."

"Baiklah, aku akan memeriksanya," kata Smith. Pria keturunan asli Amerika itu pun mulai mengetikkan angka dan huruf yang ada di keyboard komputer sehingga monitor mulai menampilkan pergerakan cepat ke hari-hari sebelumnya. Tautan angka yang dimasukkan oleh Smith adalah hari dimana pesta keluarga berlangsung, atau tepatnya, beberapa jam sebelum insiden kecelakaan terjadi. "Mr. Harrison benar, seluruh kameranya mati. Lihat! Hanya satu yang di ujunglah yang menyala."

Noel kemudian mencondongkan wajahnya pada monitor. "Smith, bisakah kau memperbesar gambarnya?"

"Tentu."

Layar monitor yang sebelumnya menampilkan delapan bagian, kini menjadi berfokus pada satu kamera saja. Smith memperbesar gambar tersebut sehingga pergerakan di layar monitor itu terlihat detil.

"Smith, percepat videonya," pinta Noel tak sabar. "Berhenti di waktu salah satu mobil mulai keluar."

"Baiklah," ucap Smith patuh. Ia pun menggerakan jari-jarinya di atas papan ketik agar rekaman cctv itu segera bergerak lebih maju ke beberapa menit setelahnya.

Sampai tiba-tiba Noel berseru, "Tunggu!" dan Smith pun menghentikan gerakannya. Detektif dengan kumis dan brewok tipis yang memenuhi seluruh dagunya itu pun kembali mencondongkan tubuh dan menyipitkan matanya sebelum menunjuk seseorang yang muncul dimonitor. "Siapa wanita ini?"

Matthew pun menjawab, "Dia adalah Maggie. Jika aku tidak salah, dia adalah sekertaris baru di kantor anakku." Ia mengedikan bahunya cepat. "Kami hanya bertemu sekali dalam rapat kerja dan aku tidak terlalu mengenalnya."

"Apa dia memang diundang?" tanya Smith.

"Ya, tentu, kurasa Louis yang mengundangnya."

Smith pun memencet salah satu tombol di papan ketik hingga video tampak membesar secara otomatis. "Ia tampaknya sedang menunggu seseorang," tuturnya. "Wanita ini terus memeriksa jam di tangannya dan melihat keadaan sekitar. Apa dia sedang terburu-buru?"

Matthew kemudian duduk di sebelah Smith dan berkata, "Wanita ini berpamitan di tengah-tengah acara dengan alasan merasa tidak enak badan." Lalu wajahnya yang sayu dan dipenuhi kerutan halus pun mendongak menatap Noel. "Aku tidak terlalu menggubrisnya karena sibuk dengan para kolegaku."

"Tunggu, lihat!" pekik Noel. "Toyota Camry putih!"

Pandangan Smith ataupun Matthew langsung beralih pada monitor di hadapannya. "Itu mobil Louis," kata Smith. "Tapi kita tidak dapat memastikan karena kameranya terlalu jauh dan letak plat nomor yang tidak tersorot lampu."

"Aku akan mencatat waktunya," tukas Smith antusias. Ia lalu memindahkan pergerakan video maju dan mundur untuk memastikan. "Tampaknya waktunya hampir berdekatan dengan Louis yang meninggalkan pesta. Bagaimana jika kita memeriksa Maggie?"

Noel memotong, "Mobil itu bisa saja milik orang lain."

"Ya, kurasa bukan hanya Louis yang menggunakan mobil itu di kota ini," kata Matthew menambahkan. "Tapi jika kau bersikukuh, aku akan menghubunginya dan memintanya datang."

"Ide itu tidak terlalu buruk," ujar Noel. "Bisakah kau menghubunginya sekarang, Mr. Harrison? Kami sangat berharap padamu."

"Tentu."

Maggie adalah sekertaris baru yang dipekerjakan Louis beberapa minggu lalu. Wanita berambut cokelat dengan mata birunya yang menggoda ini kini duduk bersama Matthew, Noel dan Smith di ruang tamu.

"A--aku tidak mengerti kenapa ada detektif di sini," ucapnya gugup. "Apa aku melakukan kesalahan?"

Noel berdeham. "Kau tahu bahwa atasanmu tewas dalam kecelakaan tunggal di mulut terowongan Metro, bukan?" Wajah dan intonasi suaranya yang dingin berhasil mengintimidasi wanita itu sekarang. "Bisakah kau ceritakan pada kami, kapan terakhir kali kau melihat korban?"

"I--itu, aku kurang ingat." Maggie menundukkan kepalanya dan menggaruk tengkuk lehernya yang sama sekali tidak gatal. "Sepertinya kami bertemu di pesta keluarga karena ia mengundangku malam itu. Tapi kami tak banyak bicara karena aku merasa tidak enak badan dan memutuskan pulang lebih awal."

"Siapa yang kau tunggu malam itu?" tanya Noel tanpa basa basi.

Hingga Maggie mendongak kaget. "Menunggu apa--siapa? Aku tidak menunggu siapa-siapa," katanya seraya menggeleng dengan cepat. "Aku tidak--"

"Jika kau bersikap tidak kooperatif, kami akan menahanmu karena membantu tindak kriminal yang mengakibatkan satu orang meninggal," ancam Noel.

"Kumohon jangan." Maggie tiba-tiba bersimpuh di lantai dan menunduk. Ia terisak sembari mengungkapkan semuanya. "A--aku sedang hamil."

"Jangan katakan bahwa--"

"Ya, aku mengandung anak Louis." Maggie dengan berani menyela ucapan Matthew dan menatap ketiga pria itu bergantian. "Aku tidak datang ke pesta untuk menyelamatinya, aku datang untuk meminta pertanggungjawaban." Noel dan Smith kembali bertukar pandang. "Aku terus mengiriminya pesan karena meski kita bertemu dalam acara yang sama, dia memperlakukanku dengan dingin."

"Lalu, apa yang terjadi setelahnya?" tanya Smith penasaran.

"Dia membalas pesanku dan bilang bahwa akan mengantarku pulang, jadi aku berpamitan pada orang-orang yang kukenal dan segera menunggunya di luar."

Noel kemudian menyela, "Apa kau tahu malam itu korban dan ayahnya bertengkar hebat?"

Maggie melihat Matthew dan menggeleng pelan. "Aku tidak melihat mereka bertengkar karena sudah meninggalkan acaranya lebih dulu, Detektif." Ia kembali menunduk. "Kumohon maafkan aku, Tuan."

"Apa Louis sungguh mengantarmu pulang?" tanya Noel.

Kemudian Maggie lagi-lagi harus mendongak agar bisa menatap wajah Noel dengan jelas. "Tidak. Dia justru memperlakukanku seperti sampah," ungkapnya. "Dia menurunkan aku di tengah jalan dan melemparku dengan beberapa lembar uang. Aku kembali dengan taksi dan hendak melaporkan kelakuan buruknya itu ke Nona Morran, tapi saat aku menyalakan televisi ... kecelakaan itu membuatku ketakutan setengah mati,

aku merasa akan dituduh sebagai pembunuhnya karena mungkin akulah orang terakhir yang berbicara dengannya." Maggie kembali menangis. "Tapi aku sungguh tidak melakukan apapun padanya. Meski aku membencinya, meski kesempatan untuk membunuh itu ada ... aku sungguh tidak berniat melakukannya."

Matthew tiba-tiba berdiri dan berdeham. "Bangunlah. Sebaiknya kau pulang dan memeriksakan kandunganmu," katanya. "Aku akan mengganti semua kerugian yang dilakukan anakku padamu. Juga ... Maafkan Louis karena telah memperlakukanmu dengan hina."

"Ba--baik, Tuan." []

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro