• PROLOG •
"Saya, Louis Harrison, memilihmu menjadi istri untuk saling memiliki dan menjaga.
Dari sekarang sampai selama-lamanya.
Pada waktu susah maupun senang,
pada waktu kelimpahan maupun kekurangan,
pada waktu sehat maupun sakit,
untuk saling mengasihi dan menghargai,
sampai maut memisahkan kita.
Sesuai dengan hukum Tuhan yang suci
dan inilah janji setiaku yang tulus.”
"Alexandra, AWAS!"
Tubuh wanita itu terpelanting jatuh menjauhi altar pernikahan mereka yang suci. Ia menggelinding melewati beberapa anak tangga di bawah altar dan berakhir pada lantai berbahan kayu yang dikelilingi lilin-lilin kecil menyala. Ia meringis menahan sakit pada tubuhnya sebelum mendongak perlahan dan menemukan kekasihnya, Louis, sudah tergeletak bersimbah darah di atas sana.
"Louis!"
Alexandra's Mansion, Seattle.
05:00 am.
Wanita muda berusia 25 tahun itu langsung terbangun dari mimpinya yang mengerikan. Wajahnya yang mulus dan seputih porselen kini dipenuhi peluh dan pucat. Ia terisak tatkala mengingat wajah kekasihnya, Louis Harrison, yang tewas di hadapannya sekali lagi.
"Alexandra!"
Seorang pria bertubuh kurus dengan pakaian serba merah muda tiba-tiba masuk ke dalam kamar Alexandra tanpa mengetuk pintu dan berseru, "Apa yang kau lakukan di sini? Kau harus menyalakan televisi sekarang juga!"
Alexandra bergeming, nyawanya belum sepenuhnya berkumpul. Sesekali ia mengatur napasnya yang masih terasa berat dan menyeka kedua pipinya yang basah. "Apa yang terjadi? Kenapa kau sangat panik, Charlie?" Suaranya masih sedikit bergetar dan tidak stabil.
Pria itu adalah Charlie, manajer Alexandra. Ia kemudian menggelengkan kepala dan berdecak kesal sebelum akhirnya buru-buru meraih remote televisi dari atas nakas dengan tak sabar. Segera ditekannya tombol hijau di sudut kiri benda kecil itu hingga layar televisi di hadapan mereka menyala dan menampakkan sebuah siaran berita dari satu saluran televisi swasta secara langsung.
Sang reporter wanita berpakaian abu-abu yang tampak berdiri di antara wartawan lain dan polisi, kini berusaha menyampaikan informasi di depan layar. Sembari terengah-engah, ia berkata,
"Saat ini saya sudah berada di lokasi kecelakaan yang baru saja terjadi dan dapat kita lihat secara langsung di sini, kondisi mobil korban yang mengalami kerusakan berat," kata reporter wanita itu sembari berjalan di sisi sebuah Toyota Camry putih milik seseorang yang menjadi korban sebuah kecelakaan. "Dan dalam insiden ini, polisi menyatakan bahwa korban yang diduga merupakan Louis Harrison, CEO dari sebuah perusahaan berlian terkenal di kota Seattle telah meninggal di tempat."
Alexandra menatap layar penuh warna di hadapannya tidak percaya. Ia kemudian melempar pandangan syok itu pada sang manajer. "Charlie? Ada apa ini? Kecelakaan apa!"
Charlie pun menarik napasnya dalam-dalam sebelum menghampiri Alexandra yang belum beranjak dari ranjangnya. Ia menatap Alexandra prihatin dan berkata, "Maaf Alexandra, tapi Louis kini telah tiada." Ia lalu duduk di samping wanita itu dan membelai pipinya yang lagi-lagi dialiri air mata.
"Alexandra, bisakah ... kau menerimanya? []
****
Halo semuanya,
Gimana menurut kalian bab PROLOG ini?
Dalam rangka mengikuti #ODOCChallenge ini, Another You akan di update secara rutin setiap hari.
Jangan lupa tinggalkan votes dan komentar kalian ya.
Terima kasih gengs.
Salam,
Kembarannya Kim so hyun ehehehe.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro